Thursday, April 30, 2020

Parut Kelapa, Kelapa Parut


Terinspirasi obrolan di WAG tentang kelapa parut. Sampai sekarang saya masih suka marut kelapa sendiri. Walau kadang beli yang sudah diparut.

Wednesday, April 29, 2020

5 Langkah Memetakan Potensi Unggul Anak Ala Ayah Edy



5 langkah Menemukan Potensi Unggul Anak:



Siapa sih orang tua yang tidak ingin mengetahui potensi anaknya? Rasanya semua orang tua menginginkannya.  Ada banyak cara digunakan untuk mengetahui potensi anak, salah satunya adalah berdasarkan pendapat Ayah Edy, yang dituangkan dalam buku yang berjudul ‘’Rahasia Ayah Edy, Memetakan Potensi Unggul Anak.’’

Monday, April 27, 2020

Aliran Rasa Kelas Kepompong


Bismillah..Alhamdulillah

Saya bersyukur atas apapun yang saya capai selama berlatih di kelas kepompong. Saya menghargai setiap upaya yang saya lakukan untuk konsisten berlatih menulis, juga berpuasa manajemen gadget dan emosi.

Saturday, April 25, 2020

8 Manfaat Daun Mint Bagi Kesehatan

Berbagai sayuran hijau ditata rapi, dirak-rak. Sudah lama sekali aku tidak kesini. Ini pun tak sengaja mampir karena perlu ke rumah sakit, kebetulan dekat dengan supermarket ini.

Wednesday, April 22, 2020

Garang Asem Tanpa Daun

Hai Bunda apakabar?
Kembali saya mau menulis tentang menu masakan. Menu ini salah satu favorit keluarga, sewaktu di Lampung. Maka saya sering membuatnya, karena disana waktu itu tidak warung makan yang menjualnya. Kalau pengen ya kudu bikin sendiri.


Ketika tinggal di Jawa jadi jarang bikin, beli juga jarang. Malah sering masak menu Sumatera. Yah ..begitulah, kalau pas di Jawa kangen masakan Sumatera, begitupula sebaliknya. 

Baiklah, kembali ke niat awal mau cerita tentang satu resep masakan. Kali ini saya masak menu masakan Jawa yaitu Garang Asem. Kebetulan waktu ke pasar beli sayuran, Ibu sayur sedia belimbing wuluh. Jadi teringat garang asem. Ndilalah Paksuami dan anak lanang lagi kepengen garang asem. Cocok...!

Bahan-bahan dan bumbu sudah tersedia. Ayam, kelapa, dll. Kelapa sengaja saya beli yang belum diparut. Dirumah ada parut, nanti saya parut sendiri. Sejak kecil sudah biasa marut kelapa, alhamdulillah sampai sekarang masih bisa. Kata Emak itu keterampilan yang harus dilatih sejak kecil. Karena kalau tidak terbiasa, jari tangan bisa luka kena tajamnya parutan..hehe.

Kan banyak gilingan kelapa? Betul, tapi kadang ingin marut sendiri. Ya sudahlah tidak usah dipermasalahkan. Mau beli yang sudah diparut, atau marut sendiri...its oke lah, terserah saja. Ntar jadi ramee seperti lahiran normal atau sesar, gak habis-habis dibahas. 
***
Resep Garang Asem

Bahan 
Ayam 1 kg 
Santan 1/2 butir kelapa

Bumbu halus
Bawang merah 11
Bawang putih 5
Kemiri 3
Garam

Bumbu Pelengkap
Jahe geprek
Lengkuas geprek
Sereh geprek
Cabe rawit
Daun salam
Tomat hijau dan merah
Asam jawa (rendam air, saring)
Belimbing wuluh
Penyedap (optional)

Cara Masak:

1. Ayam dipotong ukuran kecil, cuci bersih, rebus sebentar..tiriskan
2. Tumis bumbu halus, masukan ayam, daun salam, laos dan jahe...lalu beri air secukupnya masak sampai empuk dan bumbu meresap
3. Masukan santan kental, kecilkan api agar santan tidak pecah. Masukan cabe, tomat, air asam, belimbing wuluh
4. Masak sebentar, koreksi rasa
5. Dinginkan, bungkus dengan daun pisang (alasi dengan plasti)
5.kukus kurleb 30 menit
6. Garang asem siap disajikan

💐💐💐
Note. Garang asem tidak saya bungkus daun, setelah matang sajikan pakai mangkok.🙏

Demikian bunda...cerita dan resep garang asem. Semoga ada manfaatnya. Terimakasih

#resepmasakan






Saturday, April 18, 2020

Sambal yang Dulu dengan Sekarang

Menulis sesuatu yang pernah dialami biasanya lebih mudah. Nah, mumpung ingat sambal maka saya akan menulis tentangnya.

"Apa sih menariknya sambal?" Banyaaak....

Baiklah saya tidak akan membahas tentang bahan sambal atau resep membuat sambal. Namun, akan membahas perubahan sambal hasil karya tangan kasar ini..hehe. Biasa ngulek sambal, jadinya kasar..

Intinya saya jadi membandingkan sambal buatan saya sendiri dari waktu ke waktu. Menurut pengamatan saya semakin kesini, sambal buatan saya semakin berbeda, terutama tingkat kehalusannya.

Awal Mula Belajar Mengulek Sambal

Semasa kuliah S1 saya kost bersama adik. Pemilik kost adalah pasangan syami istri yang telah berputra tiga. Bapak kost sukunya Palembang, sedangkan ibu kost suku Lampung.

Ibu kost adalah sosok ibu rumah tangga yang luar biasa. Beliau sangat cekatan dalam manajemen keuangan, pekerjaan rumah tangga, dan memasak. 

Setiap pagi anak dan suami harus sarapan nasi lengkap dengan lauk, menu 4 sehat lima sempurna. Nasi selalu baru, meskipun ada magicom tapi tetap memasak nasi dengan cara diaron kemudian dikukus.

Prinsipnya tidak boleh sarapan mie instan atau roti, harus nasi beserta lauk. Supaya tidak sakit maagh, katanya. Memang terbukti anak-anaknya sehat, dan berprestasi semua disekolah. Mungkin pengaruh makanan bergizi yang dikonsumsi setiap harinya.

Beliau tidak punya anak perempuan, maka kadang-kadang minta tolong anak kost untuk membantunya di dapur. Anak kost jaman doeloe masih mau bantu-bantu ibu kost. Entah kalau anak kost jaman sekarang.

Termasuk saya yang pernah dimintai tolong. Waktu itu saya dimintai tolong ngulek cabe, untuk sambal. Nah, dsri ibu kost inilah saya belajar ngulek sambal sampai halus. Tak satu pun ditemukan biji cabe. Benar-benar halus seperti di blender. Luar biasa lho..ngulek cabe bisa sehalus itu.

Kalau dirumah orang tua, ngulek bumbu itu ya semua bahan diulek sekaligus. Maka hasilnya tidak halus, dan memang standarnya tidak harus halus. Hanya pecah-pecah dan sedikit lebih haluslah.

Ini hal baru bagi Saya tentang sambal yang halus begini. Mungkin karena sebelumnya lingkungan tempat tinggal saya orang-orang Jawa. Meskipun kami juga di Sumatera. Jadi terasa asing dengan standar masakan orang Sumatera. Setelah pindah ke kota, baru benar-benar paham seluk beluk masakan ala Sumatera.

Jadi ingat cerita Bu Guru SMA saya,  beliau kebetulan bersuamikan orang Sumatera. Sedangkan beliau bersuku Jawa. Kata beliau perempuan Lampunh harus bisa membuat sambal yang halus. Untung mertua beliau maklum tidak menuntut beliau mengikuti standar keluarga mertua. "Sambele wong jowo ki bisa untuk nambal jarik suwek," kami sekelas tertawa mendengar cerita bu Guru. 
Maksud beliau itu sambalnya orang Jawa itu tidak halus.

Didukung cerita teman satu kost saya yang orang Lampung Utara. Memang perempuan Lampung harus pandai bikin sambal. Bisa dimarah suami kalau makan tidak ada sambal. Sambalnya pun harus halus.

Dasarnya saya senang belajar hal baru. Saya seneng-seneng saja, dapat ilmu menggiling (baca: ngulek) cabe yang halus.

Caranya cabe dipotong², lalu diulek sedikit demi sedikit sampai halus daj tidak ada biji yang utuh. Lakukan semua sampai selesai. Sisihkan cabe yang telah halus dipiring atau mangkok. Lalu haluskan bahan lain, seperti bawang merah, dan bawang putih. Lakukan seperti proses mengulek cabe. Setelah semua bahan diulek halus, baru dijadikan satu. Apakah sudah selesai? Belum! Cek lagi apakah masih ada bahan yang masih kasar. Kalau iya..maka ulek lagi sampai semua halus. Begitu yang saya pelajari jaman dahulu.

Maka tidak heran kalau soal mengulek sambal, saya lebih suka ngulek sendiri meskipun punya asisten. Saya benar-benar menikmati ngulek sambal sampai halus. Termasuk ngulek bumbu untuk bumbu masak apapun.

Karena halus itulah saya pernah dikatai oleh seseorang, katanya saya kalau bikin bumbu masak pakai diblender. Weh..ngenyek tenan batin saya. " Sorry ya..!" 

Beberapa Tahun Kemudian...

Setelah hijrah ke Jawa Tengah, saya menemukan perbedaan yang signifikan. Karena sudah tau ya maklum saja.

Tahun pertama  kuliah saya hampir tidak turun ke dapur. Alhamdulillah punya asisten yang sregep,dan cekatan memasak. Masakannya enak, meskipun ulekan sambalnya tidak sehalus standar saya.

Sayangnya takdir berkata lain. Dia harus pulang kampung karena adik kandung yang biasa menjaga anaknya meninggal. Sehingga tidak bisa bekerja lagi. Sangat kehilangan.

Artikel terkait MasakanResep Nugget Ayam

Beberapa waktu kemudian punya asisten lagi. Masih sama hasil ulekan sambalnya tidak halus. Kebetulan saya sudah tidak ada kuliah teori dikelas, maka punya lebih banyak waktu belajar di rumah. Jiwa memasak saya kambuh. Untuk sambal saya suka mengulek sendiri, lainnya dikerjakan Bude. Kebetulan kamo sangat akrab...jadi biasanya masak bareng. Sambil ngobrol...ngalor ngidul.

Di masa ini saya yang lebih sering masak. Biasanya pagi sebelum pergi bekerja, atau kekampus, saya sempatkan masak dulu. Bude bagian beberes.

***
Sayang sungguh sayang harus kehilangan lagi. Bude harus pulang kampung karena ibunya meninggal dan harus merawat bapaknya. Sediiih...kehilangan teman ngobrol didapur. Uhuks...

Akhirnya tidak cari asisten lagi karena anak-anak sudah besar, kuliah sudah hampir selesai. Hobi ngulek sambal halus makin tersalurkan.
***
Perubahan tingkat kehalusan sambal begitu terasa sejak ada wabah Corona. Setiap hari di rumah, memasak, beberes rumah, dan lain-lain. Meskipun dibantu oleh anak-anak dan suami, namun kelelahan benar-benar saya rasakan. 

Alhasil itu berpengaruh sekali dengan hasil sambal yang saya buat. Saya tidak mampu lagi ngulek cabe sehalus dulu. Dari hari ke hari hasil ulekan saya makin lebar saja kulit cabenya. Biji cabe jangankan halus, kadang pecah pun tidak.

Saya tersenyum... tertawa ding. Mentertawakan diri sendiri. Sekarang saya sudah berubah. Tidak saklek seperti dulu lagi, harus halus. 

Saya bilang ke Paksuami "maaf ya Bi, sambalnya tidak halus, hanya pecah-pecah cabenya." Untunglah suami saya tidak pernah mempermasalahkannya. Saya sendiri yang merasa bersalah.

Hayati lelah Bang...sudah tidak kuat ngulek cabe sehalus dulu ..hiks..hiks..

***
#Tulisanrecehpakebangets

Baca Juga :






Friday, April 17, 2020

Tahu Bunting Renyah...kres...kres..

Hai Bund, selamat malam..
Gimana Bund, kabar semangat masak di rumah?

Saya lihat di media sosial banyak sekali teman yang share berbagai hasil masakan. Jujur saya bahagia, orang yang biasanya tidak suka masak, atau tidak sempat masak. Sekarang jadi rajin masak.

Mungkin sama seperti saya, tidak berani makanan matang. Padahal dulu kalau lagi enggan masak, beli makanan matang. Selain harganya murah, rasanya juga lumayan enak. 

Sekarang mesti mikir berapa kali untuk beli. Selain alasan kesehatan juga pasti boros, dan cinta keluarga. Ketiga alasan itu yang menguatkan diri untuk tetap berusaha menyiapkan makanan tiga kali sehari untuk keluarga.

Masakannya tidak neko-neko, benar-benar masakan rumahan yang biasa bangets. Bahkan yang dulu jaraaaaang sekali saya buat. Sekarang malah bikin. Seperti bakwan, dan tahu bunting alias tahu isi.


Pada saat swa karantina, justru saya tidak membuat jadwal menu masakan. Wah ilmunya enggak digunakan ya? Hehe, bukan begitu.

Sekarang setiap mau masak, pertama tergantung selera anak, dan suami. Tanya dulu,mau dimasakin apa. Kedua, tergantung bahan yang ada di kulkas. 

Bahan makanan yang dibeli pasti tidak jauh-jauh dari menu yang disukai anak dan suami. Jadi, bahan-bahan yang tersedia insyaallah tidak ada yang terbuang percuma. Pasti dimasak,dan dimakan.

Seperti kemarin, saya beli tahu pong (tahu kopong) dua bungkus, masing - masing berisi 10 biji. Total dua puluh biji, atau rong njinah bahasa Jawa-nya.

Jauh sebelum Virus Corona merebak, tahu pong di tumis bersama taoge kedelai, bumbu iris. Namun, kemarin saya olah menjadi tahu isi, alias tahu bunting. 

Pas bangets, di kulkas ada kol, daun bawang, selederi, dan wortel. Tauge kacang hijau habis, tidak apa-apa tanpanya akan baik-baik saja...halaaah...apaan sih😄

Cek tepung terigu alias gandum masih, cek telur, bawang putih, bawang merah, ketumbar, garam, kunyit dan minyak goreng. Alhamdulillah ada semua. 

Terakhir cek kesehatan diri...eehh#
Maksudnya kondisi diri, apakah sedang sehat, tidak sedang capek, dan tidak sedang enggan masak. Karena dibutuhkan tubuh yang prima untuk bisa mengolahnya. 

Jangan dibilang "lebay" dulu ya kalau belum pernah nyoba bikin sendiri. Kelihatannya sepele bikin tahu isi, tapi lihatlah tahapannya berikut ini, dari awal sampai jadi.

Resep Tahu Isi (Bunting)
Bahan :
Tahu Pong dua bungkus
Tepung terigu secukupnya
Air 

Bahan isian :
Kol 
Wortel
Daun bawang
Selederi
Semua dicuci bersih dan diiris 

Bumbu halus:
4 siung bawang putih
4 siung bawang merah
Ketumbar 1 sdm
Garam secukupnya

Cara Membuat

1. Tahu isi dibelah satu sisi saja, untuk memasukan bahan isian.

2. Bumbu halus dibagi dua, satu bagian agak banyak dicampur dengan irisan sayuran, aduk-aduk supaya bumbu merata. Sisa bumbu untuk campuran adonan tepung.

3. Masukan sayuran kedalam tahu pong, satu persatu sampai selesai

4. Siapkan adonan yang terdiri dari tepung, air, bumbu halus. Supaya warnanya menarik, adonan saya tambahkan kunyit yang dihaluskan.

5. Tambahkan satu butir telur kedalam adonan tepung, aduk sampai merata
Tingkat kekentalan adonan tepung tersebut seperti adonan untuk goreng pisang.

6. Panaskan minyak goreng 

7. Tahu yang telah berisi dicelupkan kedalam adonan tepung kemudian goreng dalam minyak panas

8. Setelah warna kuning merata, angkat dan tiriskan.

9. Hasilnya, kres-kres. Sajikan tahu isi bersama cabe rawit, atau saos sambal. 
***
Tuh kan bund...panjang dan laa ... ma prosesnya. Tapi melihat anak dan suami lahap menikmatinya, bahagia rasanya. Bahkan tadi sudah nanyain lagi...kalau begini mah capek pun tidqm dirasakan.

Btw, ada cara lain nih bund..potongan sayuran bisa ditumis lebih dahulu bersama bumbu halus, sebelum dimasukan ke dalam tahu. Proses selanjutnya sama.

Nah .... gimana bund setelah baca resep tersebut. Lumayan rempong kan? 😄

Okelah kalau begitu, saya cukupkan sekian ya bund, mau rehat. Besok pagi mau belanja tahu pong, mau buat tahu isi. Semoga bermanfaat, terimakasih

____






 


Thursday, April 16, 2020

Jurnal Pekan Ke-3





Alhamdulillah, puasa pekan  ke-3 bisa dilalui, meski tertatih. Bahkan sempat pecah dihari ke-2. 
Begitu tidak mudahnya mengelola emosi. 

Dukungan keluarga, sangat diperlukan. Jika suara saya sudah mulai naik, anak-anak dan suami serempak mengucap ''Laa taghdhab walakal jannah,'' yang artinya ''Jangan marah bagimu surga.'' Hadist Riwayat Thabrani.

Kali lain, kami sepakat kalau saya marah denda 1000 rupiah sekali marah. Maka, pada saat mau marah mereka akan berkata ''Seribu ... seribu.'' Biasanya tensi darah dan tonasi suara akan menurun pelan. Bukan karena takut kehilangan sejumlah uang, namun melihat kesungguhan mereka,  membuat saya eling.

Memang sering ora eling ya Mak? hehe...begitulah, semakin berusaha untuk bahagia, semakin kuat godaan dan gangguan. Apalagi musim wabah begini, luar biasaa penatnya. 

Berkat dukungan seluruh anggota keluarga, Alhamdulillah emosi lebih terkontrol. Saya pun menurunkan standar, tidak buru-buru ngepel, jika melihat lantai kotor, begitu juga dengan meja makan yang ada piring dan gelas kotor, misalnya. Biasanya akan ngomel panjang -pendek sambil membersihkannya. 

Sekarang mencoba santuy dibersihkan pelan-pelan, tidak ngoyo, walau jujur itu sangat mempengaruhi mood saya. Maunya semua bersih, dan rapih. Memasang standar terlalu tinggi membuat diri lekas lelah lahir batin, akhirnya susah mengontrol emosi.  

Kala semua anggota keluarga tinggal di rumah saja, senang tentunya, namun efeknya rumah cepat kotor, peralatan makan, dan minum lebih cepat kotor. Harus sering masak, karena tidak berani jajan di luar. Otomatis dapur, juga ruangan lain rapihnya tidak tahan lama. 

Bismillah, menurunkan standar bukan berarti tidak konsisten menjaga kebersihan, dan kerapihan rumah. Ini semata agar Emak bisa bahagia, dan tetap waras lahir dan batin. Juga bisa menjalankan tugas lain, dengan baik.

Terimakasih anak-anakku, dan My Hubby 💗


#Tantangan30hari
#Puasapekanke-3
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional

Wednesday, April 15, 2020

Nugget Ayam dan Pisang Crispy


Nugget Ayam

Sudah lama niat mau praktek bikin nugget, tapi baru terlaksana kemarin (14/04/2020). Kebetulan di kulkas ada stok daging ayam giling setengah kilogram. Cukupanlah untuk belajar pertama kali, tidak usah banyak-banyak, kalau gagal biar tidak mubazir.

Dulu sudah pernah di kasih resep nugget oleh Mba Hatma, tapi lupa disimpan dimana. Waktu itu  Rumah Cinta Boga (Ruciga) IP Solo Raya, pernah mengadakan acara Cooking Class Kreasi Nugget di Palur Plasa. Narasumbernya Mba Hatma Subadra, Founder Abura Foods. Beliau member IP dan Ruciga yang berbakat dan cekatan di bidang Boga. Karena, catatan resepnya hilang, maka harus cari resep lagi nih.

Setelah buka beberapa resep  nugget di cookpad, ketemu resep yang cocok yaitu resep dari Novi Ummu Husna. Resep tersebut saya modifikasi sedikit saja, lainnya sudah pas.

Resep Nugget :

Bahan:

Daging ayam giling 500 gram
Tepung panir 3 sdm
Tepung tapioka 2 sdm
Tepung terigu 2 sdm
Telur 2 butir
Bawang putih 6 siung, dihaluskan
Garam halus 1 sdt
Merica bubuk 1 sdt
Royco 1/2 sdt (optional)

Bahan Celupan:
Terigu 4 sdm
Air dan garam secukupnya
Selain menyuguhkan cara membuat 

Bahan Lapisan :
Tepung Panir secukupnya

--
1. Daging ayam di campur dengan telur, uleni sampai rata. Kalau mau teksturnya halus, bisa             diblender.

2. Masukan merica bubuk, tepung terigu, tapioka, dan panir, bawang putih, dan garam.

3. Aduk sampai rata

4. Siapkan loyang, olesi dengan minyak goreng.

5. Masukan ke dalam loyang adonan daging tersebut

6. Kukus kurang lebih 40 menit. Angkat dan dinginkan

7. Potong-potong nugget dengan ukuran sesuai selera

8. Siapkan bahan Celupan : tepung terigu, air dan garam

9. Celupkan potongan nugget satu persatu, lalu gulingkan kedalam tepung panir, sambil ditekan-tekan agar tepung panir nempel.

10. Nugget buatan sendiri, siap di goreng atau dikemas dalam wadah makanan untuk disimpan di freezer.

==
Catatan :

Adonan bisa juga ditambahkan parutan wortel atau jenis sayuran lainnya.

====

Dandang yang saya gunakan untuk mengukus ukurannya tidak besar,  maka saya gunakan loyang berbentuk lingkaran yang sekiranya muat. Hasilnya seperti dibawah ini.





Sayangnya belum dingin benar sudah saya balik, bagian tengah rusak sedikit karena lengket. Seperti tampak pada  gambar dibawah ini. 



Daging Nugget Sebelum di Potong-Potong
Oh iya, waktu membuat nugget itu saya libatkan anak-anak. Mereka membantu menuang tepung, dan menyiapkan dandang,  sampai mengukus.

Bebikinan makanan memang bertujuan melatih anak, agar memiliki keterampilan. Mudah-mudahan bisa menjadi bekal untuk masa depan mereka. Berharap mereka kreatif membuat makanan sendiri, tidak tergantung pada produk-produk pabrikan. 

Pisang Crispy 


Sambil  menunggu nugget matang, kami membuat pisang crispy dari pisang kepok. Bahan, dan caranya sangat sederhana dan mudah. Hanya perlu pisang, tepung terigu, air, garam, vanili, dan tepung panir.


Pisang Kepok
Pisang Kepok


Caranya juga mudah sekali, kupas pisang, lalu belah jadi dua bagian.  Tepung terigu dicampur dengan garam, air, dan vanili,  aduk rata. Celupkan pisang pada adonan terigu, lalu gulingkan pada tepung panir. Pisang bisa langsung dogoreng atau taruh di wadah makanan (food container), lalu simpan ke dalam freezer.


Pisang Crispy
Pisang Crispy
Saya mengenal pisang crispy dari Mba Hatma juga, dulu sering pesan sama beliau. Sekarang karena masa Social Distancing tidak bisa lagi. Sementara anak lanang, rekues pisang tersebut, maka Saya berusaha membuatnya.

Mas A yang rekues pisang crispy, begitu semangat waktu saya ajak membuatnya. Dia yang mengupas pisang, mencelupkan ke tepung, dan menggulingkan satu per satu ke tepung panir.

Pisang yang sudah terbungkus dengan tepung panir itu, kami simpan di freezer untuk stock, sisa pisang kami goreng.

Apa Perbedaan Pisang Crispy dengan Pisang Goreng?


Pisang crispy menggunakan tambahan tepung panir, bisa disimpan dalam freezer, rasanya lebih gurih, dan enak.

Pisang goreng hanya menggunakan tepung terigu saja, harus langsung digoreng, dan disajikan segera, tidak bisa disimpan.

====
Demikian cerita tentang nugget ayam dan pisang crispy, semoga bermanfaat. Terimakasih

===


Friday, April 10, 2020

Cerita Tantangan Hari Ini

Hari ini menulis artikel di Blog tentang menu masakan rumahan yang berhasil dibuat saat stay di rumah saja. 

Sedangkan artikel yang perlu diedit ada yang belum selesai. 

Mengapa ya sekarang jadi tidak nyaman menulis nonfiksi?

Berbeda pada saat menulis fiksi, begitu lancar, mengalir. Tak terasa ribuan kata berhasil dirangkai.

Apakah ini godaan? Atau temuan baru dari hasil semedi mengenal diri?
Aku berusaha menjalankan keduanya. Tetap menulis fiksi dan nonfiksi.

Bisakah??
Saat ini belum bisa seiring sejalan. Masih berat sebelah. Tapi bisa saja ini belum simpul. Masih terlalu awal untuk menyimpulkannya.

Memilih menikmati proses ini dengan bahagia. Tidak bisa terlalu ketat membatasi hanya pada satu genre saja. Malah mentok alias buntu. 

Selama masih berkaitan dengan dunia kepenulisan, saya ijinkan diri melakukannya. Yang utama komitmen menulis artikel ilmiah dan tulisan nonfiksi lainnya. 

Entahlah kepompong ini akan bermetamorfosis menjadi kupu-kupu jenis apa. Terus belajar dan ikuti proses. Bersyukur rasa percaya diri menulis sudah mulai meningkat. Ini awal yang baik. Semoga istiqomah.aamiin

#harike18
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan

16 Menu Masakan Rumahan Saat Karantina Mandiri



Hai Bunda, masak apa hari ini?


Adakah yang sudah mulai bosan dengan aktifitas di dapur?

Sebenarnya saya sudah merasa kurang bersemangat memasak. Selain capek juga kekurangan ide mau masak menu apa. Menu yang sekiranya tidak akan ditolak oleh anak dan suami.

Thursday, April 9, 2020

Ada Kemajuan; Sedih kalau Tidak Menulis dan Setor Tulisan


Kemarin saya tidak setor jurnal tantangan 30 (T30), ceritanya ketiduran. Jadi pas ingat belum sempat menulis, kemudian mengantar anak tidur dan bablas ikut tidur.

Saya jadi sedih, itu artinya bolong lagi satu hari, dan tidak setor KLIP satu kali. Padahal bulan ini bertekad todak bolong di KLIP. Bulan sebelumnya cuma setor 10 kali, itulah yang menyelamatkan saya tetap diijinkan ikut kelompok pecinta aksara itu. Sejak itu jadi terdasar bahwa mengikuti suatu komunitas itu tidak boleh asal ikut, tapi lupa tanggung jawab berkarya sesuai komunitas. Lha ikut komunitas menulis ya harus mau nulis tho, hehe.

Ada kemajuan nih, sedih bila tidak setor, biasanya santai saja. Baguslah kalau begitu, biar ada semangat untuk menulis dan rajin setor tulisan.

Ini Tantangan hari ke-17, sudah melewati separoh waktu menempa diri menjadi kepompong sebelum kupu-kupu. Begini ya rasanya  bertapa, dalam hal ini menulis.  Ditengah perjalanan saya melebarkan sayap menulis fiksi. Tak disangka saya menikmati dan mulai percaya diri menulis fiksi.

Sekarang sudah sampai episode 5 aksara yang sudah saya rangkai. Episodenya lumayan panjang isinya, semoga tidak bertele-tele ya alur ceritanya. Dalam sehari kadang bisa menulis sampai 10 ribu kata, dan itu tanpa disadari, pas lihat jumlah huruf di aplikasi itu, baru sadar, dan berusaha mengakhiri cerita. Takutnya pembaca bosan, dan lelah kalau terlalu panjang.

Artikel non-fiksi malah belum selesai, nih. Hayoo..mulai males nulis non fiksi ..hehe. Jujur iya sih. Ada hal yang sangat krusial antara menulis fiksi dan non-fiksi. Imajinasi! ya, kalau fiksi bisa bebas berimajinasi, mau cerita apa, mau jadi tokoh apa, bebas.

Awalnya saya kira tidak bisa berimajinasi lagi, ternyata keliru. Ya itulah bila sudah saatnya, bila Allah telah ijinkan, pasti bisa. Padahal sejak SD sudah kepengen menulis fiksi, tapi selalu mentok dan tidak pernah jadi karya. Imajinasi waktu itu sedang abgus-bagusnya lho, sayang tidak bisa menuangkan ide. Sampai sekarang pun masih belum pandai menulis fiksi sih, ini tak sengaja, dan kebetulan menikmatinya. Makanya lanjut terus saja.

Merasa nyaman saja digrup itu, semua saling support tidak ada hujatan, atau komen yang menjatuhkan.  Atmosfer menulis berasa bangets. Alhamdulillah, semoga makin betah berkarya. Tidak cuma karena masa lockdown saja. Aamiin.

Njajal genre lain boleh kan ya, supaya tidak buntu. Aku melonggarkan syarat bagi diriku untuk menulis jenis apa, yang penting berkarya, dan yang penting jangan lupa tugas utama, menulis apa. Apapun jenis genrenya manfaatnya sama, makin pede menulis dan semangat. Bukankah itu sejatinya tujuan dikelas bunda cekatan ini? Cekatan dibidang kepenulisan.

Baiklah, lanjutkan revisi menulis non-fiksi dulu ya...terimakasih.


#harike17
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan





Tirakat Pekan Ketiga Kelas Kepompong




Hallo Bunda, apakabar hari ini? Semoga tetap sehat lahir batin. Tak terasa sudah sampai pekan ke-3 puasa di kelas kepompong. Puasanya dimulai hari ini, Kamis, 09 April 2020. 

Masih tirakat atau puasa yang sama, yaitu manajemen emosi, indikatornya tidak marah, tidak ngegas, tidak ngomel. Sederhana ya tetapi percayalah itu luar biasa susaaaah bagi saya. Memang sudah takdir diciptkan sebagai makhluk yang porsi bapernya lebih banyak, mungkin ya. kadang sampai putus asa lho, karena usaha untuk mengelola emosi sering ambyaar.

Berbagai teori mudah dihafal dan dibaca, namun praktiknya tidak semudah membaca. Masih sering kecolongan, loss control dalam banyak kondisi. Terutama kalau hadapi anak sendiri. Sering menangis melihat diri sudah makin menua, tetapi kondisi psikis masih begini. Bisakah aku sembuh??

Tidak ada yang instan, termasuk melatih kesabaran ini. Aku bersyukur karena masih diberi semangat untuk berjuang memperbaiki diri. Semoga berhasil.

Artikel Lain : Gila Menulis
===
#puasapekanke3
#kelaskepompong
#Bundacekatan
#institutibuprofesional

Tuesday, April 7, 2020

Menulis Tanpa Tuntutan itu Tidak Mudah, Beraaat


Hari ini tepat 15 hari menjalani tantangan 30 hari atau T30, artinya sudah setengah perjalanan dapat dilalui. Apa yang dirasakan selama menjalani tantangan ini? Rasanya nano-nano, alias beraneka rasa, yang pasti tidak mudah mengelola semangat menulis. 

Kalau pada saat menempuh studi bisa menulis puluhan ribu kata dan ratusan halaman, mengapa saat ini setelah lulus tidak sama lagi? Jawabannya mudah, dulu ada rasa segan kepada dosen pembimbing, juga ingat masa studi yang dibatasi. Risikonya sangat besar, bagi pekerjaan maupun keluarga. 

Sedangkan saat ini menulis bukan lagi kewajiban, tetapi menjalankan komitmen dari diri sendiri. Inilah saatnya mengetahui sejauh apa komitmen untuk menjadi penulis. Karena pekerjaan seorang penulis ya menulis. Inilah tantangan yang sebenarnya. Ternyata benar kata dosen-dosen saya dulu, tantangan berkarya pada saat kuliah itu berat, namun lebih berat lagi setelah selesai kuliah. Disitulah ujian yang sebenarnya, apakah setelah lulus masih terus berkarya? 

Makjleb, sekarang saya sedang mengalaminya, hehe. Setelah tidak ada tuntutan berkarya, semangatnya melemah, kalau tidak hati-hati bisa terlena dan lupa. Alhamdulillah, berusaha menjaganya, dengan memilih lingkungan yang kondusif. 

Ehh kok malah cerita kemana-mana yak? hehe...maafken, kan masih relevan. Widih ngeyel!

Kembali ke T30, tidak mudah menjaga komitmen menulis 2 artikel dalam seminggu. Apalagi di masa social distancing ini. Naik turun semangat itu biasa yang penting tetap istiqomah. Justru seru rasanya kalau dapat menaklukan tantangan. 

Kabar baiknya alhamdulillah tulisan fiksi sudah lolos review, dan tulisan artikel ilmiah siap terbit di jurnal bereputasi. Sedangkan target artikel blog, sedang proses ditulis. mudah-mudahan segera selesai dan bisa diposting. Aamin.

Bersyukur alhamdulillah...


#harike15
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan

Monday, April 6, 2020

Manajemen Emosi, Agar Produktif Menulis




Puasa pekan kedua yaitu manajemen emosi. Hari pertama hasilnya masih need improvement, hari kedua sampai kelima lebih baik. Namun hari ke-6 merah lagi. Ya Allah betapa tidak mudahnya mengendalikan emosi.

Bismillah terus semangat, sampai berhasil sesuai harapan. 

Sekalianlah cerita mengenai tantangan menulis hari ini, hari ke-14. Artikel masih disimpan karena belum selesai dan masih acak-acakan. Mudah-mudahan besok bisa dilanjutkan sampai selesai dan di posting. Aamiin

Sudah berapa artikel berhasil ditulis? Kalau menurut target seharusnya 4 artikel. Setelah di cek alhamdulillah genap 4 artikel. Artikel tersebut adalah Green Marketing, Produk Hijau, 25 Kegiatan keluarga selama Lockdown, dan 15 cara mendidik anak laki-laki

Semoga bisa menulis yang lebih baik lagi. Semangaat...

#harike14
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#puasapekanke2

Sunday, April 5, 2020

15 Cara Mendidik Anak Laki-laki Usia Remaja


Untuk tantangan menulis hari ke-13 ini, terlintas ide menulis mengenai cara mendidik anak laki-laki. Mengapa hanya anak laki-laki? kenapa bukan anak perempuan juga? Hehe, supaya fokus maka saya pilih anak-laki-laki lebih dahulu, insyaallah lain waktu akan menulis tentang pendidikan anak perempuan. 
 

Saturday, April 4, 2020

Kumpulan Tugas Sekolah Anak


Bismillah ..hari ini mau nulis cerita menemani anak membuat  tugas belajar dan mengumpulkannya.



Tugas Anak Sekolah

 

Sejak ditetapkan status KLB virus Covid-19 anak-anak belajar di rumah. Setiap hari Ustadzah mengirimkan tugas ke WAG kelas. 

Tugasnya mengerjakan soal dari buku LKS. Kadang diminta praktik kemudian difoto dan dikirimkan ke Ustadzah.


Tugas rutin lainnya adalah hafalam surah Al-Quran. 

Tugas hafalan setiap anak berbeda sesuai pencapaiannya. Sedangkan tugas selain hafalan disamakan.

LKS

Mba Ay, kelas 1 Sekolah Dasar, memang suka menggambar. Kebetulan tugasnya ada yang harus digambar. Namun namanya anak-anak tidak selalu bersemangat mengerjakan PR dari gurunya.

Maka peran orang tua sangat diperlukan. Saatnya mendampingi anak belajar di rumah lebih intensif dari biasanya.



Baca Juga : Tantangan 11


Disela-sela mengerjakan tugas rumah tangga, Ibu harus bisa mendampingi anak belajar. Memotivasi anak agar mau belajar. Tidak boleh ada kata wegah meskipun capek. 


Kadang Mba Ay, tidak ceria mengerjakan tugas sekolahnya. Saya berusaha membujuk dan menenangkannya. Dia suka bete kalau diberi tahu PR-nya. Dengan memberikan pemahaman, alhamdulillah dia semangat dan senang mengerjakan PR.



Kalau tugas menjawab soal-soal di buku LKS dia lumayan rajin. Kadang belum diminta oleh guru sudah dikerjakan. Sehingga ketika tugas dikirim oleh gurunya, saya tinggal memoto saja, lalu mengirimkan ke gurunya.




Mba Ay agak kurang suka kalau harus praktik dan difoto. Susah diarahkan, dan cepat-cepat ingin selesai. Dia tidak suka difoto, malu katanya. 

Inilah tantangan bagi saya, harus bisa membujuk mba Ay, selama pengambilan foto. 


Tugas hafalan juga mba Ay semangatnya naik turun. Harus selalu diingatkan. Dia belum bisa membaca huruf arab yang disambung. Hal itu membuat dia merasa tidak percaya diri untuk memghafalkannya.


Kadang saya perdengarkan murottal dari handphone, tetapi mba ay bukan tipe belajar audia. Lebih nyaman bekajar dengan membaca atau melihat gambar.

Sejauh ini semua tugas bisa dikerjakan dengan baik dan tepat waktu. Tapi hafalannya kadang bolong sehari tidak setoran.


Itu cerita tentang mba ay. Kalau kakaknya tugasnya tidak terlalu banyak. Pernah diminta membuat rekaman pidato bahasa Jawa.


Mungkin keasyikan bermain, kakaknya tidak semangat mengerjakan tugas. Harus selalu diingatkan dan didampingi sampai selesai.


Demikin tantangan menulis hari ini



#harike12
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional

Friday, April 3, 2020

Kendala itu masih ada, semangat juga tetap ada

Hari ini lagi semangat menulis tidak hanya nonfiksi tapi mencoba menulis fiksi. Widih tumben pede..hehe.

Menulis fiksi hampir tidak pernah saya lakukan. Namun sejak sering baca dikomunitas kepenulisan, lama-lama tertarik juga ingin menulis.

Thursday, April 2, 2020

Kendala-kendala Dalam Menulis



Hari ini benar-benar mulai bosan dirumah, badan mulai kemeng-kemeng kecapekan. Biasanya sudah manggil Mbok Pijet, tetapi sekarang tidak berani lagi. Lebih baik, berolahraga, dan istirahat yang cukup, agar segera pulih kembali.

Apakabar tantangan menulis dihari ke-10? Luar biasa susahnya, hehe. Ide berseliweran namun susah menuangkan. 

Ba'da Isya baru bisa mulai buka laptop dan mulai menulis. Tidak langsung dapat ide, harus buka-buka google scholar dulu.

Ide menulis green behavior, green product, dan green consumer. Akhirnya green product yang saya pilih.

Alhamdulillah nulis lancar, jumlah kata sudah hampir 500 kata. Namun,saya jadi berhenti menggerakan jari di keyboard karena tetiba laptop ngambek alias tidak hang. 

Saya tunggu beberapa saat,biasanya akan kembali normal. Dugaan saya salah, laptop belum membaik, ada informasi dilayar harus di restart karena ada masalah.

Saya coba restart sendiri tapi tidak bisa. Coba saya tutup, namun tetap tidak berubah.  

Setelah usaha tidak berhasil, saya minta bantuan pak Suami. Laptop matikan (off) ditunggu sebentar, muncul informasi,bahwa device terbaca,tidak bisa masuk ke program windows.

Diotak atik sebentar, entah apa yang dilakukan oleh suami. Alhamdulillah bisa direstart meskipun menunggu lama.

Niat menyelesaikan satu tulisan malam ini terancam gagal. Saya sudah pasrah. Cuma bisa berdoa laptop segera membaik dan kembali normal, tidak perlu install ulang.

Install ulang tentu merepotkan, dan butuh waktu lama.

Setelah menunggu beberapa saat proses restart sukses. Masih ada waktu untuk melanjutkan menulis.
Apa daya anak nomor dua mendekat dan minta ditemani tidur. Tumben anak ini, biasanya berani tidur sendiri. Saya tidak berani menolak, akhirnya laptop saya off kan dan beranjak kekamar.

Semoga tidak ketiduran, agar bisa menyelesaikan tulisan.

#harike10
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional

Wednesday, April 1, 2020

Tekadku; Gila Menulis

Bismillah,

Setelah mengalami masa buntu menulis, saya bertekad untuk ''Gila Menulis''. Gila menulis disini maksudnya adalah harus menulis apa saja yang mampu ditulis.



Dengan tekad demikian alhamdulillah hari ini berhasil menulis di blog sebanyak 2678 kata. Memang sih tulisan ala curhatan, tulisan receh, namun sekarang tidak ada yang receh bagi saya. Ada tekad memerangi rasa tak percaya diri dalam hal menulis. Kalau mau baca tulisan hari ini silakan buka Di sini ya..

Menulis adalah kebutuhan, maka harus dipenuhi setiap hari.
Menulis adalah menjaga kewarasan diri maka tak boleh ditinggalkan
Menulis adalah kebahagiaan, maka harus dilakukan
Menulis adalah latihan, maka menulislah

Banyak lagi alasan lainnya mengapa harus menulis. Tak perlu dibatasi oleh tema, tulislah apa yang ingin ditulis.

Karena ini latihan, belajar maka jangan bicara kualitas, kuantitas dulu saja dan frekuensinya dipersering.

saya mau bercerita mengapa saya bisa menulis sebanyak itu hari ini. Ceritanya tadi pagi saya libur memasak, maka saya memiliki banyak waktu untuk menulis. Tidak melulu menulis sebenarnya, karena harus menemani anak-anak mengerjakan PR, dan melakukan kegiatan domestik lainnya.

Sore ba'da Ashar saya baru semangat untuk memasak. Selama kurang lebih 1 jam 30 menit saya melakukan pekerjaan, memasak lauk, sayur, sambal. Beberes dapur, ngepel lantai seluruh ruangan.

Setelah itu saya mandi dan beristirahat, nah waktu istirahat itu saya gunakan untuk melanjutkan menulis. Jadi saya menulis tidak sekaligus, tadi pagi jam 9 sampai jam 11 Wib. Sore Jam 5- 6, dan Malam setelah makan malam dan mencuci piring.

Hemm..jadi bisa menulis sebanyak itu karena ada pekerjaan domestik yang ditinggalkan? Tidak apa-apa sih karena sudah ijin Pak Suami. Namun, tidak boleh sering-sering begini ya. Maunya semua pekerjaan domestik tetap jalan, begitu juga dengan menulis.

Berarti gila menulisnya belum afdol ya ini? hehe. Hari ini dimaklumi, lain waktu tidak boleh lagi.
Insyaallah.

#harike9
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional

25 Kegiatan Bersama Keluarga Selama Masa Lockdown



Welcome April..

Bismillah, menyambut awal bulan April dengan perasaan optimis, penuh semangat. Dari berbagai media d iberitakan sudah banyak pasien di berbagai kota yang sembuh. Semoga ini sinyal kuat kondisi negeriku, dan dunia akan berubah lebih baik. Virus corona segera hilang dari bumi ini, aamiin.

Btw, masa social distancing masih berlangsung sampai 13 April, bisa juga akan diperpanjang. Untuk mengisi waktu selama stay at home, banyak hal yang sudah kami lakukan bersama keluarga. Apa saja kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu, setidaknya ada 25 kegiatan yang saya lakukan bersama keluarga. Yuuk kita cek satu-satu, mungkin ada yang samaan..

  1. Menulis
  2. Ibadah Berjamaah
  3. Memasak
  4. Belanja Bahan Makanan
  5. Melakukan Food Preparation
  6. Membersihkan Rumah
  7. Bermain Bersama Anak
  8. Membaca Buku
  9. Komunikasi dengan Orang Tua, Saudara, atau Teman
  10. Bikin Camilan
  11. Merawat Tanaman
  12. Merawat Binatang Piaraan
  13. Menata Rumah
  14. Merapikan Pakaian
  15. Merapikan Dapur, Meja Makan, dan Kulkas
  16. Berjemur
  17. Membersihkan Lingkungan
  18. Nonton Film bersama Keluarga di Rumah
  19. Olahraga
  20. Membantu Membuat PR Anak
  21. Berbagi dengan Tetangga
  22. Mengumpulkan Bahan Tulisan
  23. Membaca Cerita Online
  24. Ikut Kelas belajar Online
  25. Makan Bersama



1 

Menulis

Kegiatan yang satu ini memang masuk prioritas selama masa social Distancing ini. Bahkan sebelumnya memang sudah jadi agenda harian yang tidak boleh ditinggalkan. Niatnya untuk  belajar menulis, mengasah keterampilan menulis, dan konsisten menulis.

Setiap hari berusaha menulis mulai tema yang ringan, sedang sampai berat. Menulis dibawa enjoy saja, menulis dengan bahagia. Kalau lagi buntu ya sudah, rehat tidak menulis rema yang berat, semampunya saja. Karena pikiran dan perasaan tidak stabil, semangat tidak selalu menyala, tidak bisa dipaksakan.

Ibadah Berjamaah

Formasi keluarga lengkap, ada abi, ummi, dan anak-anak, kesempatan mengamalkan ibadah bersama keluarga. Sholat berjamaah, mendengarkan hafalan anak-anak, bisa dilakukan bersama-sama. Tidak hanya meningkatkan ibadah, tetapi meningkatkan bonding anak dengan orang tua, istri dengan suami.

Memasak

Kegiatan memasak menjadi agenda wajib, selain suka memasak, juga lebih baik makan dirumah selama masa social distancing. Sehari bisa masak lebih dari sekali, karena anak-anak sudah besar, mudah bosan dengan menu masakan rumahan.

Menu sarapan tidak usah terlalu rumit, tergantung anak-anak mau makan apa, dan disesuaikan dengan stok bahan yang ada. Siang hari membuat menu makanan 4 sehat, 5 sempurna terdiri dari lauk, nasi, sambal, sayuran, buah dan susu bagi anak yang suka.  
Paling boros masak lauk pauk, anak-anak masih amsa pertumbuhan dan umumnya mereka hanya suka makan protein hewani saja. Namun tetap kami tekankan untuk mau mengkonsumsi sayuran, dan buah meskipun dalam porsi kecil.

Untuk lauk anak-anak umumnya saya buat krispy, ayam krispy, udang krispy, cumi-cumi krispy, ikan fillet krispy, tahu krispy, tempe krispy. Serba Krispy hehe…itu yang paling sering dan mereka suka Alhamdulillah. Orang tua ikut saja, menu anak-anak.

Menu sayur : tumis papaya muda, tumis buncis, tumis sawi, santan Bung, rebusan daun kenikir + Tauge, sayur asam, sop ayam.

Sambal : sambal terasi, sambal ijo, sambal pecel. Paling sering sambal terasi, cocok untuk lauk apa saja.

Buah : papaya, pir, pisang, salak, jambu biji. Paling sering papaya selain murah juga sangat bermanfaat melancarkan pencernaan.

Camilan : Seblak, nah ini favorit anak lanang, paling sering minta dimasakin menu ini.

Belanja bahan Makanan

Nah ini tidak boleh ketinggalan, karena stok bahan pangan dirumah tidak boleh kosong. Belanja dilakukan jika benar-benar diperlukan. Belanja bahan kering kami lakukan di supermarket tidak jauh dari rumah, itupun waktunya tidak boleh terlalu lama, seperlunya saja. Semua yang akan kami beli dicatat sedetail mungkin supaya tidak ada yang terlupa. Juga agar kami tidak terlalu sering keluar rumah.

Belanja bahan makanan yang tidak tahan lama, seperti sayuran, lauk beli dipasar tradisional, stok maksimal untuk 1 minggu.


Food Preparation

Metode menyiapkan bahan masakan food preparation sangat bermanfaat dalam kondisi sekarang ini. Bahan lauk, sayuran, bumbu yang dibeli dalam jumlah tertentu, dibersihkan dalam satu waktu, kemudian ditata dan dismpan dalam kulkas dan freezer.
Saat mau masak semua sudah siap, dan rapi tinggal cemplung-cemplung, karena semua bahan sudah dibersihkan bahkan ada yang sudah dibumbui. Kalaupun harus mencuci atau membumbui, sudah tidak terlalu berat.

Metode ini bisa menghemat waktu,tenaga, dan uang. Lebih jelasnya bisa dibaca Di sini

Menjaga Kebersihan Rumah


Menjaga kebersihan rumah sangat penting dilakukan setiap hari dan setiap saat. Ini kegiatan berat selama libur. Semua anggota keluarga ada dirumah, rumah cepat kotor. Namun beberes rumah bisa dilakukan bersama-sama. Masing-masing anggota keluarga harus turut berperan dalam menjaga kebersihan rumah.

Tugas ngepel lantai bisa didelegasikan kepada anak pertama dan kedua,  menyapu ditugaskan kepada adiknya. Meskipun yang lebih sering adalah saya yang membersihkan dan mengepel. Pak suami juga turut membantu menjaga kebersihan rumah, beliau beberes bagian ruang tamu yang merangkap ruang kerja. Kadang bantu menyapu teras dan ruang tengah serta kamar.

Kami tidak memiliki jadwal khusus untuk bergantian membersihkan rumah, yang pasti pagi hari, siang dan malam hari. Kalau lagi rajin malam hari saya pel lantai, agar pas bangun pagi rumah dalam keadaan bersih. Itu membuat mood menjadi bagus lhoo..

Saya usahakan malam sebelum tidur, tidak ada lantai kotor, tidak ada perabot kotor. Rumah dalam keadaan rapi.

Bermain Bersama Anak

Sekolah libur, anak-anak dirumah, orang tua juga begitu, inilah saat paling bisa bermain bersama anak.

Lakukan permainan sesuai usia dan kesukaan anak. Kalau anak kami sudah senang main gadget dan susah untuk dilarang, mungkin hanya waktunya saja yang diatur. Boleh main game kalau sudah melakukan tugas wajib. Main gadget hanya boleh dua jama per hari, dll.

Permainan lainnya pak suami sering memberikan tantangan kepada anak lelaki kami, untuk memecahkan kode-kode, hp atau laptop yang dikunci dengan pasword atau permainan lain.

Untuk anak perempuan paling kecil paling suka menggambar dan mewarnai. Saya menemani dia mencari tema gambar, kemudian menunggui dia menggambar dan mewarnai.

Membaca Buku

Koleksi buku di rak depan sudah cukup banyak yang belum dibaca atau sudah dibaca tapi belum paham isinya. Buku-buku yang masih akan dibaca sudah dipilah dan diletakan di rak terpisah dengan buku lain.

Masa libur ini masa pas untuk membaca buku. Fokus yang saya baca adalah buku parenting dan kepenulisan. Sejak lulus kuliah pertengahan tahun lalu saya memilih untuk mengurangi kegiatan di luar dan fokus mendidik anak.

Saat ini saya sedang suka membaca tema Home Schooling, efek anak-anak belajar dirumah. Jadi ingin tahu lebih jauh metiode belajar dirumah, tentu akan sangat membantu bagaiamana mendampingi anak-anak selama belajar dirumah. Alasan lain, adalah ada anak yang sudah lama menginginkan bisa belaajr dirumah. Nah, sebagai orang tua saya butuh bekal ilmu yang cukup mengenai HS jika benar-benar ada anak yang inginkan.

Tidak ada target berapa halaman yang harus say abaca, yang penting setiap hari ada alokasi waktu untuk membaca. Sambil mencatat hal yang penting.

Komunikasi dengan Orang Tua, saudara dan Teman

Jarak dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk bertemu maka sarana telpon saya gunakan untuk menanyakan kabar orang tua, saudara dan teman.

Khusus orang tua dan saudara memang rumahnya jauh di seberang sana. Rencana ingin silaturahmi dipending karena masa KLB ini. Alhamdulillah kondisi mereka dalam keadaan baik dan sehat.

Komunikasi dengan teman-teman juga saya lakukan baik dengan kawan disini maupun di seberang sana. Walaupun hanya sekedar menanyakan kabar, juga saling menyemangati. Tidak dipungkiri dalam kondisi seperti ini kondisi psikologis naik turun, kalau tidak hati-hati bisa stress. Ngobrol dengan teman biasanya terkait pekerjaan, publikasi artikel dan lain-lain. Hal itu bisa menjadi semangat untuk kembali pada hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan.

Bikin Camilan

Kebutuhan camilan untuk keluarga meningkat. Memang mudah sih cari camilan jadi, tinggal beli, stok, buat warung-warungan misalnya. Camilan beli jadi tentu ada dan berusaha nyetoks, tapi tidak banyak. Hanya 1 kaleng biscuit, dan makanan kesukaan anak yang jumlahnya tidak banyak.

Anak-anak masih sering minta dibuatkan camilan, paling sering minta dibikinkan seblak, untungnya mmebuat seblak ini mudah, maka saya tak keberatan sering membuatnya.

Camilan lain membuat cake kukus ala kadarnya, kebetulan dirumah tidak punya stoks baking soda, SP maupun Ovalet. Maka buat cake dengan bahan yang ada, telur, tepung, susu, mentega, gula. Hasilnya enak tapi tidak mengembang. Lumayan untuk teman minum teh bersama keluarga.

Kali lain anak nomer dua bikin boba, dia melihat resep di google. Buat sendiri tanpa minta bantuan siapapun, setelah matang dibagi ke adik dan kakaknya, heem,…anak baik dan mandiri.

Paling sering bikin jelly, praktis dan pasti suka..hehe. Jelly dimasak dan dicetak dengan cetakan lucu-lucu. Sederhana dan insyaallah sehat.

Bubur kacang hijau, dan pisang juga pernah kami buat, sekalian praktik metode 5307 kacang hijau jadi empuk.

Es buah juga pernah kami buat, kebetulan bahan buahnya tersedia, ada nanas, kolang kaling, cincau, cocok untuk cuaca yang lumayan panas.

Camilan buah sebenarnya paling favorit untuk anak-anak, terutama buah pir. Bisa-bisa tidak makan makanan pokok, kalau ada buah satu itu.

Camilan untuk orang tua, favorit Pak suami ya garing-garingan; rengginang, kerupuk puli. Biasanya saya beli mentah, lalu digoreng.

Merawat Tanaman

Hobi menanam masih dilakukan meskipun tidak serajin dulu. Kalau dulu berbagai tanaman sayuran, cabe, dan rimpang saya tanam di pot, karena kesibukan tidak bisa lagi dilakukan.

Untuk menyalurkan hobi menanam saya memilih tanaman yang mudah perawatannya, seperti palem, lidah buaya, jahe, dan jenis bunga lainnya. Belum lama, mendapat oleh-oleh dari saudara di Semarang, pohon Tin, bidara, dan Delima menambah koleksi tanaman.

Sekarang tinggal merawat saja, menyiram pagi dan sore kalau sedang tidak hujan. Juga memberi pupuk cair yang saya buat sendiri, dari sisa sayuran dan kulit buah. Ampas teh dan kopi juga bisa dijadikan pupuk tanaman. Selain menyiram, memupuk, membuang daun dan pelepah, atau cabang tanaman yang rimbun, atau mengering, juga menjadi aktifitas yang menyenangkan.

Koleksi tanaman tidak banyak, sehingga tidak menyita waktu. Lumayan menyegarkan pikiran dan mata melihat tanaman tumbuh subur, dan hijau. Meskipun daun palem ada yang hampir habis dimakan ulat, menyisakan cangkang kepompong. Tak apalah, ulat juga butuh makanan untuk hidup, hehe.

Merawat Binatang

Kebetulan dirumah ada kucing Persia hadiah dari teman, maka anak-anak dan saya berusaha merawat dengan sebaik-baiknya. Kalau tidak di grooming ke Pet Shop, kami memandikan sendiri dirumah, bergantian dengan anak-anak. Ini bisa menjadi sarana belajar dan berlatih bagi anak-anak merawat dan menyayangi binatang piaraan.

Karena binatang juga makhluk ciptaan Allah, yang harus disayangi dan dipelihara dengan baik. Setiap pagi dan sore pasir tempat kucing bab, dan pipis dibersihkan. Makanan dan minuman juga sering di cek, ketersediaannya.

Jangan lupa cuci tangan bersih dengan sabun selesai merawat binatang kesayangan ya..

Menata Rumah

Kesempatan menata kembali rumah, mumpung ada waktu. Banyak waktu tinggal dirumah otomatis membuat mata melihat beberapa kekurangan dirumah. Mungkin lemari buku yang sudah berantakan, meja kerja, meja makan, rak makan, dan lain-lain yang membutuhkan sentuhan dan butuh ditata ulang.

Posisi dipan di kamar anak-anak sudah dirubah kemarin, sekarang menjadi lebih lapang. Meja belajar sudah tidak penuh sesak, beberapa barang yang sudah tidak dipakai dibuang atau dikasih ke orang lain, yang masih bisa digunakan.

Rak Buku juga tidak lepas dari jangkauan tangan kami. Buku-buku yang sudah tidak dibaca, dikemas dalam kardus.

Perabot diatas lemari, atau didapur yang sekiranya tidak digunakan, dikemas dalam kardus. Cetakan kue, mixer, timbangan kue jarang digunakan. Masuk dalam kardus dan disimpan.

Merapikan Pakaian

Lemari pakaian sudah penuh sesak, bagian yang digantung maupun yang dilipat.  Tidak membeli lemari baru yang kami lakukan, tetapi sortir pakaian, dibuang atau disumbangkan, dan ditata kembali. Memanfaatkan kardus, atau kotak untuk wadah baju. Meniru metode konmari, menjadikan lemari yang semula sesak kini menjadinlapang dan rapi. Tak butuh lemari baru, hanya butuh ditata kembali dengan rapi.

Merapikan Dapur,Meja Makan, dan Kulkas

Dapur mungil ditata kembali dengan mengurangi barang yang tidak terlalu sering digunakan. Sebisa mungkin tidak membiarkan perabot kotor didapur dan bak cucian piring. Start to end, begitu ajaran dari Bu Septi. Pekerjaan yang sudah dimulai harus sampai selesai, misalnya mulai memasak dapur bersih maka selesai masak harus bersih juga.

Selesai makan, meja harus dibersihkan, piring dan perlengkapan makan dicuci, makanan yang masih ada segera dipindah ke lemari makan. Meja dilap, dibersihkan dirapikan kembali, tidak ada barang tercecer atau tergeleak sembarangan dimeja makan.

Capek, itu pasti, namun kepuasannya juga sebanding dengan usaha yang dilakukan. Melatihkan kebiasaan baik ini kepada anak-anak tidak mudah. Mereka maunya setelah makan langsung pergi dan bermain.

Anak-anak saya libatkan dalam kegiatan kerumah tanggaan, termasuk masak dan menyiapkan makanan di meja makan sampai membereskan.

Saat mau masak, anak saya libatkan dalam memotong sayuran, atau memetik tangkai cabe, mengupas bawang. Kadang bantu menggoreng lauk.

Saat masakan hampir siap, anak-anak membantu menyiapkan piring, sendok, dan perlengkapan makan lainnya. Usai makan, anak-anak membantu membereskan meja makan, dan mencuci piring.
Membersihkan kulkas merupakan salah satu kesukaan saya, bahagia kalau melihat kulkas bersih dan rapi. Anak-anak tidak terlalu saya ahrapkan membantu, ketika sedang membersihkan dan merapikan. Hanya kadang saya mintai tolong membawa rak-rak yang sudah saya keringkan, kemudian saya yang menatanya.

Semua kebiasaan baik itu belum bisa rutin dilakukan oleh anak-anak, namun sebisa mungkin mereka terlibat.Ini kesempatan melatihkan kebiasaan baik, tanpa terkesan mengajari. Sebab anak-anak kelihatan sekali tidak suka kalau diajari, apalagi disuruh-suruh.

Berjemur

Setiap pukul 10.00 atau sebelumnya kami berusaha berjemur dihalaman, meskipun hanya 10 -15 menit. Meskipun sudah tahu manfaat berjemur, namun nyatanya tidak mudah bagi saya melakukannya. Biasanya pagi sedang sibuk didapur, malas rasanya kalau mesti keluar rumah dan berjemur. Anak-anak juga begitu, tidak serta merta mau berjemur meskipun sudah diberitahu manfaatnya.

Membersihkan Lingkungan

Membersihkan rumput, dan membuangnya ditempat pembuangan sampah, kami lakukan bersama-sama. Saya dan paksuami menngumpulkan dan menyapu sampah dan rumput yang sudah dicabut, menaruh dikotak sampah. Anak-anak membawa ke tempat pembuangan sampah yang berada agak jauh dari rumah.  Awalnya mereka merengut, namun karena akan dapat hadiah es krim, akhirnya mereka kembali sumringah. Pekerjaan bersih-bersih lingkungan selesai dengan baik. Lingkungan bersih, anak-anak bahagia.

Nonton Film bersama Keluarga di Rumah

Nonton film bisa menjadi pilihan bagus lho menghabiskan waktu bersama keluarga. Film dengan tema keluarga dan pendidikan bisa menjadi pilihan.  Biasanya kami nonton dikamar, sambil tiduran.

Olahraga

Olahraga sangat disarankan dilakukan untuk menjaga kesehatan, anak-anak bermain sepeda dihalaman, sepatu roda, atau jalan keliling pekarangan sudah cukup. Kalau saya paling hanya melakukan gerakan senam tanpa musik didalam rumah.,hehe.

Menemani Anak Membuat PR 

Masa libur sekolah adalah masa anak-anak belajar dirumah, setiap hari Guru memberikan tugas online, baik hafalan maupun mengerjakan Lembar kerja siswa.

Kadang ada belajar praktik juga, misalnya merawat tanaman, anak-anak diminta menyiram tanaman dan difoto, kemudian fotonya dikirim ke Guru atau Ustadzah. Kadang juga harus merekam anak saat hafalan, lalu dikirim. Kalau Kakak hari ini mendapat tugas pidato dalam bahasa Jawa, direkam dan dikirim kepada gurunya.

Tugas dari sekolah tersebut membutuhkan arahan, dan pendampingan orang tua. Karena kalau tidak diingatkan atau didampingi anak kadang enggan mengerjakan, atau lupa. Peran orang tua sangat penting mendampingi anak-anak belajar di rumah. Meskipun pekerjaan lain cukup menyita waktu, namun tugas mendidik anak tidak boleh lalai. Sejatinya tugas mendidik adalah kewajiban orang tua.  

Berbagi dengan Tetangga

Hal ini tidak boleh dilupa, jangan sampai sibuk menyiapkan stok makanan untuk keluarga, lupa akan tetangga. Berusaha berbagi bahan makanan atau makanan matang kepada tetangga, terutama yang kurang mampu. Telur, minyak goreng, beras, atau bahan makanan lain berapapun insyaallah berguna.
Biasanya anak-anak yang kami minta mengantarkan, hal ini guna melatih anak-anak agar memiliki jiwa yang suka berbagi, dan peduli kepada orang lain.

Mengumpulkan Bahan Tulisan

Kadang saya gunakan waktu luang untuk mengumpulkan literature sebagai bahan tulisan yang akan saya buat. Terutama artikel-artikel ilmiah dari googlescholar, saya simpan di file khusus sesuai tema.

Membaca Cerita Online

Bagi yang hobi membaca fiksi, sekarang banyak sekali komunitas online atau aplikasi online yang menyediakan kisah-kisah atau cerita fiksi. Di facebook, mangatoon, Wattpad, Noveltoon, tersedia tulisan kisah berbagai genre. Beberapa kisah ada yang menarik, saya menyempatkan membaca kisah-kisah tersebut. Kisah yang sering saya baca yang bersumber dari komunitas kepenulisan di Facebook. Kalau noveltoon saya baru buka-buka belum sempat membaca.

Semua fasilitas gratis itu memang sanggup memanjakan pembacanya, dan menghibur, maka perlu hati-hati dengan manajemen waktu, jangan sampai keasyikan membaca, tugas penting lain terabaikan.

Ikut Kelas belajar Online

Belajar online juga menjadi pilihan mengisi waktu, sekarang banyak sekali kelas online dibuka untuk umum. Ada yang gratis ada juga yang berbayar. Kalau pun membayar biasanya sangat terjangkau harganya. Tinggal sesuaikan dengan kebutuhan dan budget saja.
Kelas yang pernah diikuti yaitu kelas menulis nonfiksi, sangat bagus dan dapat ilmu yang berguna.

Makan Bersama

Momen yang tak boleh dilewatkan adalah makan bersama tiga kali sehari. Jarang-jarang kan bisa makan bareng terus? Hehe.

Sarapan, makan siang, makan malam Alhamdulillah bisa dilakukan bersama. Tak peduli menunya hanya sederhana terasa nikmat karena kebersamaan ini.

Kadang kami makan dalam satu wadah. Kebetulan ada tampah ukuran sedang, bisa digunakan sebagai wadah makanan. Tampah dialasi kertas minyak, nasi, lauk, sambal, sayur, kami taruh diatasnya, istilah popular sekarang ngeliwet. Seruu lhoo…makan dengan cara begitu. Gak percaya? Coba saja..hehe.
   
Masih banyak lagi kegiatan lain yang tidak sempat dituangkan disini ya, sekian dulu ya.  Semoga sehat selalu. Aamiin. Terimakasih 

Mendidik Anak Ala Keluarga Berbudi

Link