Hari ini tepat 15 hari menjalani tantangan 30 hari atau T30, artinya sudah setengah perjalanan dapat dilalui. Apa yang dirasakan selama menjalani tantangan ini? Rasanya nano-nano, alias beraneka rasa, yang pasti tidak mudah mengelola semangat menulis.
Kalau pada saat menempuh studi bisa menulis puluhan ribu kata dan ratusan halaman, mengapa saat ini setelah lulus tidak sama lagi? Jawabannya mudah, dulu ada rasa segan kepada dosen pembimbing, juga ingat masa studi yang dibatasi. Risikonya sangat besar, bagi pekerjaan maupun keluarga.
Sedangkan saat ini menulis bukan lagi kewajiban, tetapi menjalankan komitmen dari diri sendiri. Inilah saatnya mengetahui sejauh apa komitmen untuk menjadi penulis. Karena pekerjaan seorang penulis ya menulis. Inilah tantangan yang sebenarnya. Ternyata benar kata dosen-dosen saya dulu, tantangan berkarya pada saat kuliah itu berat, namun lebih berat lagi setelah selesai kuliah. Disitulah ujian yang sebenarnya, apakah setelah lulus masih terus berkarya?
Makjleb, sekarang saya sedang mengalaminya, hehe. Setelah tidak ada tuntutan berkarya, semangatnya melemah, kalau tidak hati-hati bisa terlena dan lupa. Alhamdulillah, berusaha menjaganya, dengan memilih lingkungan yang kondusif.
Ehh kok malah cerita kemana-mana yak? hehe...maafken, kan masih relevan. Widih ngeyel!
Kembali ke T30, tidak mudah menjaga komitmen menulis 2 artikel dalam seminggu. Apalagi di masa social distancing ini. Naik turun semangat itu biasa yang penting tetap istiqomah. Justru seru rasanya kalau dapat menaklukan tantangan.
Kabar baiknya alhamdulillah tulisan fiksi sudah lolos review, dan tulisan artikel ilmiah siap terbit di jurnal bereputasi. Sedangkan target artikel blog, sedang proses ditulis. mudah-mudahan segera selesai dan bisa diposting. Aamin.
Bersyukur alhamdulillah...
#harike15
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
No comments:
Post a Comment