Tuesday, March 31, 2020

Melawan Rasa Wegah (Menulis)



Ini tantangan hari ke-8 kelas Bunda Cekatan. Setelah mengalami kebuntuan selama beberapa hari alhamdulillah hari berhasil menulis 1206 kata mengenai parenting. Tulisan tersebut bisa dibaca Di sini.




Memecah kebuntuan tidak mudah saya lakukan, berbagai cara sudah dilakukan namun tidak kunjung membaik. Kalau sudah begitu percuma dipaksakan, lebih baik tinggalkan dan cari kegiatan lain yang tidak ada hubungan.

Niatnya tadi hanya baca-baca mencari tulisan mengenai orang tua yang memiliki anak Homeschooling. Ya karena masa social distancing ini, anak-anak belajar dirumah, saya jadi tertarik mengenai HS lebih jauh. Teringatlah seorang Ibu hebat Ibu Kiki Barkiah. ketika di Google, alhamdulillah ketemu Blog beliau. Saya malah baru tahu kalau beliau juga menulis di Blog, selama ini hanya tahu beliau menulis buku. Makin kagum dengan beliau ini.

Membaca beberapa artikelnya, membuat saya teringat dengan anak perempuan kami. Yang memiliki karakter mirip dengan putri beliau, penurut. Setelah membaca sampai selesai saya jadi terinspirasi menulis kisah anak kami.

Saya menulis disela membersamai anak kami, dan sudah selesai tugas domestik, sehingga tidak menganggu kebersamaan dengan keluarga. Saya manfaatkan waktu rehat saya untuk menulis.

Saya tidak pedulikan kualitas tulisan, tanda baca, maupun alur cerita. Wah ini gak baik ya, sebenarnya, tapi yang utama saya menikmati proses menulis itu. Merasakan kebahagiaan, setelah beberapa hari kehilangan, maka hal lain saya abaikan.

Hampir saja saya menyerah, kalah sama wegah, menuruti rasa males menulis, memelihara kebuntuan, memakluminya sebagai hal yang wajar.

Bersyukur hari ini berhasil mengalahkan rasa wegah itu. Semangat menulis kembali hadir. Biarlah hanya menulis kisah anak-anak, bukan artikel ilmiah. Tidak membatasi tema mungkin ada baiknya, meskipun bukan jaminan semangat selalu menyala. Setidaknya memberi ruang kekebabasan berkarya kepada jiwa.

Satu lagi tulisan yang saya buat tadi malam, meskipun hanya receh semacam curhatan begitu, namun itu sangat berarti pada saat mengalami blog writing seperti ini. Hasil tulisan bisa dibaca Di Sini.

Strategi mendobrak blog writing dengan cara menulis hal-hal yang ringan, sedang, sampai berat, setelah semangat kembali pulih.

Dengan cara demikian insyaallah bisa tetap produktif menulis, dan  tidak stress. Karena diri ingin berkarya dengan bahagia, maka sebisa mungkin tidak jadi beban pikiran.

Semoga selalu bisa menulis dan berkarya tanpa tapi..aamiin.


#Day8
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional


Menjaga Perasaan Anak yang Pendiam, Penurut, dan Mandiri




Membaca cerita di Blog Ibu Kiki Barkiah ‘’Hati-hati dengan anak yang penurut’’ menginspirasi saya untuk menulis tentang cerita yang mirip. Anak kedua kami Mba Alya termasuk anak yang penurut anteng, mandiri, tidak pernah merepotkan orang tua sejak dalam kandungan hingga sekarang.


Pada saat hamil dia, Pak suami sedang studi di negeri kincir angin, praktis selama kehamilan hanya ditunggui selama dua bulan. Ndilalah waktu hamil muda pun masa nyidam hanya tiga bulan, dengan kondisi tidak separah kedua saudaranya. Seperti paham keadaan, Abinya sedang berada nun jauh disana.

Saat melahirkannya tidak ditunggui langsung oleh Abinya, hanya via telpon itupun sempat terputus sinyal yang tidak baik. Proses melahirkan yang cukup mudah dan singkat. Saat mau ambil wudhu untuk sholat Ashar saya pipis terlebih dahulu, ternyata ada bercak darah dan cairan bening. Saya paham itu tanda mau melahirkan, karena memang sudah cukup bulan.

Saya diantar ke klinik oleh Kakak dengan sepeda motor. Bu Bidan yang sudah mengetahui saya mau melahirkan disini menyambut dengan ramah, dan menyuruh saya berbaring diruang melahirkan, setelah sebelumnya diperiksa. Saat itu sekitar pukul 16.30 wib.

Alhamdulillah bayi lahir dengan selamat setelah mengalami proses kontraksi yang hebat. Bayi dengan berat 4 kg, panjang 50 cm, lahir normal. Pantas saja tadi saat mau keluar badan ini rasanya mau pecah. Lahir  pukul 18.45 , hanya butuh waktu kurang dari tiga jam sejak kedatangan ke klinik sampai lahir. Kami menginap di klinik ini hanya semalam saja, pagi pukul 7 wib sudah diantarkan pulang dengan mobil fasilitas klinik ini.


Semasa bayi dia tidak pernah rewel, minum asi juga sewajarnya. Bahkan mudah disambi mengerjakan tugas rumah tangga dan menjaga kakaknya yang hanya terpaut 20 bulan. Justru kakaknya yang lebih membutuhkan perhatian, karena tergolong anak yang aktif dan sering tantrum.
Saat usia tiga tahun,  kakaknya sudah masuk sekolah Taman Kanak-kanak. Pagi waktu antar kakaknya dia belum bangun. Jam 10 waktu mau jemput kakaknya dia sudah tidur lagi setelah capek bermain, sedangkan saya sibuk mengerjakan tugas rumah tangga. Benar-benar anak yang luput dari perhatian.


Usia empat lebih 6 bulan dia masuk Taman Kanak-kanak, di Jawa, kami baru pindah waktu itu. Otomatis dia masih asing ditempat baru, sekolah baru, guru baru, lingkungan baru. Saya kira dia akan minta ditunggui di awal masuk sekolah. Ternyata tidak, dia sudah bisa ditinggal sejak pertama masuk sekolah. Beda dengan kakaknya butuh waktu dua minggu baru bisa ditinggal. Itupun harus main petak umpet dulu alias nyumput-nyumput biar tidak ketauan.

Waktu TK B saya setelah terima raport saya menyampaikan terimakasih kepada Ustadzahnya. Apa jawaban ustadzahnya berkata ‘’Saya tidak mengajarkan apa-apa lho Bu, Mba Alya itu belajar sendiri kok, saya Cuma mendengarkan dan menilainya.’’

Ustadzah pasti merendah saja itu, piker saya. Tapi memang benar sih, selama sekolah TK mba Alya tidak mau diajari, ditemani belajar atau minta tolong mengerjakan PR maupun hafalan. Dia merasa nyaman belaajr sendiri. Biasanya saya hanya bercerita menjelang tidur, atau membacakan nyaring, itu pun tidak rutin. Tahu-tahu dia sudah bisa membaca. Setidaknya tidak sesusah mengajari kakaknya, waktu belajar membaca.


Begitu pula saat sekolah dasar sampai kelas 4 selalu menempati peringkat nomer dua. Kami tidak mendewakan peringkat, namun capaiannya membuktikan bahwa dia tidak susah mengkuti semua pelajaran. Secara akademik dia mampu. Pola belajarnya masih sama, dia belaajr sendiri, tidak minta bantuan atau mau dibantu. Istilahnya di apa-apakan sudah bisa sendiri. Kami hanya cukup memfasilitasi saja.  

Secara akademik dia baik-baik saja, tidak ada masalah yang berarti. Namun sikapnya sekarang sangat berbeda dengan sebelum ya terutama dengan adiknya. Lebih jutek, mudah marah, kalau adi kebetulan bersalah, maka marahnya luar biasa. Ada luapan kebencian disana, marahnya tidak wajar, bahkan untuk hal kecil sekalipun.

Saya terkejut melihat perkembangan emosionalnya, sikapnya terhadap adik semata wayang yang begitu dia harapkan dulunya.

Masih ingat ketika saya belum hamil dia paling rajin mengelus perut saya, agar segera ada adik. Dia berdoa supaya saya segera hamil dan punya adik. Ketika saya hamil dia menjadi anak yang paling bahagia, setiap ahri dielusnya perut saya, tak sabar menunggu kelahiran adiknya.

Saat adiknya lahir dia sangat antusias ingin segera bertemu, karena kami masih dirumah sakit. Untunglah anak-anak boleh ikut menginap dirumah sakit. Dia sennag sekali, dan selalu menunggui adiknya, membelainya.

Dia dan kakaknya memang sama-sama sayang kepada adik bayinya. Namun dia akan menangis tidak terima kalau kakaknya yang mengambilkan popok atau benda yang diperlukan adiknya. Mereka berdua berlomba ingin membantu Ibunya merawat adik bayi. Sebegitunya ya..

Dia memang tumbuh menjadi anak yang mandiri, cekatan, dan rajin belajar. Saat saya dan pak suami tugas ke Jakarta, anak-anak yang sedang libur sekolah kami titipkan ke rumah Mbahnya. Dirumah Mbahnya itu dia memimpin kakak dan adik ya untuk mencuci baju sama-sama, menjemurnya dan mengangkatnya ketika kering. Padahal saya tidak menyuruh untuk mencuci baju-baju mereka. Saya hanya berpesan, untuk memasukan baju kotor kedalam wadah khusus, supaya tidak campur dengan baju bersih. Biar saya yang akan emncucinya ketika pulang dari Jakarta.

Dia juga bersedia menggoreng nugget, sosis, atau bikin mie untuk kakak, adik dan saudara sepupunya, ketika makan. Itu sesuai pesan saya kalau menggoreng lauk, jangan hanya untuk diri sendiri, tapi goreng agak banyak untuk makan sama-sama. Alhamdulillah dia lakukan dengan suka cita.Banyak lagi cerita tentang kemandirian dan kebaikannya. 

Kembali dengan sikap kepada adiknya yang berubah, saya tentu tidak membiarkan hal itu terjadi. Saya ajak dia bicara dari hati kehati. Apa alasan dia benci dan tidak suka kepada adik. Menurutnya Abi dan Umminya lebih sayang dan perhatian kepada adik dibanding kepada dirinya. Apa-apa adik, apa-apa adik.

‘’Ya Allah, apa benar begitu?’’ Tanya kami dalam hati. Mungkin tanpa kami sadari  kami lebih perhatian kepada adiknya yang masih kecil dan membutuhkan bantuan. Sedangkan dia yang memang anak mandiri, sejak kecil tidak  banyak meminta bantuan kami. Sehingga kami merasa dia tidak perlu banyak ditolong karena dia sudah bisa melakukan semua sendiri. Apalgi dia tidak pernah mengeluh.
Tidak hanya kepada adik saja, dia juga begitu sedih ketika kakaknya dibelikan Kasur. Maksud kami supaya kakaknya tidur terpisah, karena sudah mulai besar. Sedangkan dia sudah dibelikan springbed susun, untuknya dan adiknya. Kami piker itu wajar dan adil, namun tidak baginya. Sepulang sekolah dia langusng menangis ketika tahu kakaknya dibelikan Kasur. Menangis kencang, didepan pintu, belum sempat masuk rumah, dan berganti baju. Suaranya kencang, sampai terdengar tetangga, saya bingung karena tidak mampu menenangkannya.

Setelah tenang dan mau diajak bicara dia mengatakan bahwa dia sangat sedih dan iri tidak dibelikan Kasur. Dia tidak suka dibelikan bed yang harus sekamar dengan adiknya, dia mau tidur dikamar sendiri seperti kakaknya. Ya Allah, kami pikir dia akan terima dan baik-baik saja tidur sekamar dengan adiknya yang sama-sama perempuan. Ternyata dugaan kami salah, dia merasa diperlakukan tidak adil, kakaknya boleh tidur dikamar sendiri, Kasur sendiri. Hemm… anak yang pendiam, tidak banyak omong, selalu nrimo, tidak suka menangis, sekarang telah berubah.


Dari peristiwa itu kami disadarkan bahwa anak yang kelihatannya pendiam, mandiri, penurut membutuhkan perhatian dan bantuan dari kami orang tuanya.  Dia butuh dipahami perasannya, harus didengarkan. Maafkan kami ya Nak, sejaka itu kami lebih hati-hati bersikap kepada ketiga anak kami. Appaun yang akan kami berikan harus musyawarah dulu, dibicarakan bersama, agar tidak timbul salah paham, iri hati, dan kecewa. Apapun harus deal dulu, baru kami beli.

Sebenarnya dia bisa menerima asal diikutkan serta sebelum melaksanakan rencana. Dimintai pendapatnya, meskipun keputusan tetap ditangan orang tua. Misalnya adik butuh sepatu hitam baru, karena memang sepatu warna hitam belum adik punya. Meskipun dia  tahu sepatu itu seragam wajib disekolah adiknya, tanpa memberi pengertia kepadanya, rasa cemburu dan iri pasti ada.   

Sejak itu kami selalu melibatkan dia juga kakak dan adiknya bicara terlebih dahulu sebelum membeli berbagai keperluan. Termasuk membeli keperluan saya dan Pak Suami. 
  


Monday, March 30, 2020

Manajemen Emosi; Puasa Pekan Ke-2





Bismillah, puasa pekan ke-2 dimulai hari ini, 30 Maret 2020. Sejak kemarin sudah merencanakan tema puasa. Tidak sulit memilih tema puasa kali ini, karena sudah paham hal-hal yang dapat mengganggu proses menulis. Selain godaan main sosial media, kondisi emosional juga sangat penting diperhatikan.  

Sunday, March 29, 2020

Ketika Semangat Menulis Tak Lagi Nyala


Bismillah, tantangan hari ke -6 ini saya merasa tidak berhasil menjalankannya. Hari ke-5 seharusnya satu artikel selesai, namun ternyata tidak. Masih berupa oret-oretan, belum diedit. Hari ini pun sudah hampir tengah malam, belum berhasil saya hasilkan satu artikel pun.

Mood menulis sedang turun, banyak faktor menjadi penyebabnya, lelah dan jenuh, membuat ide enggan dituang. Kalaupun dipaksa menulis, jadinya garing.

Sepertinya saya butuh sesuatu yang membuat semangat menulis kembali menyala. Apa ya, biasanya membaca buku tips menulis atau membaca karya orang lain, bisa membantu. Tapi kali ini tidak, masih saja buntu. Mencoba melawan tidak berhasil, akhirnya mencoba menikmati masa ini.

Ini benar-benar tantangan.

#Day6
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional

Friday, March 27, 2020

Hasil Puasa Medsos; Satisfactory


Alhamdulillah puasa pekan pertama bisa dilalui, harus legowo jika hasilnya tidak mencapai level excellent. Ya, saya harus puas hanya mencapai poin tertinggi di level satisfactory. 

Thursday, March 26, 2020

Day 3



Tantangan hari ke-3, seharusnya saya mulai mencari  artikel untuk bahan menulis. Kebetulan artikel sudah ada, maka hari ini saya manfaatkan untuk kegiatan lain yang masih ada kaitan dengan kepenulisan.

 Besok insyaallah mulai mereviu artikel-artikel dan membuat outline penulisan artikel.



#day3
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional

Wednesday, March 25, 2020

Tantangan 30 Hari, Menulis (2)


Day 2

Ini adalah tantangan hari ke-2, menulis artikel. Bagaimana progresny? Sedianya deadline menyelesaikan artikel adalah besok (26/03/2020). Namun bisa diselesaikan hari ini, lebih cepat dari rencana semula.. Alhamdulillah, bahagiaa #1.

Tuesday, March 24, 2020

Tantangan 30 Hari, Menulis (1)


Tantangan 30 Hari





Bismillah tugas tantangan 30 hari di kelas kepompong hari ini dimulai. Tantangan yang saya pilih adalah menulis, minimal 2 artikel dalam 1 minggu.

Jadwal yang sudah saya susun adalah :

Hari ke-1 : Tentukan tema kemudian mencari dan mengumpulkan artikel literatur sesuai tema
Hari ke-2 : membaca dan mereviu artikel, membuat out line
Hari ke-3 : Kembangkan outline, menulis, edit, dan posting

Tema besar : Green Marketing dan Green Behavior
Jumlah kata : minimal 500 kata

Jadwal ini tidak mengikat, misalnya hari pertama setelah mengumpulkan artikel, maka boleh langsung di reviu atau menunggu hari berikutnya.

Intinya sedikit fleksibel yang penting hari ke-3 artikel sudah selesai. Jadwal itu untuk memudahkan pembagian pekerjaan, melatih disiplin, pengingat agar selesai tepat waktu.

Mengapa memilih tema itu? Karena sesuai bidang kajian penelitian, terbatasnya waktu untuk menulis tema lain, nyicil untuk menulis buku, memperdalam terkait green, belajar fokus satu bidang, dll.

Soale kalau tidak ditentukan temanya, pada saat mencari artikel di Google Scholar, banyak sekali artikel lain yang menarik, kalau tidak tahan, bisa tergoda. Bisa-bisa ambyar rencana semula, akhirnya tak satupun artikel ditulis.

Cukupkah waktu tiga hari? sebenarnya ini tantangan sekali bagi diri, bisa menulis cepat dalam tiga hari, apalagi pada saat kondisi libur akibat Covid-19. Membagi waktu antara keluarga dan me time menulis tidaklah mudah. Bismillah, ikhtiar dulu ini ceritanya, semoga berhasil ya.

Kabar bahagianya, mulai 21 Maret lalu, saya sudah mengumpulkan artikel untuk bahan tulisan, mereviunya, dan nyicil menulis. Jadi, seharusnya  hari ini baru mulai mencari bahan tulisan, namun lebih awal dilakukan maka artikel on process. Mulai lebih awal boleh kan? idep-idep berlatih, sekalian ngetes  diri.

#Day1
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional







Day 4

Maaf semalam ketiduran, baru bisa poating sekarang puasa day 4. 

Alhamdulillah sedikit lebih baik dari hari kemarin. Buka medsos hanya pada saat rehat, dan hanya sebentar.

#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional

Sunday, March 22, 2020

Day 3

Covid-19


Masa KLB sudah berjalan satu minggu, seminggu pula kami mengunci diri di rumah. Tidak sepenuhnya mengunci sebenarnya karena masih keluar rumah buang sampah, jemur baju dibelakang rumah. Masih bisa sesekali menyapa tetangga kalau jemur baju diteras belakang, kebetulan dekat dengan rumah tetangga.  Kami hanya ngobroil sebentar dan seperlunya. 

Saturday, March 21, 2020

Day 2

#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional

Friday, March 20, 2020

Manajemen Waktu, Puasa Bermain Medsos


Bismillah, menjalani tugas pertama di kelas kepompong.
Tidak mudah bagi saya untuk memahami tugas ini. Butuh waktu  lama untuk mencerna. Di mulai dari mendengarkan video dongeng Bu Septi, mencatat hal penting, menyimak pertanyaan dan jawaban teman lain. Juga membaca surat cinta dari Bu Septi, juga dari Mba Ika. 



Saya Ingin Cekatan Dibidang Apa, atau bidang apa yang akan dikuatkan?


satisfactory


Melihat Mind Map, saya berusaha meningkatkan kualitas cekatan di bidang menulis.  Ini menantang, mengingat target penulisan yang saya buat di mind map, tidak hanya menulis di blog, tapi menulis buku, dan artikel ilmiah. 


Peta belajar bisa dibaca Disini


Menulis curhatan bisa dilakukan setiap hari, dan insyaallah bisa menulis 1 artikel per hari. Namun untuk artikel ilmiah belum bisa menulis sehari satu artikel. Proses mencari literatur, menulis, dan mengedit butuh waktu lama, belum lagi kalau mood sedang gak akur.

Dimasa semua anggota keluarga stay dirumah begini, me time menulis tidak bisa seperti sebelumnya. Tugas domestik dan melayani keperluan anak dan suami menjadi prioritas. Membuat to do list, kandang waktu, mungkin menjadi solusi. 

Maka saya harus bijak kepada diri, paham kemampuan diri. Apalagi tahapan kepompong ini memang saatnya belajar mandiri tidak perlu tanya sana-sini, tidak perlu bikin grup diskusi, fokus pada diri sendiri. Harapannya akan semakin mengenal diri, tanpa pedulikan suara-suara dari luar. Kita punya hak penuh untuk memilih bidang yang akan dikuatkan, mencari dan membuat  tantangan, serta menilai hasil perjuangan. 

Bagaimana Supaya Cekatan?

Untuk bisa cekatan dibidang kepenulisan, maka harus rajin berlatih menulis. Banyak berlatih akan membuat diri semakin terampil. Akan mudah melakukan sesuatu yang sudah sering dilatih.

Tantangan 30 hari

Latihan menulis akan dilakukan dalam 30 hari kedepan. Tantangan tersebut adalah menulis dua artikel perminggu. 

Jadwal kegiatan yang dilakukan adalah


Hari pertama : mencari literatur, informasi sesuai tema
Hari kedua : mereviu, buat outline, dan menulis
Hari ketiga : mengedit dan memposting

Dimulai tanggal 24 maret sampai 22 Juni 2020. Jadi selama 30 hari kedepan, insyaallah akan ada 8 artikel dihasilkan. Kalau lebih dari 8, akan lebih baik tentunya. 

Artikel yang telah ditulis akan diposting di blog. Mengapa blog? blog sebagai sarana berlatih menulis cukup efektif. Juga sebagai penyimpan  tulisan-tulisan yang saya buat. Kumpulan artikel-artikel tersebut, suatu saat akan dikembangkan menjadi sebuah buku, dan artikel ilmiah untuk publikasi. Nah setali tiga uang.

Ya, karena saya harus berpikir bagaimana target tulisan saya baik blog, buku maupun publikasi dapat tercapai. Pernah fokus satu persatu, namun ambyarr alias bubar jalan. Maka harus berstrategi supaya semua dapat tercapai, dan hati bahagia.


Puasa
  
Puasa 30 hari di kelas kepompong ini adalah menghilangkan hambatan, gangguan, yang membuat proses menjadi cekatan terganggu. 

Untuk cekatan dibidang menulis banyak sekali gangguannya, terutama manajemen waktu, untuk bermain medsos.  

Biasanya dilakukan disela-sela melakukan pekerjaan domestik, saat mencari data maupun pada saat menulis. Buka Fb, baca cerita di komunitas menulis, komunitas blog, tengok youtube....bablas. 

Apalagi selesai ndomestik badan lelah, sudah mandi, sudah makan, leyeh-leyeh sambil pegang hp dan main medsos rasanya nyaman. Tapi efeknye tidak efektif untuk rehat, kepala kadang ikut pusing, otot leher kaku.  

Nah itu antara lain yang harus saya kurangi, sebab kalau dihilangkan sama sekali tidak mungkin juga. Lebih baik mengaturnya supaya semua berjalan lancar dan baik.

Puasa hari pertama saya mengurangi bermain medsos.
Hari ini saya beri nilai 2, atau Satisfactory. Karena masih belum bisa disiplin bermain medsos. Saat rejat tadi niatnya mau tidur, karena badan lelah sekali. Namun sambil bawa hp rehatnya, akhirnya sempat main medsos, meskipun waktunya tidak sama dengan sebelumnya. Saya anggap belum berhasil

Disis lain saya patut bahagia, tadi pagi sudah belanja agak banyak, food prep, masak, dan selesai masak dapur langusng bersih. Start to end itu prinsipku sekarang. Gak boleh ninggalin pekerjaan sebelum selesai. 

Manajemen emosi cukup baik, sempat agak ngegas dikti sama anak, tetapi untungnya Paksuami dan anak-anak mengingatkan dengan sebuah hadist larangan marah. 

Membersamai anak saya lakukan pada saat membersihkan bahan makanan, anak-anak smabil belajar bagaimana menyiangi sayuran, memotong, mencucinya, menata di wadah, kemudian menyimpan dikulkas. Juga pada saat mereka mengisi PR, dan biasanya ditambah malam setelah maghrib bercerita. 


Dapat Badge Apa Hari ini?

Satisfactory


Ya, upaya hari ini saya ganjar dengan badge satisfactory. saya rasa cukup adil untuk usaha mengurangi scrol sosmed hehe. Selamat ya, besok lebih baik lagi, aamiin

Penutup

Demikian cerita tentang puasa hari pertama dikelas kepompong. Semoga semua target tercapai, sampai akhir, aamiin.

Noted..
Upsss...pingin ketawa sayah, jebule belum wayahnya setor tugas, baru nyadar setelah setor. Udah gitu dengan pedenya cerita di FB dan WAG. Walah..bener-bener error kemarin. Untung segera nyadar, lapor Mba Ika, dan Mba Lia, akhirnya tugas dihapus. 

Tumben gasik setor tugas, sekali gasik, ehh salah tanggal...😅😅😅😅. Duuh mak, keep kalem, semangat boleh tapi tengok kanan-kiri juga perlu ..hehe.


Harusnya mulai tanggal 20 - 23 maret, adalah saatnya tengok mind map, renungkan, lalu pilih satu bidang yang akan dikuatkan or ditingkatkan. Bikin tantangan untuk menguatkan bidang pilihan tersebut. Tak lupa petani apa gangguannya, atau hambatan untuk mencapainya. Maka berpuasalah dari gangguan-gangguan tersebut.


Bila SUDAH KETEMU, lets do it. Patuhi, lakukan dengan baik. 


Selamat merenung...


#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional

Sunday, March 15, 2020

Cara Menjaga Kesehatan Keluarga, Selama Masa KLB


Hari kedua setelah ditetapkan KLB, (15/03/2020) saya pergi belanja kebutuhan makanan di pasar terdekat tempat biasa belanja. Sebenarnya bukan pasar, hanya jalan yang kanan dan kirinya dipenuhi pedagang makanan matang maupun bahan makanan mentah. Layaknya sebuah pasar, barang yang dijajakan lengkap, ada ikan laut, ikan air tawar, daging sapi, ayam, bandeng presto dan lain-lain. 

Saturday, March 14, 2020

Solo KLB, Virus Corona, Sekolah Libur 14 hari


Virus Corona



Baru kemarin membaca berita ada pasien meninggal dunia di Rumah Sakit Moewardi Surakarta, dinyatakan positif Covid-19 atau virus Corona. Saya tidak langsung percaya, masih menunggu informasi lain, untuk memperkuat bahwa berita itu bukan hoax. Sambil terus meningkatkan kewaspadaan kepada seluruh anggota keluarga. Berusaha tetap tenang, menjaga kebersihan badan, sering cuci tangan. Jemput anak sekolah memakai masker walau bukan masker kesehatan. 

Tuesday, March 10, 2020

Bekal Untuk Buddy-ku, Tips, dan Trik Lulus Beasiswa, dan Studi S3


Alhamdulillah kelas bunda cekatan hampir purna, sekarang sudah masuk pekan ke-8, pekan terakhir dikelas ulat-ulat. Seperti biasa setiap pekan mendapat tugas yang beda, dan tak terduga. 

Wednesday, March 4, 2020

Daging Ikan Crispy, dan Belajar Nyetir


Ikan Crispy 

Rutinitas setiap pagi menyipakn menu sarapan untuk anak-anak. Dari kemarin sudah berencana membuat daging ikan crispy. Bahan-bahan sudah tersedia, tadi malam daging ikan fillet sudah dikeluarkan dari freezer, ke kulkas bagian atas. Pagi-pagi ikan sudah tidak beku, tinggal cuci lagi, kemudian di iris tipis sesuai selera. Jangan lupa buang sisa-sisa duri yang masih ada. 

Tuesday, March 3, 2020

Merapi dan Masker


Ada dua peristiwa kemarin dan hari ini yang berkaitan dengan masker, kesehatan. Yang pertama virus corona masuk Indoensia dan dua warga yang sudah positif terjangkit virus tersebut. Hal itu menggugah seluruh warga negeri ini untuk mengenakan masker.

Peristiwa kedua yaitu hujan abu akibat gunung merapi ''batuk'' lagi. Tepatnya pagi menjelang siang ini, melihat berita di instagram dan WAG. Padahal pagi tadi antar anak sekolah dan belanja dipasar belum ada hujan abu. Barusan keluar melihat jemuran kain yang berwarna hitam sudah dipenuhi debu halus berwarna putih. Ini juga butuh masker.


Sunday, March 1, 2020

Refleksi Belajar




Refleksi Belajar 


Alhamdulillah sampai dipekan ke-7, kelas ulat-ulat, semoga terus semangat menunaikan setiap tugas, aamiin.

Tugas pekan ini adalah refleksi belajar. Apa ya yang dimaksud refleksi belajar itu? Meluncur ke Mbah Google, banyak sekali artikel yang membahas mengenai refleksi maupun refleksi belajar. Berdasarkan berbagai artikel tersebut saya mencoba mendefinisikan refleksi belajar sebagai  suatu proses melihat kembali pengalaman belajar yang telah dilakukan untuk dapat menarik lessons learned atau sari pengalaman belajar tersebut, selanjutnya dievaluasi, yang berguna bagi pembelajaran selanjutnya.  

Mendidik Anak Ala Keluarga Berbudi

Link