Wednesday, June 24, 2020

Kegiatan yang Mneyenangkan, Menanam

Menanam

Menanam adalah kegiatan yang  aku suka sejak kecil. Hidup di desa dan kebetulan pekarangan rumah orang tua cukup luas sehingga leluasa menyalurkan kegiatan itu.

Masih ingat berbagai tanaman yang ditanam pada waktu kecil ada cabe, terong, bayam, singkong, pisang, jambu, sereh, kunyit, kemangi, ketela rambat, dan lain-lain.

Kegiatan menanam kulakukan untuk mengisi waktu luang setelah sekolah atau pada saat libur. Tidak ada yang meminta, murni inisiatif sendiri, melakukan karena suka.

Pada saat itu kehidupan sehari-hari memang akrab dengan alam. Membantu orang tua bekerja di sawah atau ladang menjadi kegiatan yang menyenangkan. Bila musim padi sepulang sekolah wajib pergi ke sawah yang tidak jauh dari rumah. Kalau kegiatan menanam tidak terlalu terlibat, dikerjakan oleh banyak orang, sawah pada saat itu cukup luas, tidak mungkin dikerjakan sendiri. Peranku sangat dibutuhkan ketika padi sudah mulai ‘’jebrul’’ atau berbuah. Orang tua memintaku untuk menjaga padi agar padi tidak dimakan  burung-burung emprit .

Tak heran dulu aku bercita-cita menjadi petani, namun tidak tercapai, hehe. Namun kegiatan menanam tetap bisa aku salurkan dengan memanfaatkan lahan yang ada. Dimanapun aku tinggal, tetap bisa aku lakukan. Waktu tinggal diperumahan, sengaja depan rumah disisakan lahan sedikit untuk menanam. Begitupula ketika tinggal dirumah yang ada lahan sisa cukup luas, aku manfaatkan untuk menanam sayuran.

Sampai sekarang kegiatan itu tidak bisa aku tinggalkan. Masih suka menanam berbagai tanaman bunga didalam pot. Ada jahe, lidah buaya, lidah mertua, palem kuning, palem hijau (lupa nama aslinya), dan krokot. Bahkan pohon pepaya Jepang juga aku tanam dalam pot, Alhamdulillah hidup dan tumbuh baik.

Waktu ke Semarang main ke tempat saudara, dikasih pohon Tin, Buah Delima, dan Bidara, menambah koleksi tanamanku. Ketiga pohon yang banyak manfaatnya insyaallah.

Belum lama ini sempat mampir ke toko tanaman, niatnya mau beli tanah kompos saja, namun sempat beli pohon binahong, dan adik beli mawar mini.

Kegiatan ini mampu menghibur diri, menyenangkan dan menyejukan hati. Kata orang bertangan dingin, nanam apa saja jadi. Jadi ingat cita-cita waktu kecil, ingin menjadi petani. Mungkin karena jumlahnya sedikit dan hanya menyalurkan hobi saja sehingga bisa menjadi kegiatan yang menghibur. Akan berbeda jika menanam dalam jumlah banyak, dan menjadi profesi, bisa jadi akan membuat pusing kepala. Seringnya ketika musim panen harga jatuh, sementara biaya operasional sangat tinggi. Entahlah wallahu’alam bishowab

Aah tapi enggak ding, kalau aku jadi petani pasti akan berpikir mencari solusi bagi setiap permasalahan yang ada. Tidak usah takut akan risiko ya kan? Karena apapun profesi yang dipilih akan selalu ada masalah dan risiko menyerta.

Nikmati apapun profesimu, lakukan apapun hobimu, saling melengkapi  tanpa saling mengganggu. Hidup harus diisi dengan kegiatan berbeda agar tidak jenuh.  Iya kan? Iya aja sih….hehe

 


Monday, June 22, 2020

Jurnal Minggu Ke-5, False Celebration




 
Sharing bersama mentor kali ini membahas mengenai kesalahan diri. Ini pertanyaan dari mentor saya :

  1. Untuk pekan ini, apakah bunda sudah menemukan kesalahan diri di bidang yg ingin bunda dalami (dalam hal ini HS)
  2. Setelah menemukannya, akan kita rayakan karena menemukan kesalahan diri itu tidak mudah.
  3. Kemudian bunda akan membuat rencana apa yg akan bunda lakukan agar hal tersebut tidak terjadi kembali ๐Ÿ™

Pertanyaan sederhana namun tidak mudah menjawabnya. Meskipun sebelum pertanyaan tersebut diajukan saya sudah lebih dahulu merenung, metani kesalahan yang saya lakukan.

Akhirnya inilah kesalahan yang saya temukan dalam pengasuhan, terutama dalam menerapkan metode HS.

Saya kebetulan saat ini sedang konsultasi dengan ahlinya mengenai mindful parenting. 
Hal ini sangat mendukung kegiatan metode HS ini nantinya. Namun saya belum bisa maksimal fokus membersamai anak secara mindful. Belum hadir penuh, praktek minimal 1 jam per hari. Catat perkembangannya.

Rupanya ini sangat berpengaruh terhadap komunikasi orang tua dengan anak. Maka saya juga harus belajar tentang  komunikasi yang efektif.

Jika pada fase ini berhasil maka kegiatan pembelajaran selanjutnya akan lebih mudah.

Pada saat ini belajar tentang adab yang sudah saya jalankan. Alhamdulillah ini sudah berjalan cukup baik. Pembelajaran bisa dilakukan bersama ketiga anak saya,biasanya setelah sholat maghrib.
Kami duduk melingkar, saya bacakan hadist dari buku Adab Al-Mufrad. Anak-anak menyimak dan bertanya,diskusi. 

Jadi baru pelajaran adab dan terapi yang bisa dijalankan saat ini.

Eh iya...Mas A sudah ikut ujian kesetaraan paket B di PKBM,alhamdulillah lulus dan naik ke kelas 8.

Sungguh masih banyak sekali hal yang harus diperbaiki. Sambil jalan pelan² di lakukan. Mohon petunjuk Allah.

Masyaallah...memang benar jika kita sudah memutuskan sesuatu maka Allah akan bantu mencukupi kebutuhan ilmu dari arah mana saja. Ada saja jalan untuk memahami dan belajar tentang Homeschooling ini. Semakin mantabs dan pak suami juga mendukung penuh. Alhamdulillah.

Merayakan kesalahan?


Ya..saya merasa bersyukur telah menemukan kesalahan dalam proses belajar HS ini. Seperti diingatkan juga harus segera berbenah dan sungguh² dari sekarang jika tidak maka tuga selanjutnya akan lebih berat.

Selamat ya...menemukan kesalahan..ikhas menerima dan berusaha memperbaiki.

Rencana perbaikan


Akan memberikan waktu khusus untuk mindful parenting. 

Membuat kesepakatan jadwal belajar bersama anak.

Mungkin itu dulu,sengaja saya tidak mau banyak-banyak. Mengingat anak saya sedang masa detox. Dari schooling ke unschooling.
Sudah ada gambaran kurikulum namun belum saya terapkan secara penuh.

Harus terus mengamati..membersamai.

Demikian cerita jurnal ke-5
Terimakasih My mentor yang baik hati, dan penyabar. Barakallahufiikum












Sunday, June 21, 2020

Mindfull Parenting (2)

Mindfull Parenting

Tanggung jawab mendidik anak merupakan tanggung jawab orang tua, karena orang tua adalah pendidik pertama dan utama didalam suatu keluarga (Wahy, 2012). Selain itu orang tua juga berperan penting dalam membangun karakter dan perkembangan emosi anak (Hyoscyamina, 2011). Namun dalam menjalani peran sebagai pendidik anak, orang tua kerap menghadapi masalah.

Saturday, June 20, 2020

Mindfullness (1)

 Mindfullness 

Pengertian Mindfullness

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian mindfulness, seperti pendapat Snyder dan Lopez (2002)  Mindfullness adalah keadaan pikiran yang fleksibel atau terbuka terhadap hal-hal baru, sebagai proses menggambarkan sesuatu.

Mindfullness merupakan suatu sikap kesadaran diri penuh saat ini, tidak menerawang ke masa lalu yang telah terjadi maupun masa depan yang belum terjadi. Dengan kata lain mindfulness fokus diri pada apa yang sedang dijalani pada saat ini, dengan melakukan yang terbaik demi meraih hasil yang memuaskan dimasa depan.

Mace (2008) berpendapat bahwa mindfulness adalah penekanan pada kesadaran, menjadi sadar sepenuhnya pada hal yang terjadi saat ini dengan mengalihkan pengalaman yang lain, menerima sepenuhnya tanpa penilaian.

Pendapat lainnya dikemukakan oleh Kabat-Zinn, (1990) mindfulness adalah keterampilan dalam memberikan perhatian dengan berfokus pada satu tujuan, saat ini, dan tanpa memberikan penilaian.

Mindfulness berarti suatu kondisi di mana pikiran, perasaan, dan tubuh kita berada pada saat ini, tidak mengembara ke masa lalu maupun masa depan.

Mindfulness merupakan bentuk ketrampilan yang dapat membantu individu agar memiliki kesadaran dan tidak bersikap reaktif akan apa yang terjadi saat ini, sebuah cara untuk memaknai peristiwa baik positif, negatif, maupun netral sehingga mampu mengatasi perasaan tertekan dan menimbulkan kesejahteraan diri (Germer, Siegel, dan Fulton, 2005).

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan mindfulness merupakan upaya berfokus hidup pada saat ini, secara penuh tanpa dibebani peristiwa masa lalu maupun masa depan.  

Makna Konsep hidup saat ini

Orientasi mindfulness adalah hidup pada saat ini (living in the present), konspe tersebut sekilas mirip dengan hidup untuk saat ini (living for the present) . Namun sejatinya kedua konsep tersebut memiliki makna yang jauh berbeda.

Living in the present mengembangkan perilaku hidup seseorang berdasarkan control diri penuh dan pencapaian tujuan yang lebih efektif (Brown, Ryan dan Creswell, 2007). Sebaliknya, living for the present dapat berakibat seseorang berperilaku dengan tidak mempertimbangkan konsekuensi yang terjadi di masa depan.

Ungkapan berikut ini dapat menjelaskan perbedaan orientasi hidup seseorang pada saat ini, masa lalu maupun masa depan.

  •           Orang yang hidup di masa lalu biasanya masih memendam kekecewaan, kemarahan, kekesalan, dendam, dan perasaan bersalah.
  •          Orang yang hidup di masa depan merupakan tipe orang yang cemas dan khawatir berlebihan, selain itu hidupnya juga cenderung terburu-buru dan tidak tenang 

  •       Orang yang hidup ada saat ini adalah orang yang sehat dan bahagia serta mampu mengembangkan kehidupan yang mindfull. Pikirannya tidak mengembara kemana-mana, baik ke masa lalu maupun masa depan. 

  •       Orientasi hidup pada saat ini adalah yang paling ideal, namun tidak semua orang bisa dengan mudah melakukannya. Hal tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti luka pengasuhan di masa lalu.

 

     Manfaat Mindfullness

    •  Mindfulness menghasilkan dampak yang positif dan berkontribusi langsung pada kesejahteraan (well-being) dan kebahagiaan (happiness) individu (Brown & Ryan, 2003; Brown, Ryan, & Creswell, 2007).
    •  Pada psikologi positif, mindfulness menjadi salah satu aspek kebahagiaan masa sekarang yaitu sebagai emosi positif masa kini (Arif, 2016).
    • Ukuran kebahagiaan adalah kepuasan hidup individu, yaitu sebagai sebuah perasaan puas pada internal individu (Seligman, 2013; Uchida & Oishi, 2016).
    • Kepuasan hidup sebagai tolok ukur kebahagiaan dapat muncul dari mindfulness karena mindfull menciptakan kejernihan kesadaran, kesadaran yang tidak membuat konsep dan tidak membeda-bedakan, kesadaran dan perhatian yang fleksibel, dapat memiliki pendirian yang empiris terhadap realitas, sadar berorientasi pada masa sekarang, dan perhatian serta kesadaran yang stabil dan berkelanjutan (Brown et al., 2007).
      
Individu dapat menerima pengalaman sebagai realitas apa adanya, hal ini dapat mereduksi            perasaan negatif dan meningkatkan perasaan positif pada individu.

Ketika seseorang sadar, seseorang menjadi lebih sensitif terhadap suatu konteks dan                perspektif dalam suatu situasi saat ini. Saat seseorang memiliki kesadaran penuh, perilaku individu dapat dipandu daripada diatur oleh aturanaturan dan rutinitas-rutinitas.

   Komponen Utama Mindfullness

Umniyah dan Afiatin (2009) berpendapat bahwa mindfulness memiliki tiga komponen yaitu Kesadaran (awareness), Pengalaman saat ini (present experience) dan Penerimaan (acceptance).

Syarat-syarat yang harus dipenuhi pada proses pemusatan perhatian (mindfulness) adalah:

1.      Nonkonseptual, merupakan kesadaran tanpa proses pemikiran

2.       Fokus pada peristiwa sekarang

3.       Tanpa penilaian (non-judgemental)

4.       Dilakukan dengan sengaja (intentional)

5.       Observasi subjek

6.       Nonverbal;

7.       Membebaskan (liberating)


Bersambung ...

Tuesday, June 16, 2020

Pekan Ke-empat Kelas Kupu - Kupu

Bismillah...

Masyaallah pekan ke-4 kelihatanya santia hanya cerita tentang mentor dan mentee.
Namun karena kegiatan diluar kelas ini lumayan padat. Maka, bagi saya ini justru fase yang tidak mudah dan tidak ringan. 

Pekan ke-4 saya sampai disapa dulu oleh mentor saya yang sabar dan baik hati. Saya lupa dan tidak sempat menyapa lebih dulu. Maafkan ya Bunda Siti My mentor๐Ÿ™

Mentor saya menanyakan apakah saya merasa nyaman selama menjadi mentee. Sebelum saya jawab, bunda Siti mengatakan bahwa beliau merasa nyaman. Begitu pula sebaliknya saya merasa bersyukur mendapat mentor seperti Bunda Siti.

Tetapi ada satu hal yang membuat saya jadi pakewuh, yaitu kesibukan saya akhir-akhir ini cukup menyita waktu. Sehingga saya tidak bisa menyimak dengan seksama materi dikelas ini. 

Pekan ini kegiatan HS keluarga saya masih dalam upaya konsultasi dengan ahlinya. Kami dijadwalkan 1 bulan dengan 3 kali konsul setiap pekan. Tidak hanya konsultasi tetapi praktik juga. Karena konsultan hanya menjadi fasilitator saja. Berhasil atau tidak tergantung sejauh mana saya berusaha menerapkan materi yang diberikan.

Selain itu anak kami yang HS sedang melaksanakan ujian kenaikan kelas di PKBM. Alhamdulillah hari ini ujian selesai, semoga hasilnya bagus.aamiin.

Kegiatan itu sudah saya sampaikan kepada mentor. Alhamdulillah beliau dapat memahami.

Dari kegiatan tersebut saya semakin paham bahwa anak saya memang lebih nyaman belajar bersama kedua orang tuanya (saya dan suami saya). 

Bismillah ..semoga kegiatan belajar selanjutnya dimudahkan dan dilancarkan orlh Allah SWT. Aamiin



Tuesday, June 9, 2020

Jurnal Pekan ke -3 Kelas Kupu-kupu


Bismillah...
Hallo Bunda hadir lagi di kelas Kupu-kupu pekan ke-3. Setelah libur lebaran...pernah merasakan ambyaar semangat, gimana dengan Bunda?

Alhamdulillah dengan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa, masih diberi rasa eman-eman untuk menyerah. Maka, pelan-pelan menyimak materi, dan hubungi Bunda Siti selaku mentor. Untunglah beliau mentor yang sangat baik dan sabar hadapi mentee macam ni ๐Ÿ˜š

Hasil sharing yang beliau tanyakan adalah rencana apa?

Bismillah...insyaallah untuk awal theraphy perilaku dulu dengan bantuan ahlinya. Kedua, pendidikan adab dan akhlak. Ketiga, akidah. Keempat, minat bakat. Kelima, akademik (ilmu pengetahuan). Keenam sejarah seni. Ketujuh, ketrampilan membaca dan menulis.
Dll.

Itu kurikulum kasar yang masih perlu di breakdown lebih detail. Jujur saja belum on di materi pekan ke-3 ini.

Maafkan bila kolom cantik dibawah ini masih polos...belum terisi. Harus nyenuk membuatnya. Apalagi saya mbelok dari tema pelajaran sebelumnya.


Semoga bisa segera diperbaiki. Aamiin




__
#jurnal_pekan_ketiga


Mendidik Anak Ala Keluarga Berbudi

Link