Pada perjalanan ke Lampung kali ini saya sedikit memohon kepada suami, agar diijinkan naik bis. Padahal ada tiket pesawat promo, tak jua mampu mengubah pilihan.
Selain rasa kangen, ada hal lain yang menjadi pertimbangan saya, tempat tujuan. Ya, tujuan saya ke Lampung Timur, lebih efektif jika memilih bis yang bisa langsung ke tempat tujuan. Sementara kalau naik pesawat, dari Bandara harus menempuh 2 jam perjalanan, belum lagi moda transportasi tidak banyak. Bisa minta jemput saudara, saya tidak ingin merepotkan. Berbagai pertimbangan itulah akhirnya Pak Suami meridhoi pilihan istrinya.
Hanya satu P.O bis yang melayani trayek Solo ke Lampung Timur. Banyak perubahan pada fasilitas bus ini, berbeda dengan pengalaman naik bis ini 14 tahun yang lalu. Sekarang lebih nyaman, jarak tempat duduknya lebih longgar, ada sandaran kaki, juga tidak banyak berhenti disatu tempat, sehingga lebih cepat sampai.
Penumpang mendapat jatah dua kali makan. Pertama snack box dibagikan didalam bis, sesaat setelah bis keluar dari pool. Kedua, makan malam di rumah makan, yang menunya fresh dan enak. Di rumah makan itu dilengkapi kamar mandi, toilet, mushola yang bersih dan luas. Sangat nyaman untuk rehat dan menunaikan ibadah sholat Isya.
Beruntung sekali sampai di merak masih pagi sekitar pukul 5.40. Tak lama kemudian kapal berlayar,tepat pukul 5.58. Saya tidak masuk ke ruangan khusus penumpang didalam kapal, memilih duduk diluar menikmati indahnya selat sunda. Didukung cuaca cerah, membuat pagi ini, terasa indah.
Kondisi kapal juga banyak berubah, lebih bersih, dan nyaman. Tak menyesal memilih perjalanan darat deh. Saya juga bertemu dengan dua gadis cantik dikapal,keduanya adalah mahasiswa di jogja dan Magelang yang sedang mudik liburan semester. Kami sempat berkenalan dan ngobrol tentang beberapa hal, seperti sudah kenal lama saja.
Setelah keluar kapal di Dermaga Bakauheni bis ini meluncur lewat jalur lintas timur. Jalan lintas timur merupakan jalan alternatif yang terbentang dari dermaga bakauheni ke lampung timur sampai Palembang, tanpa melalui ibukota Bandar Lampung. Untuk rute bandar lampung, ada bis tersendiri, bisa lewat jalan umum atau tol.
Beberapa tahun sebelumnya, rute bis dari Jawa hanya melalui ibukota Bandar Lampung, lanjut ke kota lain. Seperti ke Palembang, Jambi, Bengkulu dan kota lain di Sumatera sampai Aceh. Sekarang ada beberapa pilihan.
Di Lampung Timur, saya pulang ke rumah tua dan kakak. Kebetulan rumahnya tidak terlalu jauh. Alhamdulillah orang tua dan saudara sehat semua. Dikampung ini aku dibesar dan merenda cita-cita. Bertumpuk kenangan disini.
Tak lupa silaturahmi ke kampus tercinta di Way Jepara. Bahagia bisa kembali kekampus ini, bertemu kembali dengan teman dan pimpinan. Hubungan antar pegawai dan pimpinan disini sangat akrab, tapi tetap prpfesional. Membuat nyaman dan betah bekerja dan mengabdi disini.
Sempat juga diajak Bu Eka, rekan kerja di kampus, mengunjungi rumah Bu Erma salah satu rekan kami yang kini menjabat sebagai Kepala Desa, kereen ya Bu Erma ini. Kebetulan beliau tidak kekampus,jadi kami yang kerumah, melepas kangen lama tidak berjumpa. Rumah Bu Erma tidak jauh dari Taman Nasional Way Kambas (TNWK).
TNWK merupakan kawasan hutan wisata, disana terdapat Pusat Latihan Gajah (PLG). Gajah yang sudah dilatih dan jinak bisa menyajikan atraksi untuk pengunjung. Aksinya sangat menghibur. Saluut dengan para pawang yang melatihnya. Taman ini pernah mengalami masa kejayaan di tahun 90-an. Sekarang masih cukup ramai pengunjung meskipun tidak seramai dulu. Apalagi kalau ada even festival Way Kambas yang diadakan setiap tahun, pengunjung bisa dipastikan sangat ramai.
Setelah dari rumah beliau saya diajak masuk ke taman, tempat sekolah gajah lampung. Cuma sebentar karena sudah sore dan sepi, sampai tidak sempat foto-foto.
Beberapa petugas atau polisi hutan masih berjaga di taman tersebut, mereka menyarankan kami untuk segera keluar dari kawasan taman, karena dikuatirkan akan datang kawanan hewan liar yang sering muncul disore dan malam hari.
Kami sempat melihat seekor babi hutan sedang berjalan dikawasan taman. Segera saja bu Eka memacu kendaraan keluar hutan. Itu pertanda bahwa memang benar kalau sore hari bakal ada hewan liar bermain-main dikawasan taman. Bahkan ada serombongan gajah liar, tidak hanya main di kawasan taman,tetapi sampai masuk desa ke ladang -ladang warga.
Kawanan gajah itu bukan gajah yang sudah terlatih di pusat latihan gajah lho, jadi harus waspada. Didesa dekat taman ini biasanya warga bergotong royong menjaga ladang di malam hari untuk menghalau gajah2 tersebut.
Di desa saya juga begitu, meskipun jauh dari TNWK, namun dekat hutan lindung. Hanya dipisahkan rawa dan sungai. Sehingga kadang-kadang ada juga kawanan gajah masuk ladang dan sawah.
Sudah berapa lama ya, saya tidak kesini? Kalau masuk kawasan dalam taman sekitar tahun 1997. Pernah juga kesini tahun 2011, tapi hanya sampai pintu taman, jemput suami yang sedang mengantar teman Belandanya berwisata. Masuk kesini lagi tahun 2020. Wah sudah lama sekali ya?
Banyak perubahan terjadi selama kurun waktu satu dekade ini. Ada yang berubah lebih baik, dan ada pula sebaliknya. Perubahan itu meliputi kehidupan pribadi, keluarga sampai ke perkembangan didaerahku. Itulah jalan kehidupan. Apapun itu saya bersyukur, dan berharap akan tumbuh menjadi lebih baik lagi. Aamiin.
**
Mulang Tiyuh = Pulang Kampung