Bismillahirrohmanirrohim,
Ide memang seringnya datang tidak diundang, kalau diundang malah enggan datang. Seperti pagi ini, saat sarapan ikan gorengan sisa kemarin, si ide tiba-tiba melintas, membawaku menghayal masuk pasar, ke tempat jualan ikan, ayam, dan daging. ''Ngapain, jalan-jalan kesana mak?''
Ceritanya ada dua emak sedang duduk diteras belakang rumah, yang menghadap taman kecil nan hijau dan indah. Mereka berdua bertetangga, maka sering kalau anak sudah pergi sekolah dan suami pergi kerja, mereka menghabiskan waktu, untuk saling curhat, atau sekedar cerita, ngerumpi, tapi sekuat tenaga tidak ghibah. Ema Tutut dan Emak Iyah.
Kali ini acara ngumpulnya dirumah emak Iyah, tempat favoritnya di teras belakang rumah nan asri. Duduk berdua, membahas apa saja yang sedang nge-hits, maklumlah mereka kan emak gaul tapi sholihah. Emak Iyah ini suka sekali memasak, kalau ada teman atau tetangga datang, ada aja suguhan lengkap dengan teh atau kopi panas atau dingin. Ahh wes koyo warung makan ae. IIIh kok kayak suami mak beti ya ..logatnya. Haha
Pagi ini mendung syahdu melanda dunia duo emak itu, tapi hati meraka cerah ceria. Terlihat dari raut wajah mereka, dan canda tawa renyahnya. Tak lupa sajian sederhana, kue bronis ketan hitam kukus, karya emak Iyah dan dua teh cangkir panas siap menemani acara rumpi mereka.
''Aku sedang dapat wangsit, atau ide nih,'' ujar mak Iyah membuka obrolan.
''Ide opo tho, kok serius tenan, '' Mak tutut mulai kepo.
""Mak Tutut, pasti paham kan, kalau beli ikan, ayam, atau daging itu sekarang sudah dibersihkan kotoran, udah dipotongin sekalian sama mamang penjualnya,'' ujar mak meti sambil memandang wajah emak tutut yang sedang mengunyah bronis. "Tapiiii....itu belum selesai kan, setelahnya mesti mencucinya hingga bersih, meniriskan, membumbui, menyimpan dikulkas kalau belum mau diolah saat itu juga,'' lanjut Mak Iyah bersemangat.
''Bener kan Mak?''
''Iya bener, terus kenapa emang?''
''Widih Mak, jangan sinis gitu sih njawabnya, kan ane jadi takut melanjutkan ide ini.''
''Yo wes, aku senyum ya''
''Nah gitu ding mak.''
Jadi siap melanjutkan ide nih.
Bagi emak yang punya asisten rumah tangga, atau rewang, atau memang suka dunia masak mungkin tidak masalah meneruskan proses mencuci ikan, membumbui, menyimpan, bahkan mengolahnya. Namun, bagi yang tidak ada asisten, ditambah tidak suka merawat (eh apa ya istilah yang tepat?) bahan lauk hewani, tentu bukan perkara mudah. Secara ada emak-emak yang alergi bau amis, anyir, takut darah de el.el. Ini pasti jadi masalah, kecuali lebih memilih beli matang. Iya sih, tapi apa gak bosan setiap hari, minggu, bulan, dan sepanjang tahun beli makanan matang terus?
Okey Mak, kembali ke ide awal. Udah kebayang kan Mak, betapa riweh bin ribet mengurus bahan lauk-lauk hewani itu. Bagi yang rajin nge-foodprep, pasti sering nih berhadapan dengan masalah beginian, Food prep kan belanjanya untuk beberapa hari, tapi menyiapkannya dalam satu waktu. So, pasti lebih banyak bahan hewani yang mesti diurus.
Tarrraaaaa....gimana kalau buka usaha jasa mengurus bahan lauk hewani aja Mak?
Jadi nanti kalau emak belanja lauk untuk5 hari misalnya, ada ikan, daging, ayam, ..setelah belanja ditukang jual masing-masing, serahkan proses membersihkan, menata dalam wadah /food container, bila perlu minta sekalian dibumbui, sesuai menu yang diinginkan. Enak kan Mak, sampai rumah tinggal taruh dan susun dikulkas, atau langsung bisa dimasak.
Memang sih, emak mesti nambah budget untuk bayar uang jasa. Kan, pemilik jasa kudu bayar air, listrik, tenaga, sewa tempat, dan belanja bumbu, menghaluskan bumbu-bumbu, beli peralatan, sabun. Jadi ya enggak bisa gratis, mesti ada bayarannya lah Mak. Ahhh, soal ginian emak pasti pahamlah, segala sesuatu mesti ada biayanya, Iya kan Mak. hemm..emak yang ntu, cuma mesam -mesem aja. Tapi aku yakin emak pasti pahamlah apa yang aku maksud. Hihi...
''Kalau perlu nih, sediakan jasa memasak sekalian, aiih, laju dapurnya pindah kepasar ya Mak?
'' Ribet amat sih, beli jadi aja kenapa?'' sergah mak tutut pening mendadak pening kepalanya.
''Tunggu dulu mak, belum selesai ceritanya, jangan sewot gitu aah?''
Emak Iyah memperbaiki duduknya, sambil menyeruput teh manis kesukaannya, siap menyimak.
Aah aku jadi ingat disuatu supermarket, sudah ada layanan semacam ini, khusus untuk ikan. Bahkan bisa minta dimasak sekalian, bisa minta digoreng atau dibakar. Gratisss!!!!. Apa benar gratis tis...bisa saja jasa membersihkan dan memasaknya sudah dimasukan kedalam harga ikan itu. Entahlah, tidak mau suudzon. Intinya kalau cara itu dijadikan usaha mandiri di pasar, kira-kira laku enggak ya Mak.?
Setidaknya emak-emak jadi punya pilihanlah, kalau lagi tidak sibuk dan bisa ya diurus sendiri, kalau sedang perlu jasa, tinggalkan serahkan ke usaha itu.
Okelah mak, namanya juga lintasan ide, hayalan tentang usaha, bebasss..., mau buat usaha apa saja, seperti apa. Tidak usah dipikirin laku apa enggak, wong cuma hayalan kok, kecuali kalau ada yang mau praktekan, baru tahu laku atau tidak, bagaiamana respon pasar yang konsumen sasarannya adalah emak-emak. Hebooh bkali ya, syukur-syukur viral....halaaah.
Kalau gitu kita terusin ngayalnya yuk mak, mumpung gratis, hihi. tengok kuota, masih aman. Lanjuuuut....
Nama usaha jasa itu apa ya yang cocok?
Namanya harus cetar, mudah diingat, kalau perlu yang susah dilupakan, ''Kayak mantan''..uhuks.
''Soal nama dipikir nanti saja ya mak, ini masih ada agenda lain..(ciee), yang harus diselesaikan?''
Okelah kalau begitu, cukup disini dulu tulisan receh, ide nyeleneh bin aneh tapi tidak ajaib ini. Lain waktu mudah-mudahan nemu ide yang lebih nyeleneh lagi...
''Wooo laa...ambyaaaar nek ngene iki''
Emak Tutut kabur meninggalkan Mak Iyah, tak sadar piring berisi bronis ketan hitam dibawanya.
'' Mak Tutut..piringkuuuuh,''
Teriak Mak Iyah...
===
#Tuisanreceh
#nyeleneh
#aneh
#pentingnulisbenwaras
#Latihan_nulis_dialog
Ide memang seringnya datang tidak diundang, kalau diundang malah enggan datang. Seperti pagi ini, saat sarapan ikan gorengan sisa kemarin, si ide tiba-tiba melintas, membawaku menghayal masuk pasar, ke tempat jualan ikan, ayam, dan daging. ''Ngapain, jalan-jalan kesana mak?''
Ceritanya ada dua emak sedang duduk diteras belakang rumah, yang menghadap taman kecil nan hijau dan indah. Mereka berdua bertetangga, maka sering kalau anak sudah pergi sekolah dan suami pergi kerja, mereka menghabiskan waktu, untuk saling curhat, atau sekedar cerita, ngerumpi, tapi sekuat tenaga tidak ghibah. Ema Tutut dan Emak Iyah.
Kali ini acara ngumpulnya dirumah emak Iyah, tempat favoritnya di teras belakang rumah nan asri. Duduk berdua, membahas apa saja yang sedang nge-hits, maklumlah mereka kan emak gaul tapi sholihah. Emak Iyah ini suka sekali memasak, kalau ada teman atau tetangga datang, ada aja suguhan lengkap dengan teh atau kopi panas atau dingin. Ahh wes koyo warung makan ae. IIIh kok kayak suami mak beti ya ..logatnya. Haha
Pagi ini mendung syahdu melanda dunia duo emak itu, tapi hati meraka cerah ceria. Terlihat dari raut wajah mereka, dan canda tawa renyahnya. Tak lupa sajian sederhana, kue bronis ketan hitam kukus, karya emak Iyah dan dua teh cangkir panas siap menemani acara rumpi mereka.
''Aku sedang dapat wangsit, atau ide nih,'' ujar mak Iyah membuka obrolan.
''Ide opo tho, kok serius tenan, '' Mak tutut mulai kepo.
""Mak Tutut, pasti paham kan, kalau beli ikan, ayam, atau daging itu sekarang sudah dibersihkan kotoran, udah dipotongin sekalian sama mamang penjualnya,'' ujar mak meti sambil memandang wajah emak tutut yang sedang mengunyah bronis. "Tapiiii....itu belum selesai kan, setelahnya mesti mencucinya hingga bersih, meniriskan, membumbui, menyimpan dikulkas kalau belum mau diolah saat itu juga,'' lanjut Mak Iyah bersemangat.
''Bener kan Mak?''
''Iya bener, terus kenapa emang?''
''Widih Mak, jangan sinis gitu sih njawabnya, kan ane jadi takut melanjutkan ide ini.''
''Yo wes, aku senyum ya''
''Nah gitu ding mak.''
Jadi siap melanjutkan ide nih.
Bagi emak yang punya asisten rumah tangga, atau rewang, atau memang suka dunia masak mungkin tidak masalah meneruskan proses mencuci ikan, membumbui, menyimpan, bahkan mengolahnya. Namun, bagi yang tidak ada asisten, ditambah tidak suka merawat (eh apa ya istilah yang tepat?) bahan lauk hewani, tentu bukan perkara mudah. Secara ada emak-emak yang alergi bau amis, anyir, takut darah de el.el. Ini pasti jadi masalah, kecuali lebih memilih beli matang. Iya sih, tapi apa gak bosan setiap hari, minggu, bulan, dan sepanjang tahun beli makanan matang terus?
Okey Mak, kembali ke ide awal. Udah kebayang kan Mak, betapa riweh bin ribet mengurus bahan lauk-lauk hewani itu. Bagi yang rajin nge-foodprep, pasti sering nih berhadapan dengan masalah beginian, Food prep kan belanjanya untuk beberapa hari, tapi menyiapkannya dalam satu waktu. So, pasti lebih banyak bahan hewani yang mesti diurus.
Tarrraaaaa....gimana kalau buka usaha jasa mengurus bahan lauk hewani aja Mak?
Jadi nanti kalau emak belanja lauk untuk5 hari misalnya, ada ikan, daging, ayam, ..setelah belanja ditukang jual masing-masing, serahkan proses membersihkan, menata dalam wadah /food container, bila perlu minta sekalian dibumbui, sesuai menu yang diinginkan. Enak kan Mak, sampai rumah tinggal taruh dan susun dikulkas, atau langsung bisa dimasak.
Memang sih, emak mesti nambah budget untuk bayar uang jasa. Kan, pemilik jasa kudu bayar air, listrik, tenaga, sewa tempat, dan belanja bumbu, menghaluskan bumbu-bumbu, beli peralatan, sabun. Jadi ya enggak bisa gratis, mesti ada bayarannya lah Mak. Ahhh, soal ginian emak pasti pahamlah, segala sesuatu mesti ada biayanya, Iya kan Mak. hemm..emak yang ntu, cuma mesam -mesem aja. Tapi aku yakin emak pasti pahamlah apa yang aku maksud. Hihi...
''Kalau perlu nih, sediakan jasa memasak sekalian, aiih, laju dapurnya pindah kepasar ya Mak?
'' Ribet amat sih, beli jadi aja kenapa?'' sergah mak tutut pening mendadak pening kepalanya.
''Tunggu dulu mak, belum selesai ceritanya, jangan sewot gitu aah?''
Emak Iyah memperbaiki duduknya, sambil menyeruput teh manis kesukaannya, siap menyimak.
Aah aku jadi ingat disuatu supermarket, sudah ada layanan semacam ini, khusus untuk ikan. Bahkan bisa minta dimasak sekalian, bisa minta digoreng atau dibakar. Gratisss!!!!. Apa benar gratis tis...bisa saja jasa membersihkan dan memasaknya sudah dimasukan kedalam harga ikan itu. Entahlah, tidak mau suudzon. Intinya kalau cara itu dijadikan usaha mandiri di pasar, kira-kira laku enggak ya Mak.?
Setidaknya emak-emak jadi punya pilihanlah, kalau lagi tidak sibuk dan bisa ya diurus sendiri, kalau sedang perlu jasa, tinggalkan serahkan ke usaha itu.
Okelah mak, namanya juga lintasan ide, hayalan tentang usaha, bebasss..., mau buat usaha apa saja, seperti apa. Tidak usah dipikirin laku apa enggak, wong cuma hayalan kok, kecuali kalau ada yang mau praktekan, baru tahu laku atau tidak, bagaiamana respon pasar yang konsumen sasarannya adalah emak-emak. Hebooh bkali ya, syukur-syukur viral....halaaah.
Kalau gitu kita terusin ngayalnya yuk mak, mumpung gratis, hihi. tengok kuota, masih aman. Lanjuuuut....
Nama usaha jasa itu apa ya yang cocok?
Namanya harus cetar, mudah diingat, kalau perlu yang susah dilupakan, ''Kayak mantan''..uhuks.
''Soal nama dipikir nanti saja ya mak, ini masih ada agenda lain..(ciee), yang harus diselesaikan?''
Okelah kalau begitu, cukup disini dulu tulisan receh, ide nyeleneh bin aneh tapi tidak ajaib ini. Lain waktu mudah-mudahan nemu ide yang lebih nyeleneh lagi...
''Wooo laa...ambyaaaar nek ngene iki''
Emak Tutut kabur meninggalkan Mak Iyah, tak sadar piring berisi bronis ketan hitam dibawanya.
'' Mak Tutut..piringkuuuuh,''
Teriak Mak Iyah...
===
#Tuisanreceh
#nyeleneh
#aneh
#pentingnulisbenwaras
#Latihan_nulis_dialog