Tidak Bersahabat dengan Bau Ompol
Hallo Bunda, eh Emak Sholihah apakabar?
Hari ini saya mau berbagi cerita tentang pengalaman punya bayi tapi rumah tidak bau ompol. Sebelum masuk ke inti cerita, terdapat dua kubu, halaah...maksudnya dua pendapat berbeda mengenai rumah yang bau ompol karena punya bayi.
Pendapat pertama menyatakan, ''Wajarlah, namanya juga punya bayi.'' Pendapat kedua, ''Meskipun punya bayi, rumah bisa kok tanpa bau ompol.''
Nah, Emak setuju pendapat yang pertama atau kedua? Tidak ada salah atau benar lho jawabannya. Kan hidup itu pilihan, silahkan mau pilih yang mana, asal siap dengan konsekuensinya, karena setiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Yang lebih bijaksana lagi, genggam prinsip/pilihan yang Emak pilih, tanpa perlu nyinyirin pilihan orang lain. Simpel kan ya Mak? BTW, saya memilih yang kedua, eit jangan dinyinyirin lho ya..kan dah janji..
Berawal dari niat
Baiklah, kembali ke niat awal mau sharing tentang perompolan. Pengalaman saya memiliki tiga anak, yang dulunya bayi (ya iyalah Mak..) Alhamdulillah tidak ada bau ompol dirumah kami. Kok bisa? apa bayinya gak ngompol? Aaah pertanyaan nyeleneh yang tidak perlu dijawab ..hihi.Seperti sudah disingungg sebelumnya saya bertekad kalau punya bayi rumah tidak boleh bau ompol. Berangkat dari niat itu maka timbulah berbagaiide dan upaya mencegah dan mengatasinya.
Rumah tidak bau ompol padahal punya bayi, ternyata bisa bangets lho mak. Memang harus usaha cukup keras agar bisa bebas bau ompol itu. Bukan hanya bikin penghuni rumah tidak nyaman, juga dapat mengganggu aktifitas ibadah, karena air seni bayi termasuk najis, yang harus disucikan. Cara mensucikan antara bayi laki-laki dan perempuan memang berbeda, kalau bayi perempuan harus dicuci bagian yang kena, sedangkan bayi laki-laki hanya diperciki dengan air ke bagian yang terkena.
Baiklah kita fokus ya pada cara bagaimana agar rumah tidak bau ompol. Sejak sebelum bayi pertama kami lahir, sudah ada tekad agar rumah atau kamar tidak bau ompol. Maka, mulai memikirkan cara untuk mencegahnya. Mumpung bayinya belum lahir.
Cara Mencegah Bau Ompol Ala Emak
Ada beberapa cara dari yang praktis, sampai yang ribet. Cara itu adalah, pertama pakaikan popok sekali pakai (lebih populer dengan istilah yang sama dengan suatu merek ''pampers''). Cara ini paling mudah, dan praktis. Saya yakin semua emak akan setuju dengan pendapat itu, dan akan memilih cara ini jika tidak mempertimbangkan kesehatan bayi, atau peduli lingkungan, juga karena masalah finansial.
Saya tidak memilihnya karena alasan kesehatan bayi dan peduli lingkungan, alasan finansial iya juga sih, walau porsinya hanya beberapa persen, jadi alasan yang paling kuat karena kesehatan bayi. Karena pernah kena ruam pada maaf pantat dan selangkangan. Untuk itu saya harus mencari alternatif lain, popok yang ramah bagi kulit bayi dan ramah lingkungan.
Pakai popok kain saja dan dialasi perlak bayi belum bisa menjadi solusi karena ompol masih bisa mengalir ke bagian sprei dan kena baju, karena tidurnya emak pasti dekat dengan bayi. Waktu itu belum ada perlak yang selebar tempat tidur. Ingin njahitin ke tukang jahit, tapi tidak tahu dimana. Mau beli perlak lebar belum ada yang jual. Akhrinya beli kulit jok kursi tahan air, belinya meteran, saya beli seukuran kasur.
Untuk bayinya, saya pakaikan popok kain + popok plastik. Waktu itu belum belum ada clody yang lucu-lucu. Sudah ada di beberapa supermarket tetapi kualitasnya belum baik, lapisan anti airnya bisa mengelupas dan akhrinya bocor.
Jadi waktu punya bayi pertama, solusinya adalah kasur dilapisi perlak lebar yang terbuat dari kulit untuk jok kursi, kemudian dialasi perlak bayi ukuran kecil, diatas perlak bayi dillapisi kain bedong yang lembut, supaya bayi tidak kepanasan. Untuk bayinya, dipakaikan popok plastik, dan popok kain.
Popok plastik ini tidak menyerap pipis bayi, maka harus sering di cek, dan segera diganti kalau bayi pipis. Repot ya Mak? iya, tapi demi kesehatan kulit bayi, Emak pasti tidak keberatan berepot ria, hehe.
Cara itu sukses digunakan sampai punya bayi kedua, dan rumah bebas bau ompol. Kebetulan jarak kelahiran bayi pertama dan kedua cukup dekat, hanya selisih 20 bulan. Jadi cara yang digunakan masih sama.
Ketika anak ke-3 lahir, masih relatif sama caranya, hanya ada sedikit perubahan. Perubahan itu pada perlak yang digunakan, kalau sebelumnya pakai kulit untuk jok kursi, kali itu pakai perlak khusus bayi yang lebarnya seukuran kasur. Teksturnya lebih lembut, motifnya pun lebih unyu-unyu, bayik bangets, warna shaby-shaby gitu deh. Alhamdulillah sebelum bayinya lahir sudah ketemu toko yang menjualnya. Masuk daftar belanja persiapan kelahiran itu perlak lebar.
Perubahan lainnya, pada kain popok yang dipakai bayi, dulu pakai kain bedong yang dipotong jadi empat bagian. Karena belum ketemu toko yang jual popok dengan ukuran yang sesuai. Nah, zaman bayi ke-3 sudah ada yang jual kain popok untuk alas popok plastik. Ukurannya sudah sesuai, dan bahannya lebih lembut, isi per pak satu lusin kalau tidak salah. kalau ahrga sudah lupa.
Saat bayi ke-3 eh anak ding berusia 2 tahun, mulai ada produk sprei anti ompol. Tidak saya lewatkan kesempatan memilikinya, karena perlak bayi sudah mulai rusak. Kasur yang dilapisi sprei anti ompol, tetap dipasang sprei kain yang lembut, supaya tidak panas. Kalau sprei kena ompol tinggal dicuci, yang penting ompol tidak tembus sampai kasur. Meskipun anak sudah besar tetapi, tetap saya pasang sprei anti ompol, karena kadang masih ngompol. Untuk menjaga kasur bau ompol, pipis anak-anak biasanya lebih menyengat baunya, dibanding bau ompol bayi.
Kini bayi ketiga sudah berusia 7 tahun, sudah tidak ngompol lagi. Sprei anti ompol sampai sekarang masih ada dan masih dipasang dikasur depan tivi. Bukan untuk mencegah ompol tembus kasur, tetapi hanya memanfaatkan barang yang sudah ada.
Alhamdulillah, cara tersebut sukses dipraktekan pada ketiga bayi kami dan menjadikan rumah kami tidak bau ompol.
Tips Hilangkan Bau Ompol Dikasur
Kalau yang sudah terlanjur sering kena ompol, bagaiamana Mak? Kasur harus sering dijemur. Selain itu juga bisa ditaburi bubuk kopi dan bedak bayi tabur, untuk mengurangi bau tak sedap itu.Demikian emak, bunda sholihah ...sharing pengalaman dalam mengatasi bau ompol. Semoga bermanfaat. Kuatkan tekad, lakuakn dengan bahagia...
Terimakasih
==
#30haribercerita
#KLIP
Alahmdulillah
No comments:
Post a Comment