Sunday, December 29, 2019

Memilih Waktu Berbeda


Musim liburan sudah 1 minggu berjalan. Kami belum pergi berlibur seperti umumnya orang-orang. Kami memang tidak suka pergi berwisata atau piknik pada saat musim liburan begini. Di Jalan pasti maceet, ditemapt wisata pasti penuh orang. Kayak cendol dawet hehe...
kebetulan anak-anak juga tidak minta diajak pergi kemana gitu, mereka suka dirumah asal diijinkan main gadget yang ada internetnya. Wuaaa.milleneal binggo.

Beberapa waktu yang lalu sempat pergi ke toko perlengkapan muslim di Sukoharjo, maceet juga. Kemarin ke mall karena ponakan pada kerumah, ketemu maceet dan berjubel ditwempat permainan.
Akhirnya lebih memilih banyak habiskan waktu dirumah saja, sambil mencoba resep menu kesukaan anak-anak. begitu saja sudah cukup menghibur mereka.

Tidak ingin piknik kah??
Sangat ingin, apalagi mumpung anak mbarep sedang libur mondok, mumpung ngumpul berlima, mumpung libur panjang. Namun mengingat ketidaknyamanan seperti macet dan lainnya, diurungkan niat itu. Ditambah musim hujan juga membuat saya tidak suka piknik meskipun liburan dan ingin.

Ini si ragil kakinya terluka kena knalpot motor waktu ditempat mbahnya, nambah lagi tidak ingin kemana - mana.


Teh Tarik, Narik Dilidah



Akhir-akhir ini anak-anak demam minuman teh campur susu, baik itu Matcha, Thai Tea, Teh tarik, Buble Tea, dsb. Kemana-mana yang dicari  minuman itu, apalagi sekarang warung dekat rumah juga menjualnya. Hati Emak jadi khawatir.

Ide membuat minuman ini hadir menyapa, mumpung anak-anak masih libur sekolah. Hati emak juga lebih tenang kalau anak-anak tidak sering jajan, oleh karenanya emak berusaha membuat sendiri makanan atau minuman yang disukai anak-anak.

Kali ini saya pilih teh tarik jelly. Seperti biasa saya cari resep di google atau cookpad, setelah diskusi dengan anak-anak akhirnya memutuskan untuk membuat Teh Tarik jelly. Dalam memilih resep selalu utamakan yang paling mudah dan sederhana bahannya. Setelah pilah-pilah, ketemu juga resep yang sesuai kriteria dan mudah untuk di ATM (amati, tiru, modifikasi) yaitu resep dari Brilio.net, Judulnya 10 Cara membuat teh tarik enak dan menyegarkan.

Bahan untuk membuatnya sudah dibeli tadi pagi. Bahan-bahan saya simpan dulu karena ada acara pengajian di Masjid Nurul Huda. Usai pengajian, rehat dan sholat baru bisa eksekusi. Ini dia resepnya...lets check.....


Image result for teh tarik jelly
Teh Tarik, (sumber; Google)


Bahan:
Susu cair full cream UHT putih, saya gunakan merek Griendfilds
Teh tubruk 4 sendok makan, merek Go pek, dan 1 teh celup merek Dandang
Gula Pasir secukupnya
Susu Kental Manis putih, merek Frisian Flag
Air
Es batu

Bahan Jelly:
Nutrijell rasa coklat 1 bungkus
Gula pasir 3 sdm
Air 2 gelas

Cara Membuat:
Pertama Siapkan jelly terlebih dahulu, campurkan air (kurleb 700 mili liter), gula dan bubuk nutrijell rasa coklat aduk merata. Masak sampai mendidih, tuang kedalam cetakan atau wadah. Dinginkan

Kedua, siapkan teh manis, rebus air bersama teh tubruk, dan teh celup sampai mendidih. Angkat dan saring, kemudian tuang kedalam teko, beri gula pasir 5 sendok makan. Jumlah gula disesuaikan dengan selera ya..

Ketiga, siapkan gelas, tuang teh setengah gelas, tambahkan susu cair sebanyak 5 sdm, susu SKM secukupnya, aduk-aduk sampai merata. Tambahkan jelly yang sudah diserut atau dipotong dadu. Koreksi rasa, lalu tambahkan es batu.

Keempat,  Es Teh tarik siap dinikmati.

==
Mudah sekali bukan??
Tadi saya buat lima gelas untuk ketiga anak saya, suami dan embak Anis art kami.
Kata anak-anak enak dan pas manisnya, soalnya saya gak berani nyicip, karena tidak suka susu. Alhamdulillah...sy bahagia.

Mba Alya anak keduaku bertanya...""kok ummi bisa buat teh tarik sih, tau darimana caranya?", sambil lihat emaknya meracik teh tarik

''Dari internet, lihat di google''. Jawab saya ..
==
Kapan-kapan ingin buat yang dari susu segar, mungkin lebih baik ya nutrisinya. Kemudian jellynya dibuat bulat-bulat biar jadi buble milk tea. Insyaallah...aamiin.





Saturday, December 28, 2019

Hangatnya Seblak, Hangatkan Keluarga

Bismillah,

Hallo Bunda-bunda apakabar?
Musim penghujan telah tiba, hampir setiap hari  mendung dan turun hujan. Kondisi seperti ini paling enak dirumah kumpul keluarga sambil menikmati hidangan favorit. Apalagi ngepasi anak-anak libur, Emak kudu siap dengan menu-menu kesukaan.

Dikeluarga Bunda, menu favorit anak-anak apa Bund?
Kalau dikeluarga kami, salah satu menu yang tidak bakal ditolak adalah seblak. Makanan khas Bandung ini sangat diminati oleh ketiga anak kami. Sebelumnya saya beli langsung atau via go food jika anak menginginkannya. Liburan ini, saya mulai belajar untuk membuatnya sendiri. Kebetulan di kulkas sudah tersedia bahan.

Googling resep seblak, banyak sekali yang muncul, cukup bikin bingung mana yang perlu dipilih. Saya selalu memilih resep yang sederhana bahannya, dan mudah mengolahnya. Akhirnya ketemu resep yang sesuai kriteria yaitu  resepnya  Kaisarkitchen di Cookpad. Resep saya ATM (amati, tiru, modifikasi).
==

Seblak Bandung, (Gambar: Pinterest)
Resep Seblak :

Bahan:
Krupuk
Makaroni
Sosis/bakso
Telur
Sawi hijau (caisim)

Bumbu Halus:
Bawang merah 5
bawang putih 3
Cabe merah 10
Cabe rawit merah 3 (boleh lebih jika suka pedas)
Kencur (secukupnya)
Garam (secukupnya)
Minyak untuk menumis

Bumbu Pelengkap:
Tomat 1 butir
Penyedap Rasa (bila suka)
Kecap manis 1 sendok makan

Cara Masak:

Pertama, persiapan bahan dan bumbu dulu,  rebus krupuk dan makaroni tapi tidak sampai matang,cuci dan tiriskan. Kenapa direbus? karena waktu itu waktunya mendadak jadi tidak sempat direndam. Jadi makaroni dan krupuk ini ada dua teknik mengolahnya, direndam beberapa jam atau direbus. Jika direndam tidak usah direbus, begitu pula sebaliknya. Tujuannya sama "untuk melunakan''.

Kedua, haluskan bumbu : bawang merah, bawang putih, kencur, cabe dan garam secukupnya. Tomat diiris saja. Bakso/Sosis di iris tipis bulat. Sayuran dicuci bersih lalu potong-potong, tiriskan. Telur dikocok kasar.

Ketiga, panaskan wajan tuang minyak. Tumis bumbu halus sampai harum, sisihkan, masukan telur, jika sudah setengah matang aduk telur seperti bikin orak arik. Masukan bakso, krupuk dan makaroni,tomat, aduk merata, lalu beri air sesuai selera. Banyaknya air akan menentukan hasil masakan : Seblak basah or berkuah. Masukan sawi, aduk-aduk..beri kecap dan penyedap, koreksi rasa, seblak siap disajikan.

Alhamdulillah setiap saya buatkan seblak, anak-anak selalu suka dan bahagia menikmatinya. hati yang memasak juga ikut bahagia tentunya. Apalagi pas kumpul keluarga di tempah Mbah, ada ponakan, tante juga ikut menikmatinya. Kehangatannya tidak hanya sampai dilidah, namun sampai ke hati.ciee. Lebaayy...

****
Seblak sangat fleksibel untuk dimodifikasi baik bumbu maupun varian bahannya. Misalnya ada resep yang gunakan bumbu ketumbar, gula pasir ada juga yang tidak. Kemudian untuk varian bahan campuran bisa bakso sapi, bakso ikan, sosis, udang, cumi, kepiting, daging ayam dan lain sebagainya.

Kebetulan saya baru praktek dengan bahan bakso daging sapi, sosis, dan bakso ikan. Lain waktu saya ingin coba bahan lainnya, insyaallah. Untuk kecap pernah saya ganti dengan saori 1 sendok teh saja..rasanya tetap endess.



Seblak Kuah, By, Emak
Mengapa repot masak sendiri, sementara disebrang sana banyak seblak dijual?. Kalau bikin sendiri lebih sehat ya sepertinya, karena bahan dan bumbunya fresh, karena saya tidak menggunakan bahan dan bumbu instan. Selain itu kebersihan alat terjamin, intinya paham semua bahan dan alat yang digunakan memasak, bahan, bumbu serta proses memasaknya dari awal sampai akhir.

Tetapi itu pilihan ya Bund, mau masak sendiri atau beli matang, monggo saja, silahkan saja. Tidak perlu diperdebatkan mana yang lebih baik, mana yang lebih sehat. Kalau saya sendiri fleksibel, jika bisa dan sempat masak sendiri ya saya lakukan, namun kalau sibuk dan tidak sempat sementara anak sedang ingin, ya saya beli matang. Kami sudah punya langganan seblak yang menurut kami rasanya cocok dan kebersihannya insyaallah terjaga. Simpel.

==
#seblak
#emaksukamasak
#keluargabudi










Wednesday, December 25, 2019

Belajar dari Bepe


Siapa yang tak kenal Bepe/BP alias Bambang Pamungkas, pemain bola dari Club Persija. Rasanya banyak orang kenal nama itu meskipun bukan penggemar sepak bola. Saya bukan penggemar sepak bola namun tahu nama BEPE dari media.

Awalnya saya tidak care tentang berita apapun mengenai BP namun sejak membaca tulisan Abah Dahlan Iskan (DI) saya mulai tertarik. Rasa tertarik itu saya simpan dulu, karena belum punya waktu untuk mengulik lebih dalam mengenai BP. Maka, tulisan Abah DI saya share di akun facebook karena di tulisan itu ada alamat Blog BP, sehingga ketika saya mau mencari blognya BP tinggal buka tulisan catatan Abah itu.


 Bambang pamungkas, Bepe

Saya setuju dengan pendapat Abah DI, BP emang keren, BP memang beda dari pemain sepak bola lainnya. Apa bedanya? banyak namun yang menarik perhatian Abah DI dan saya adalah BP rajin menulis.

Dari sebuah berita saya jadi tahu awalnya BP menulis itu terpaksa karena dia orang tertutup dan tidak suka bercerita terutama kepada wartawan. Dengan menulis itulah BP bisa menunangkan ide dan opininya sehingga tetap bisa berinteraksi dengan penggemarnya dan pihak lainnya. Dari keterpaksaan tersebut BP malah jadi ketagihan menulis. Jadilah setiap bulan ada satu atau dua lahir artikel di blog pribadi BP yang bisa dinikmati oleh penggemar dan siapa saja yang berkenan membacanya.

Selain rajin menulis artikel di blog pribadi BP juga sudah menulis buku Bepe20: Ketika Jemariku Menari (2011), dan Bepe20 Pride (2014). Hebaat ya...

--
Pagi ini saya teringat tulisan Abah DI dan inagt BP, kemudian saya coba cari blog BP di Google, dengan mengetikan kata pencarian ''Blog bambang pamungkas'' .Saya baca beberapa tulisannya, bagus. Tidak terlalu panjang namun inti tulisan tersampaikan. Ini menunjukan bahwa BP tidak hanya jago menendang bola namun juga cerdas. 

Kemudian saya tertarik untuk membaca tentang BP dari media berita online. Dari media tersebut saya jadi tahu ternyata pemain bola yang lahir di Semarang , 10 juni 1980 itu  memang sejak kecil  sudah tertarik dengan bola, dan sejak usia belajar di sekolah sepak bola (SSB) di Jawa Tengah, Salatiga, Ungaran,dan  Semarang. Akhirnya bakat BP diketahui oleh persija dan diajak bergabung di klub tersebut.

BP sempat bergabung dengan klub sepakbola selain persija baik dalam maupun luar negeri, namun di Persijalah karir BP  dijalani  sampai pensiun tahun 2019. Banyak prestasi yang dipersembahkan oleh BP.  Sebanyak 351 pertandingan diikuti dan berhasil menyumbang 168 gol.

Pelajaran apa dari perjalanan hidup seorang BP? untuk menjadi ahli dibidang tertentu diperlukan fokus belajar sejak dini, Temukan potensi diri sejak dini, asah dan kembangkan sampai mahir/ jadi ahli. Ini menjadi pelajaran saya sebagai orang tua  untuk mengenali potensi anak saya sejak dini.  Orang tua BP ini hebaat, mengetahui potensi anaknya sejak dini dan memfasilitasinya dan  mengembangkan potensi tersebut sampai berhasil. Kereeeen ini...

Pelajaran lainnya adalah BP rajin menulis, tentu sudah pada tahu apa manfaat menulis. Karir BP sebagai pemain sepak bola boleh pensiun karena memang ada masa pensiun, namun kegiatan menulis tidak ada pensiunnya. Jadi BP belum berakhir, BP masih bisa terus bersinar melalui tulisannya. Menulis itu memperpanjang usia.

BP itu unik, BP berbeda . Mengutip kalimat Ibu Septi P. Wulandani "Bagus saja tidak cukup, kita harus berbeda (unik)''. Pemain sepak biola banyak yang hebat, namun tidak banyak yang mau menulis seperti BP. Sengaja saya gunakan kata ''mau'' bukan ''suka'' menulis, sebab BP awalnya tidak suka menulis, dia terpaksa menulis, walau akhirnya jadi suka dan ketagihan menulis. Diawali dari terpaksa menajdi suka. Disini ada proses memulai, mencoba ....hal lain selain bidang utama yang ditekuni yaitu sepak bola.

Dari uraian itu sudah kelihatan kan kalau BP itu beda, unik, kereeen ....wajarlah jika dia sangat terkenal dan dipuja oleh penggemarnya. Apalagi menurut Abah DI BP juga pinter memilih istri ..(kalau ini tidak mau saya bahas disini ya..mungkin di tulisan yang lain, insyaallah). Saya yakin nama BP tak akan redup setelah pensiun dari sepak bola, nama BP akan tetap bersinar. Bisa jadi BP akan menjadi pelatih, jadi penulis atau pekerjaan lainnya.

Saya penasaran bagaimana orang tuanya menemukan potensi BP, dan begitu yakin dengan potensi BP di bidang sepak bola, sehingga mau memfasilitasinya untuk belajar di sekolah bola. Siapa juga mentor yang mendorong BP jadi percaya diri untuk fokus berkarir di sepak bola. Kapan-kapan hunting cari informasinya.

Pesan untuk diri saya adalah jadilah unik dan percaya diri. Juga, temukan potensi anak-anak dan fasilitasi agar terasah dan berkembang. Bismillah ...  semoga Allah mudahkan dan lancarkan, aamiin.




Tuesday, December 24, 2019

Minggu ke-2, Telur merah untuk Menulis

Bismillah ..

Alhamdulillah


Telur hijau yang harus saya prioritaskan adalah menulis, karena ini penting dan harus dilakukan, juga membahagiakan. Khususnya menulis karya ilmiah, seperti laporan penelitian, artikel, buku dan lain-lain.Sekarang ketemu jenis tulisan yang harus saya tekuni adalah non-fiksi,suatu saat ingin juga menulis fiksi. 


Telur hijau menulis ini sebenarnya sangat berkaitan dengan telur hijau lainnya. Karena menulis membutukan membaca, juga membutuhkan mood yang baik. Mood yang baik kadang timbul ketika saya selesai memasak, membaca, bikin percobaan produk green.Bercerita juga diperlukan untuk menyampaikan gagasan dan hasil tulisan saat diskusi dengan tim. Kelima telur itu menjadi satu kesatuan yang saling mendukung tanpa harus melemahkan satu sama lain. Alhamdulillah



Untuk meningkatkan kemampuan menulis dibutuhkan keterampilan pendukung. Apa saja ya keterampilan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan menulis dan meningkatkan indeks kebahagiaan sebagai ibu, istri dan perempuan?. Sebenarnya banyak sekali ya keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang penulis, namun ini harus dipilih yang sesuai dengan diri saya. Setelah melalui proses merenung, merasakan, dan seterusnya maka saya merasa perlu belajar lima keterampilan ini  yaitu manajemen waktu, memilih tempat yang nyaman untuk menulis, mengelola Mood menulis, writing skill, dan konsistensi pikiran. 



Manajemen Waktu


Manajemen waktu adalah upaya membuat waktu menjadi terkendali sehingga menjamin terciptanya sebuah efektifitas dan efisiensi dan juga produktivitas (Forysth). Definisi lain manajemen waktu adalah jenis keterampilan yang berhubungan dengan segala bentuk upaya dan tindakan individu yang dilakukan secara terencana agar individu tersebut dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya (Atkinson). Dari dua pengertian tersebut bisa dipahami bahwa memanage waktu itu sangat penting dan harus saya kuasai, agar indeks kebahagiaan saya meningkat dan tidak mengganggu aktifitas lain, terutama waktu bersama anak dan suami.


Manajemen waktu menulis yang pernah saya gunakan adalah target berbasis waktu, dan target berbasis jumlah kata. Menulis berbasis waktu dilakukan dengan cara menentukan waktu khusus untuk menulis. Misalnya saya harus menulis minimal 4 jam sehari, 2 jam pertama mulai jam 9 - 11, selanjutnya jam 13 - 15. 4 jam tersebut saya harus fokus menulis tanpa gangguan, terutama gangguan berinternet ria, membalas WA, buka sosial media dan lain-lain. 


Target berbasis jumlah kata atau dikenal dengan Kata Per Hari (KPH). Target menulis berbasis jumlah kata ini dilakukan dengan cara membuat target jumlah kata yang harus ditulis atau diihasilkan perhari, misalnya 1000 kata per hari. Pola ini sangat efektif untuk menulis panjang, seperti laporan penelitian, disertasi dan lain-lain.  Namun kelemahannya menjadi tidak teratur waktu yang digunakan, menulis kapan saja asal target tercapai. Kelebihannya bisa fleksibel. Mungkin akan menjadi lebih baik jika ditentukan juga waktunya.


Kedua pola itu sudah saya lakukan, yang lebih efektif adalah pola kedua berbasis jumlah kata. 



Memilih Tempat


Kemampuan memilih tempat untuk menulis juga penting dilakukan, agar aktifitas itu menjadi menyenangkan dan target tercapai. Pengalaman saya tempat yang nyaman untuk menulis itu adalah perpustakaan, kampus, masjid kampus, rumah dan kafe, Food Court di Mall, kamar hotel, pinggir kolam renang dan lain-lain. Intinya saya produktif menulis, ide mengalir deras jika menulis ditempat ramai (hihi..aneh ya). Maksudnya ramai disini bukan seperti pasar lho..artinya harus ada orang lain selain saya, misalnya diperpustakaan itu sepi tapi banyak orang. Kalau sendiri justru pikiran melayang kemana-mana, aneh tapi nyata, itulah adanya saya, maka saya terima dengan lapang dada. 


Mengelola Mood


Menulis sangat membutuhkan mood yang baik meskipun  tidak bisa selalu mengandalkan mood atau menunggu mood untuk menulis. Menulis dengan mood yang baik akan lebih baik. Untuk itu dibutuhkan kemampuan mengelola semangat untuk menulis. Caranya mengenali apa yang bisa meningkatkan good mood. Saya pernah menulis tentang mood booster  di blog saya yang hilang, itu berdasarkan pengalaman mengamati diri. Ketika saya tidak mood menulis biasanya saya baca ayat suci dan berdoa, memasak, merapikan kulkas, menanam tanaman, membaca, nonton, mendengarkan musik, kulineran, wisata alam dan lain-lain. Kegiatan itu biasanya mampu menumbuhkan mood baik. 


Writing Skill


Nah ini kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang penulis, terutama saya. Kemampuan writing skill ini meliputi tata bahasa, stilika, diksi, ejaan,paragraf dll. agar tulisan mudah dipahami oleh pembaca. Yuuk perbaiki,secara tulisan saya belum bagus. Jam terbang memang menentukan,ditambah perbaikan-perbaikan atas kekurangan, insyaallah bisa. Semangaat belajar ..


Konsitensi Pemikiran


Kemampuan konsistensi pemikiran penting dimiliki oleh seorang penulis.  Konsistensi pemikiran ini adalah kemampuan  mengendalikan persoalan yang dibahas dalam batas yang ditentukan, agar tidak keluar jalur (on the track).  







Itulah telur merah yang harus saya kuasai, semoga dimudahkan prosesnya.aamiin.

==
#janganlupabahagia
#jurnalminggu2
#materi2
#kelastelur
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional


Friday, December 20, 2019

Materi 2, Metakognisi



Metacognition (Metakognisi)



by, Pandu Kartika Putra

Kuliah minggu ke-2 sudah dimulai. Sayangnya tidak bisa menyimak sampai akhir, karena HP low bat, tiba-tiba off, saking asyiknya menyimak paparan dari narsum sampai tidak tahu kalau batere HP lemah dan mati. Lanjutanya....keturon, bangun tengah malam. 

Materi kedua disampaikan oleh Mas Pandu Kartika Putra Direktur Eksekutif Jabar Digital Service, Rabu, 18 Desember 2019. Pukul 20.00 - 21.00 wib di FB Group, Bunda cekatan. Tema yang disampaikan adalah ''Meta Kognisi''. 

Metakognisi atau metacognition dalam Ibu Profesional merupakan salah satu adab dalam belajar, karena seseorang itu harus tau cara belajar yang benar, misalnya cara mengatur waktu, tahu apa yang disuka dan tidak disuka. Begitu ya, maka betapa pentingnya memahami tentang metakognisi ini.

Ilmu metakognisi ini merupakan sebuah cara untuk mengetahui dan lebih aware cara belajar dan  mempercepat menguasai ilmu. Belajar bagaimana caranya belajar. Selian itu juga meliputi  ilmu tentang bagaimana memilih pembelajaran, pelajaran dan apa yang mau dipelajari (sub ilmu).

Di era yang melimpah sumber belajar seperti Youtube, Facebook, Blog, Instagram dan media lainnya, tentu informasi tentang ilmu semakin mudah untuk didapatkan. Namun tanpa ilmu mengenai bagaimana belajar caranya belajar, maka bisa membuat bingung dan kehilangan fokus atau semangat belajar. 

Intinya metakognisi itu belajar bagaimana caranya belajar yang benar. Caranya bikin pohon belajar. Topik parenting, sub topiknya : laktasi, MP-Asi, Tumbuh-kembang anak dll. Peta belajar membantu kita untuk mengetahui apa saja yang sudah dipelajari, sudah sejauh mana proses belajar itu. Ilmu apa  yang belum tuntas. Lalu selesaikan apa yang belum selesai.Jadi merdeka belajar, mengenai topik apa, kapan, caranya, dan dimana. 4 W1H.

Perlu juga sesekali melihat diri dari jauh, seperti keluar dari badan ruh ini. Mirip proses meditasi atau PoY point of You. Merenung bertanya kedalam diri, apa kabar hari ini?, apa saja yang sudah dilakukan/dipelajari selama 1 tahun ini?. 

Mencatat setiap proses belajar itu sangat perlu. Supaya tahu apa saja yang sudah dipelajari dan bisa direcalled. recalled mengingat/memanggil kembali ingatan yang pernah disimpan.

Apakah harus perfect dulu baru belajar? Tidak..lebih baik coba, rasakan enjoy or not?, coba lagi..begitu terus. 

Bagaimana kalau 1 topik belum tuntas sudah bosan dan ganti topik lain..Bebas, tidak apa-apa. Misal dalam 1 tahun belajar 20 topik  namun topik ke 21 baru enjoy, maka berarti bukan 20 kali gagal. Efeknya jadi tau 21 topik dan banyak hal, wawasan luas. Positive thinking, tidak ada proses belajar yang sia-sia ya..kalau begini cara berpikirnya. Selalu bisa ambil hikmah disetiap masalah.


Peta belajar : Mau belajar apa, bagaimana belajarnya, dan seberapa dalamnya, belajar mau sampai seperti apa.

 Masih banyak isi bahasan lainnya, mungkin hanya itu yang bisa saya tangkap kali ini. Mas Pandu juga memberikan kesimpulan seperti ini : 

Kesimpulan atau Closing dari Mas Pandu : 
  • Meta kognisi adalah ilmu belajar tentang belajar. Bagaimana  kita aware terhadap proses belajar diri  sendiri dan orang lain. Sub topik dari proses belaajr  itu banyak  mulai dari memilih, evaluasi, strategi, intinya proses belajar.
  • Fokus pembelajaran mandiri (ada 7):
  1. Inisiatif
  2. Memilih dengan atau tidak dengan bantuan orang lain
  3. Mendiagnosa kebutuhan belajar
  4. Formula tujuan belajar (misal ingin belajar pandu 45, tujuannya agar saya bisa menerapkan pandu 45 ini untuk perkembangan anak saya)
  5. Identifikasi sumber daya untuk belajar : (misal. saya butuh guru atau ikut kelas, akses internet     dan lain-lain. 
  6. Memilih dan implementasi hasil belajar
  7. Evaluasi hasil belajar

  • Tentang moody dan  kalau gonti-ganti ( moody boleh saja, gonta ganti boleh, abaikan yang anggapan tidak konsisten)
  •  Percaya diri : harus percaya bahwa diri yang paling tau ..belajar kita apa dan apa yang dipelajari.
  • Manfaat peta belajar bisa melihat peta belajar diri sendiri dan orang lain, bukan meng compare tapi untuk mengetahui apa yang belum dipelajari dll. Manfaat peta belaajr juga bisa menjadi batu pijakan awal untuk perbandingan melangkah dibidang yang akan dipelajari oleh orang yang baru akan belajar. 
-------

    Banyak insight setelah mengikuti materi 2 ini, mau nulis apa. Juga jadi tahu kesalahan selama ini, tidak mencatat dengan rapi apa saja yang sudah dipelajari selama ini. Semoga bisa semakin mengenal diri, dan merubah jadi lebh baik. Aamiin. 

=====
     Kalau mau baca-baca tentang metakognisi bisa di link :  https://ebekunt.wordpress.com/2009/04/12/metakognisi-dan-keberhasilan-belajar-peserta-didik/





Tuesday, December 17, 2019

Jurnal Bunda Cekatan



Bismillah ...

Baru menyadari kalau pengumpulan jurnal kelas buncek itu minimal 4 per bulan, artinya boleh lebih dari 1 jurnal per minggu. Kalau tahu begitu dari awal tentu aku tidak akan terlalu pusing. Aku akan bisa menuliskan proses pencarian telur hijauku. Akan aku tulis menjadi beberapa bagian, layaknya cerita bersambung untuk memenuhi rasa laparku, halaah😄 


Supaya tidak lupa maka jadwal belajar dan mengumpulkan tugas saya simpan disini.





Kelas Bunda Cekatan : Kelas Telur - Telur



Bismillah, 

Alhamdulillah bisa kembali masuk kelas belajar di Institute Ibu Profesional, tepatnya di kelas Bunda Cekatan. Kelas yang  cara belajarnya ''beda'', yaitu merdeka belajar, belajar merdeka. Jadi membayangkan seandainya anak-anakku belajar di sekolah yang begini pasti mereka bahagia sekali 😍😍. Heey, kok jadi lari ke anak sih..hehe.

Setelah menyimak materi pertama yang dipaparkan oleh Ibu Septi dengan cara mendongeng, jadi bersemangat sekaligus bertanya-tanya, siapa diriku ''Who am I?''. Materi 1bunda cekatan luar biasa bagus dan sangat bermanfaat untuk mengenal diri dengan lebih baik dan lebih spesifik. 

Tugas pertama dikelas ini adalah menemukan telur hijau. Telur hijau disini adalah telur yang menandai kekuatan-kekuatan diri. Bagaimana cara menemukannya?. Tahap pertama me-list semua aktifitas sebagai perempuan, istri dan Ibu. Dari list tersebut kemudian dimasukan kedalam 4 kuadran yaitu :
  • Kuadran 1 : Bisa dan Tidak bisa 
  • Kuadran 2 : Bisa dan Suka 
  • Kuadran 3 : Tidak Bisa dan Suka 
  • Kuadran 4 : Tidak bisa dan Tidak suka.  
Inilah antara lain kegiatan yang berhasil saya petakan kemudian  masukan kedalam masing-masing kuadran. Ternyata tidak mudah!!!.  Sekarang jadi paham kalau aku suka melihat rumah rapi dan bersih tapi tidak suka beberes. Aku bisa membersihkan rumah dan merapikannya, karena setelah melakukan kegiatan itu aku merasa bahagia. 


Ternyata bukan kegiatan merapikan dan membersihkan yang membuatku bahagia tapi  hasilnya (rumah rapi dan bersih). Berarti aku harus mendelegasikan kegiatan itu ke orang lain, aku harus bisa move on dari  asisten yang dulu. Aku kehilangan asisten kesayangan sehingga tidak mau mencari asisten baru. Alhamdulillah, sudah dapat asisten baru dan aku mulai mendidiknya. Agar aku bisa fokus pada kegiatan yang aku suka dan membuatku bahagia.  Jadi perempuan itu tidak harus bisa semua, tetapi harus paham keunikan diri, mengasahnya dan jadilah ahli/produktif  pada keunikan itu. 


4 Kuadran 


Langkah selanjutnya adalah pilih 5 kegiatan yang ''Bisa dan Suka'' atau kegiatan yang paling membuat ''bahagia''. Karena seorang Ibu atau perempuan itu harus bahagia terlebih dahulu sebelum membahagiakan pasangan dan anak-anaknya. Lima kegiatan ini yang memang akan menjadi pijakan belajar di bunda cekatan.  Mari kita lacak.....

Tiba saatnya memilah dan memilih apa saja kegiatan yang membuat diri bahagia. Lakukan suatu kegiatan selama tiga hari berturut-turut, amati, rasakan mulai dari hari pertama sampai ahri ketiga. JIka itu membahagiakan maka bisa jadi itu telur hijau yang dicari. Kalau proses menemukan telur hijauku tidak hanya tiga hari namun aku runut dari kecil sampai sekarang. Jauuh bangetss Mak..hehe. Setelah melalui proses yang tidak mudah alhamdulillah kutemukan juga telur hijauku (semoga tidak salah) seperti yang diringkas kedalam gambar berikut.  


5 Telur Hijauku

Yeeey...akhirnya aku temukan lima telur hijau, lima kekuatan. Lima kegiatan yang aku suka dan membuat aku bahagia. Kegiatan yang bisa dan suka aku lakukan itu adalah memasak, menulis, tentang perilaku ramah lingkungan (green behaviour), menulis, membaca dan bercerita (bicara didepan umum). Aku ingin bisa tumbuh dan berkembang dengan bahagia di lima bidang itu. Baiklah aku jelaskan tentang lima telur itu ya... 

1. Memasak


Memasak merupakan kegiatan yang aku sukai dan membuatku bahagia. Mulai dari belanja bahan sampai menghias dan menyajikan aku suka. Padahal kata teman-teman ''gelem-gelemen'', ''senenge kok repot'', tidak apa-apa mereka bebaaas berpendapat. Proses mengamati dan merasakan kegiatan memasak ini tidak sebentar, sudah cukup lama. Motivasiku memasak juga karena ingin menyajikan makanan sehat untuk keluarga. Kalau keluarga menyukai masakanku itu sangat membahagiakanku. 

Sudah memasak beberapa menu makanan pokok maupun kue aku buat. Bahkan pernah terima pesanan Blackforest. Kegiatanku ini rupanya diikuti oleh ketiga anakku lho, mereka semua suka dan bisa memasak. Alhamdulillah anak-anak bisa belajar  dari  kesungguhanku dalam kegiatan memasak. Tugas seorang ibu hanya bisa memebri contoh yang baik kepada anak-anaknya. 

  
2. Menulis

Menulis sudah aku sukai sejak kecil, meskipun sampai sekarang aku belum menjadi penulis, namun aku tidak ragu menyatakan bahwa menulis itu kegiatan yang aku suka dan membahagiakanku. Aku terbiasa menulis yang panjang-panjang, makanya disertasiku cukup tebal, kalau tidak ingat masa studi ingin rasanya aku tambahi biar makin tebal..hihi. Aku menulis setiap hari, minimal nulis di buku diary atau status medsos. Kadang aku menulis quote menggunakan aplikasi canva lalu aku share di media sosial. Menulis sangat sejalan dengan pekerjaanku sebagai pengajar, yang juga harus meneliti, membuat laporan, menulis buku (on process), artikel dan lain-lain. Aku menyadari belum bisa menulis dengan baik, belum runut dan runtut. Masih lompat-lompat alurnya, sehingga tidak enak untuk dibaca. Oleh karena itu  aku harus banyak belajar ilmu-ilmu yang dibutuhkan dalam dunia kepenulisan agar bisa menulis dengan lebih baik.  

3. Membaca

''Membaca adalah jendela dunia''  dengan membaca aku bisa tahu banyak hal dan itu aku suka dan membahagiakan. Aku mengamati kegiatan ini sejak masih Sekolah Dasar (SD), saat itu aku tidak punya bahan bacaan, untuk memenuhi laparku akan membaca, aku baca koran bekas, majalah bekas atau apa saja yang bisa aku baca. Waktu SMP sudah lebih lumayan, aku bisa ke perpustakaan sekolah untuk membaca, sampai dijuluki kutu buku, hihi. Selain itu ada teman yang baik hati bersedia meminjamiku  koleksi majalah remaja.  Meskipun hanya diberi waktu satu malam setiap aku pinjam sungguh itu sangat membahagiakanku. 

Sampai setua ini alhamdulillah masih suka membaca, meskipun sekarang sudah  berubah selera. Intinya membaca masih jadi kegiatan yang aku suka dan bahagia. Sama dengan menulis aku juga harus belajar bagaimana cara membaca efektif dan lebih selektif. Kebiasaanku senang beli buku atau bahan bacaan, ujung-ujungnya tidak dibaca atau dibaca tapi tidak tuntas karena isinya sudah tidak menarik lagi, padahal sebelumnya suka. Sudah tidak seperti dulu lagi apa saja dibaca, apapun temanya bisa membahagiakan dan memenuhi laparku akan bacaan. Sekarang  hanya tema tertentu yang membuatku betah membaca, berbinar dan  lupa waktu. 

4. Bercerita

Wah kalau ini sebenarnya malu menuliskannya. Why? karena aku suka lupa diri dan lupa waktu kalau bercerita. Terkait pekerjaanku sebagai pengajar tidak heran kalau ngajar di kelas aku latah menggunakan metode bercerita, kata mahasiswaku sih mereka suka.  Kalau untuk anak-anakku, aku suka mendongeng, dari sinilah aku masuk dan mendidik anak-anak. Aku kurang telaten kalau ngajari anak-anak dengan metode selain bercerita. Seperti kata Bu Septi kalau orang yang suka bercerita atau berbicara didepan umum, harus paham kapan saatnya berbicara, kapan berhenti bicara, dan kapan saatnya mendengarkan. Aku juga belum paham bagaimana menyajikan cerita dengan baik dan menarik, masih suka ngelantur kemana-mana. Itu PR besar bagiku , karena masih belum menguasai ketiga ilmu itu. Semoga setelah ikut kelas bunda cekatan, aku bisa berbicara didepan umum dengan lebih baik. Aamiin. 

Senang bercerita ini sempat membuatku stress, karena aku dulu tuh pendiam sekali (introvet), tepatnya SD-SMP. Makanya aku suka curhat dengan menulisnya dikertas yang kuanggap sebagai buku diary. Sementara sekarang aku berubah jadi extrovet. Sebenarnya aku ini  siapa sih? diri yang introvert atau extrovert?. 

SMA mulai  bisa dan percaya diri bercerita dengan teman dekat. Tapi masih menyandang predikat pendiam. Nah, waktu itu guru bahasa Indonesia Ibu Parmi  memberikan tugas  pidato. Tugas ini bersifat dadakan jadi siapa saja yang ditunjuk harus mau dan siap maju kedepan. Suatu hari aku yang ditunjuk, jantungku berdebar, badanku gemetar. Untunglah aku sudah menyiapkan sebuah tema yang sedang trend saat itu ''Bank Plecit''. Setelah beberapa menit bicara didepan kelas, Aku terkejut dengan diriku, aku begitu lancar pidato, aku sangat menguasai tema itu karena terjadi sehari-hari dalam kehidupan masyarakat. Lebih aneh lagi aku merasa enjoy, dan bahagia (kalau istilah sekarang berbinar). Kesukaan berbicara didepan umum itu berlanjut waktu kuliah S1, kalau tugas kelompok pasti aku yang ditunjuk oleh teman-teman untuk maju presentasi. Aku senang dan bahagia tentunya, meskipun untuk itu aku juga yang harus bikin materinya. Tidak disangka itu  jadi profesiku sekarang (Earn). Terimakasih banyak Ibu Parmi, seluruh guru dan dosenku. Waah panjang sekali ya prosesnya. 


5. Green Behaviour


Green behaviour atau perilaku ramah lingkungan adalah bagaimana manusia dalam kehidupan sehari-harinya dapat menjaga dan memelihara lingkungan hidup (Soemarno, 2011). Selaras dengan definisi tersebut Green Behaviour   dimaknai sebagai suatu perilaku yang tindakannya didasari oleh suatu nilai, norma dan aturan yang mengutamakan kepedulian terhadap lingkungan (Indikka, 2012). Masih banyak definisi lain dari Green Behaviour  namun dua definisi itu sudah mampu menjelaskan apa maknanya. 


Aku mengetahui jika Green Behaviour  itu merupakan sesuatu yang  kusuka dan membahagiakan ketika memilih tema untuk penelitian disertasi. Meskipun secara tersirat saya sudah tertarik pada nilai-nilai ramah lingkungan sejak kecil. Ketika memilih tema disertasi sebisa mungkin adalah tema atau bidang yang sangat kita sukai atau bahasa kekiniannya ''gue bangets''. Karena apa? proses penelitian dan penulisan disertasi itu tidak bisa ditentukan waktunya, tidak bisa diprediksi kapan selesainya. Aku ibaratkan seperti menempuh perjalanan panjang tanpa tahu batas waktu dan kapan sampai, seperrti berjalan di lorong gelap nan panjang tanpa tahu ujungnya, kapan sampainya. Supaya tetap bersemangat dan tidak mudah menyerah ketika menghadapi segala kendala dan permasalahan selama prosesnya. Tanpa memiliki rasa suka dan bahagia, rasanya sangat sulit sebuah disertasi akan selesai. Itu pendapatku berdasarkan pengamatan dan pengalamanku. Kalau ada pendapat lain, dipersilahkan..😃


Maka, saya berusaha  mencari tema yang saya suka, alhamdulillah ketemu yaitu syaria marketing ternyata tidak disetujui pembimbing karena topik yang saya angkat belum banyak artikel jurnal yang mendukungnya, dikuatirkan itu akan menghambat perjalanan penelitian disertasi. Pengertian sekali ya dosenku. Setelah melalui proses yang panjang dan lama maka saya temukan tema yang terkait dengan Green Marketing, tepatnya perlaku konsumen yang terikat secara emosional dengan produk hijau atau produk ramah lingkungan. Qodarallah tema yang saya ajukan didukung oleh artikel-artikel penelitian yang memenuhi  syarat, seperti kesenjangan penelitian  (Gap research), fenomena gap atau fenomena bisnis (gap phenomena) dan lain sebagainya.  



Apa saja prinsip Green Behaviour (Supriatna, 2012)?:
  • Respect for the Earth, (membuang sampah pada tempatnya, memilah sampah organik dan anorganik,  menanam dan memelihara pohon di sekitar rumah, mematikan listrik pada ruang yang tidak dipakai).
  • Care for Life   (memilih makanan organic,  memakai masker saat bepergian di jalan raya,  menegur teman yang melakukan tindakan tidak ramah lingkungan, menghindari produk makanan yang mengandung pengawet )
  • Adopt Patterns of Production, Consumption, and Reproduction ( menghindari penggunaan kantung plastik, mengkonsumsi produk yang ramah lingkungan, menggunakan  tempat minum yang bisa diisi ulang dan mendaur ulang kertas).  
Itu antara lain prinsip kunci perilaku ramah lingkungan yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Belum semua bisa dilakukan, namun ikhtiar kearah sana terus dilakukan. 


Kembali ke tema disertasi, mengapa sih kok susah-susah amat milih tema yang begitu?, karena aku ingin out put penelitian itu bukan hanya sebatas disertasi, dan artikel saja. Hasil penelitian itu kuharapkan bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Alhamdulillah Allah berpihak kepadaku, singkat cerita berkat kuasa Allah SWT, studi bisa aku selesaikan. Dalam kehidupan sehari-hari perilaku ramah lingkungan sedikit demi sedikit bisa aku amalkan. Mulai dari hal yang sangat sederhana. Itulah upayaku untuk turut berperan menjaga bumi Allah. 

Sejak itu aku juga suka berbagi tentang  membuat sabun daur ulang dari minyak jelantah dengan Ibu PKK dan Ibu-ibu pembelajar lainnya. Membuat sabun daur ulang dari minyak jelantah adalah salah satu perilaku ramah lingkungan. 


Aku sebut ini mengsinkronkan antara penelitian dan perilaku sehari-hari. Memang belum bisa total ''Green'', pelan-pelan aku belajar dan praktek perilaku ramah lingkungan. Seperti mengurangi penggunaan plastik, mengolah sampah organik dan lain sebagainya. Masih banyak hal lain ingin aku lakukan terkait dengan Green Behaviour, baik dalam penelitian dan penulisan artikel maupun dalam praktek kehidupan sehari-hari. Bismillah, semoga Allah meridhoi, aamiin. 


Bagaimana perasaanku menekuni Green Behaviour? Suka dan bahagia, apalagi jika bisa berbagi dan bermanfaat bagi orang lain. 

----
Hemm..kan, kan...panjaaang tulisannya 😃.. gak apa-apa ya, dimaklumi ya ..yang penting aku bahagia.  Aku harus belajar cara menulis yang singkat. Baiklah demikian jurnal di kelas telur-telur buncek kali ini. Mohon maaf atas segala kekurangan. Terimakasih. Jangan lupa bahagia ya Mak...  
===

Referensi:


Indikka, K. (2012). Tesis : Pengembangan Green Behaviour pada Siswa Melalui Penggunaan Media Audio Visual Dalam Metode Pembalajaran Example Non- Example Pada Mata Kuliah IPS di Sekolah dasar. UPI-Bandung.


Soemarno. 2011. Model Pengembangan Kawasan Agribisnis Tebu. Bahan Kajian MK. Metode Perencanaan Pengembangan Wilayah.Universitas Brawijaya, Malang.


Supriatna, (201). Ecopedagogy dan Green Curriculum dalam Pembelajaran Sejarah dalam Pendidikan Sejarah Untuk Manusia dan Kemanusiaan. Jakarta: Bee Media Indonesia



#janganlupabahagia

#jurnalminggu1
#materi1
#kelastelur
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#instituteibuprofesional








Mendidik Anak Ala Keluarga Berbudi

Link