Bismillah,
Alhamdulillah bisa
kembali masuk kelas belajar di Institute Ibu Profesional, tepatnya di kelas Bunda
Cekatan. Kelas yang cara belajarnya ''beda'', yaitu merdeka
belajar, belajar merdeka. Jadi membayangkan seandainya anak-anakku belajar di
sekolah yang begini pasti mereka bahagia sekali 😍😍. Heey, kok jadi lari ke anak sih..hehe.
Setelah menyimak materi
pertama yang dipaparkan oleh Ibu Septi dengan cara mendongeng, jadi bersemangat
sekaligus bertanya-tanya, siapa diriku ''Who am I?''. Materi 1bunda cekatan luar biasa bagus dan sangat bermanfaat untuk mengenal diri dengan
lebih baik dan lebih spesifik.
Tugas pertama dikelas ini adalah menemukan telur hijau. Telur hijau disini adalah telur yang menandai
kekuatan-kekuatan diri. Bagaimana cara menemukannya?. Tahap pertama me-list
semua aktifitas sebagai perempuan, istri dan Ibu. Dari list tersebut
kemudian dimasukan kedalam 4 kuadran yaitu :
- Kuadran 1 : Bisa dan Tidak bisa
- Kuadran 2 : Bisa dan Suka
- Kuadran 3 : Tidak Bisa dan Suka
- Kuadran 4 : Tidak bisa dan Tidak suka.
Inilah antara lain kegiatan yang berhasil saya petakan kemudian masukan kedalam masing-masing kuadran. Ternyata tidak mudah!!!. Sekarang jadi paham kalau aku suka melihat rumah rapi dan bersih tapi tidak suka beberes. Aku bisa membersihkan rumah dan merapikannya, karena setelah melakukan kegiatan itu aku merasa bahagia.
Ternyata bukan kegiatan merapikan dan membersihkan yang membuatku bahagia tapi hasilnya (rumah rapi dan bersih). Berarti aku harus mendelegasikan kegiatan itu ke orang lain, aku harus bisa move on dari asisten yang dulu. Aku kehilangan asisten kesayangan sehingga tidak mau mencari asisten baru. Alhamdulillah, sudah dapat asisten baru dan aku mulai mendidiknya. Agar aku bisa fokus pada kegiatan yang aku suka dan membuatku bahagia. Jadi perempuan itu tidak harus bisa semua, tetapi harus paham keunikan diri, mengasahnya dan jadilah ahli/produktif pada keunikan itu.
Ternyata bukan kegiatan merapikan dan membersihkan yang membuatku bahagia tapi hasilnya (rumah rapi dan bersih). Berarti aku harus mendelegasikan kegiatan itu ke orang lain, aku harus bisa move on dari asisten yang dulu. Aku kehilangan asisten kesayangan sehingga tidak mau mencari asisten baru. Alhamdulillah, sudah dapat asisten baru dan aku mulai mendidiknya. Agar aku bisa fokus pada kegiatan yang aku suka dan membuatku bahagia. Jadi perempuan itu tidak harus bisa semua, tetapi harus paham keunikan diri, mengasahnya dan jadilah ahli/produktif pada keunikan itu.
![]() |
4 Kuadran |
Langkah selanjutnya adalah pilih 5 kegiatan yang ''Bisa dan Suka'' atau kegiatan yang paling membuat ''bahagia''. Karena seorang Ibu atau perempuan itu harus bahagia terlebih dahulu sebelum membahagiakan pasangan dan anak-anaknya. Lima kegiatan ini yang memang akan menjadi pijakan belajar di bunda cekatan. Mari kita lacak.....
Tiba saatnya memilah dan memilih apa saja kegiatan yang membuat diri bahagia. Lakukan suatu kegiatan selama tiga hari berturut-turut, amati, rasakan mulai dari hari pertama sampai ahri ketiga. JIka itu membahagiakan maka bisa jadi itu telur hijau yang dicari. Kalau proses menemukan telur hijauku tidak hanya tiga hari namun aku runut dari kecil sampai sekarang. Jauuh bangetss Mak..hehe. Setelah melalui proses yang tidak mudah alhamdulillah kutemukan juga telur hijauku (semoga tidak salah) seperti yang diringkas kedalam gambar berikut.
![]() |
5 Telur Hijauku |
Yeeey...akhirnya aku temukan lima telur hijau, lima kekuatan. Lima kegiatan yang aku suka dan membuat aku bahagia. Kegiatan yang bisa dan suka aku lakukan itu adalah memasak, menulis, tentang perilaku ramah lingkungan (green behaviour), menulis, membaca dan bercerita (bicara didepan umum). Aku ingin bisa tumbuh dan berkembang dengan bahagia di lima bidang itu. Baiklah aku jelaskan tentang lima telur itu ya...
1. Memasak
1. Memasak
Memasak merupakan kegiatan yang aku sukai dan membuatku bahagia. Mulai dari belanja bahan sampai menghias dan menyajikan aku suka. Padahal kata teman-teman ''gelem-gelemen'', ''senenge kok repot'', tidak apa-apa mereka bebaaas berpendapat. Proses mengamati dan merasakan kegiatan memasak ini tidak sebentar, sudah cukup lama. Motivasiku memasak juga karena ingin menyajikan makanan sehat untuk keluarga. Kalau keluarga menyukai masakanku itu sangat membahagiakanku.
Sudah memasak beberapa menu makanan pokok maupun kue aku buat. Bahkan pernah terima pesanan Blackforest. Kegiatanku ini rupanya diikuti oleh ketiga anakku lho, mereka semua suka dan bisa memasak. Alhamdulillah anak-anak bisa belajar dari kesungguhanku dalam kegiatan memasak. Tugas seorang ibu hanya bisa memebri contoh yang baik kepada anak-anaknya.
2. Menulis
Sudah memasak beberapa menu makanan pokok maupun kue aku buat. Bahkan pernah terima pesanan Blackforest. Kegiatanku ini rupanya diikuti oleh ketiga anakku lho, mereka semua suka dan bisa memasak. Alhamdulillah anak-anak bisa belajar dari kesungguhanku dalam kegiatan memasak. Tugas seorang ibu hanya bisa memebri contoh yang baik kepada anak-anaknya.
2. Menulis
Menulis sudah aku sukai sejak kecil, meskipun sampai sekarang aku belum menjadi penulis, namun aku tidak ragu menyatakan bahwa menulis itu kegiatan yang aku suka dan membahagiakanku. Aku terbiasa menulis yang panjang-panjang, makanya disertasiku cukup tebal, kalau tidak ingat masa studi ingin rasanya aku tambahi biar makin tebal..hihi. Aku menulis setiap hari, minimal nulis di buku diary atau status medsos. Kadang aku menulis quote menggunakan aplikasi canva lalu aku share di media sosial. Menulis sangat sejalan dengan pekerjaanku sebagai pengajar, yang juga harus meneliti, membuat laporan, menulis buku (on process), artikel dan lain-lain. Aku menyadari belum bisa menulis dengan baik, belum runut dan runtut. Masih lompat-lompat alurnya, sehingga tidak enak untuk dibaca. Oleh karena itu aku harus banyak belajar ilmu-ilmu yang dibutuhkan dalam dunia kepenulisan agar bisa menulis dengan lebih baik.
Senang bercerita ini sempat membuatku stress, karena aku dulu tuh pendiam sekali (introvet), tepatnya SD-SMP. Makanya aku suka curhat dengan menulisnya dikertas yang kuanggap sebagai buku diary. Sementara sekarang aku berubah jadi extrovet. Sebenarnya aku ini siapa sih? diri yang introvert atau extrovert?.
SMA mulai bisa dan percaya diri bercerita dengan teman dekat. Tapi masih menyandang predikat pendiam. Nah, waktu itu guru bahasa Indonesia Ibu Parmi memberikan tugas pidato. Tugas ini bersifat dadakan jadi siapa saja yang ditunjuk harus mau dan siap maju kedepan. Suatu hari aku yang ditunjuk, jantungku berdebar, badanku gemetar. Untunglah aku sudah menyiapkan sebuah tema yang sedang trend saat itu ''Bank Plecit''. Setelah beberapa menit bicara didepan kelas, Aku terkejut dengan diriku, aku begitu lancar pidato, aku sangat menguasai tema itu karena terjadi sehari-hari dalam kehidupan masyarakat. Lebih aneh lagi aku merasa enjoy, dan bahagia (kalau istilah sekarang berbinar). Kesukaan berbicara didepan umum itu berlanjut waktu kuliah S1, kalau tugas kelompok pasti aku yang ditunjuk oleh teman-teman untuk maju presentasi. Aku senang dan bahagia tentunya, meskipun untuk itu aku juga yang harus bikin materinya. Tidak disangka itu jadi profesiku sekarang (Earn). Terimakasih banyak Ibu Parmi, seluruh guru dan dosenku. Waah panjang sekali ya prosesnya.
5. Green Behaviour
Green behaviour atau perilaku ramah lingkungan adalah bagaimana manusia dalam kehidupan sehari-harinya dapat menjaga dan memelihara lingkungan hidup (Soemarno, 2011). Selaras dengan definisi tersebut Green Behaviour dimaknai sebagai suatu perilaku yang tindakannya didasari oleh suatu nilai, norma dan aturan yang mengutamakan kepedulian terhadap lingkungan (Indikka, 2012). Masih banyak definisi lain dari Green Behaviour namun dua definisi itu sudah mampu menjelaskan apa maknanya.
Aku mengetahui jika Green Behaviour itu merupakan sesuatu yang kusuka dan membahagiakan ketika memilih tema untuk penelitian disertasi. Meskipun secara tersirat saya sudah tertarik pada nilai-nilai ramah lingkungan sejak kecil. Ketika memilih tema disertasi sebisa mungkin adalah tema atau bidang yang sangat kita sukai atau bahasa kekiniannya ''gue bangets''. Karena apa? proses penelitian dan penulisan disertasi itu tidak bisa ditentukan waktunya, tidak bisa diprediksi kapan selesainya. Aku ibaratkan seperti menempuh perjalanan panjang tanpa tahu batas waktu dan kapan sampai, seperrti berjalan di lorong gelap nan panjang tanpa tahu ujungnya, kapan sampainya. Supaya tetap bersemangat dan tidak mudah menyerah ketika menghadapi segala kendala dan permasalahan selama prosesnya. Tanpa memiliki rasa suka dan bahagia, rasanya sangat sulit sebuah disertasi akan selesai. Itu pendapatku berdasarkan pengamatan dan pengalamanku. Kalau ada pendapat lain, dipersilahkan..😃
Maka, saya berusaha mencari tema yang saya suka, alhamdulillah ketemu yaitu syaria marketing ternyata tidak disetujui pembimbing karena topik yang saya angkat belum banyak artikel jurnal yang mendukungnya, dikuatirkan itu akan menghambat perjalanan penelitian disertasi. Pengertian sekali ya dosenku. Setelah melalui proses yang panjang dan lama maka saya temukan tema yang terkait dengan Green Marketing, tepatnya perlaku konsumen yang terikat secara emosional dengan produk hijau atau produk ramah lingkungan. Qodarallah tema yang saya ajukan didukung oleh artikel-artikel penelitian yang memenuhi syarat, seperti kesenjangan penelitian (Gap research), fenomena gap atau fenomena bisnis (gap phenomena) dan lain sebagainya.
Kembali ke tema disertasi, mengapa sih kok susah-susah amat milih tema yang begitu?, karena aku ingin out put penelitian itu bukan hanya sebatas disertasi, dan artikel saja. Hasil penelitian itu kuharapkan bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Alhamdulillah Allah berpihak kepadaku, singkat cerita berkat kuasa Allah SWT, studi bisa aku selesaikan. Dalam kehidupan sehari-hari perilaku ramah lingkungan sedikit demi sedikit bisa aku amalkan. Mulai dari hal yang sangat sederhana. Itulah upayaku untuk turut berperan menjaga bumi Allah.
Sejak itu aku juga suka berbagi tentang membuat sabun daur ulang dari minyak jelantah dengan Ibu PKK dan Ibu-ibu pembelajar lainnya. Membuat sabun daur ulang dari minyak jelantah adalah salah satu perilaku ramah lingkungan.
Aku sebut ini mengsinkronkan antara penelitian dan perilaku sehari-hari. Memang belum bisa total ''Green'', pelan-pelan aku belajar dan praktek perilaku ramah lingkungan. Seperti mengurangi penggunaan plastik, mengolah sampah organik dan lain sebagainya. Masih banyak hal lain ingin aku lakukan terkait dengan Green Behaviour, baik dalam penelitian dan penulisan artikel maupun dalam praktek kehidupan sehari-hari. Bismillah, semoga Allah meridhoi, aamiin.
Bagaimana perasaanku menekuni Green Behaviour? Suka dan bahagia, apalagi jika bisa berbagi dan bermanfaat bagi orang lain.
----
Hemm..kan, kan...panjaaang tulisannya 😃.. gak apa-apa ya, dimaklumi ya ..yang penting aku bahagia. Aku harus belajar cara menulis yang singkat. Baiklah demikian jurnal di kelas telur-telur buncek kali ini. Mohon maaf atas segala kekurangan. Terimakasih. Jangan lupa bahagia ya Mak...
===
Referensi:
Indikka, K. (2012). Tesis : Pengembangan Green Behaviour pada Siswa Melalui Penggunaan Media Audio Visual Dalam Metode Pembalajaran Example Non- Example Pada Mata Kuliah IPS di Sekolah dasar. UPI-Bandung.
Soemarno. 2011. Model Pengembangan Kawasan Agribisnis Tebu. Bahan Kajian MK. Metode Perencanaan Pengembangan Wilayah.Universitas Brawijaya, Malang.
Supriatna, (201). Ecopedagogy dan Green Curriculum dalam Pembelajaran Sejarah dalam Pendidikan Sejarah Untuk Manusia dan Kemanusiaan. Jakarta: Bee Media Indonesia
#janganlupabahagia
#jurnalminggu1
#materi1
#kelastelur
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#instituteibuprofesional
3. Membaca
''Membaca adalah jendela dunia'' dengan membaca aku bisa tahu banyak hal dan itu aku suka dan membahagiakan. Aku mengamati kegiatan ini sejak masih Sekolah Dasar (SD), saat itu aku tidak punya bahan bacaan, untuk memenuhi laparku akan membaca, aku baca koran bekas, majalah bekas atau apa saja yang bisa aku baca. Waktu SMP sudah lebih lumayan, aku bisa ke perpustakaan sekolah untuk membaca, sampai dijuluki kutu buku, hihi. Selain itu ada teman yang baik hati bersedia meminjamiku koleksi majalah remaja. Meskipun hanya diberi waktu satu malam setiap aku pinjam sungguh itu sangat membahagiakanku.
Sampai setua ini alhamdulillah masih suka membaca, meskipun sekarang sudah berubah selera. Intinya membaca masih jadi kegiatan yang aku suka dan bahagia. Sama dengan menulis aku juga harus belajar bagaimana cara membaca efektif dan lebih selektif. Kebiasaanku senang beli buku atau bahan bacaan, ujung-ujungnya tidak dibaca atau dibaca tapi tidak tuntas karena isinya sudah tidak menarik lagi, padahal sebelumnya suka. Sudah tidak seperti dulu lagi apa saja dibaca, apapun temanya bisa membahagiakan dan memenuhi laparku akan bacaan. Sekarang hanya tema tertentu yang membuatku betah membaca, berbinar dan lupa waktu.
4. Bercerita
Wah kalau ini sebenarnya malu menuliskannya. Why? karena aku suka lupa diri dan lupa waktu kalau bercerita. Terkait pekerjaanku sebagai pengajar tidak heran kalau ngajar di kelas aku latah menggunakan metode bercerita, kata mahasiswaku sih mereka suka. Kalau untuk anak-anakku, aku suka mendongeng, dari sinilah aku masuk dan mendidik anak-anak. Aku kurang telaten kalau ngajari anak-anak dengan metode selain bercerita. Seperti kata Bu Septi kalau orang yang suka bercerita atau berbicara didepan umum, harus paham kapan saatnya berbicara, kapan berhenti bicara, dan kapan saatnya mendengarkan. Aku juga belum paham bagaimana menyajikan cerita dengan baik dan menarik, masih suka ngelantur kemana-mana. Itu PR besar bagiku , karena masih belum menguasai ketiga ilmu itu. Semoga setelah ikut kelas bunda cekatan, aku bisa berbicara didepan umum dengan lebih baik. Aamiin.
SMA mulai bisa dan percaya diri bercerita dengan teman dekat. Tapi masih menyandang predikat pendiam. Nah, waktu itu guru bahasa Indonesia Ibu Parmi memberikan tugas pidato. Tugas ini bersifat dadakan jadi siapa saja yang ditunjuk harus mau dan siap maju kedepan. Suatu hari aku yang ditunjuk, jantungku berdebar, badanku gemetar. Untunglah aku sudah menyiapkan sebuah tema yang sedang trend saat itu ''Bank Plecit''. Setelah beberapa menit bicara didepan kelas, Aku terkejut dengan diriku, aku begitu lancar pidato, aku sangat menguasai tema itu karena terjadi sehari-hari dalam kehidupan masyarakat. Lebih aneh lagi aku merasa enjoy, dan bahagia (kalau istilah sekarang berbinar). Kesukaan berbicara didepan umum itu berlanjut waktu kuliah S1, kalau tugas kelompok pasti aku yang ditunjuk oleh teman-teman untuk maju presentasi. Aku senang dan bahagia tentunya, meskipun untuk itu aku juga yang harus bikin materinya. Tidak disangka itu jadi profesiku sekarang (Earn). Terimakasih banyak Ibu Parmi, seluruh guru dan dosenku. Waah panjang sekali ya prosesnya.
5. Green Behaviour
Green behaviour atau perilaku ramah lingkungan adalah bagaimana manusia dalam kehidupan sehari-harinya dapat menjaga dan memelihara lingkungan hidup (Soemarno, 2011). Selaras dengan definisi tersebut Green Behaviour dimaknai sebagai suatu perilaku yang tindakannya didasari oleh suatu nilai, norma dan aturan yang mengutamakan kepedulian terhadap lingkungan (Indikka, 2012). Masih banyak definisi lain dari Green Behaviour namun dua definisi itu sudah mampu menjelaskan apa maknanya.
Aku mengetahui jika Green Behaviour itu merupakan sesuatu yang kusuka dan membahagiakan ketika memilih tema untuk penelitian disertasi. Meskipun secara tersirat saya sudah tertarik pada nilai-nilai ramah lingkungan sejak kecil. Ketika memilih tema disertasi sebisa mungkin adalah tema atau bidang yang sangat kita sukai atau bahasa kekiniannya ''gue bangets''. Karena apa? proses penelitian dan penulisan disertasi itu tidak bisa ditentukan waktunya, tidak bisa diprediksi kapan selesainya. Aku ibaratkan seperti menempuh perjalanan panjang tanpa tahu batas waktu dan kapan sampai, seperrti berjalan di lorong gelap nan panjang tanpa tahu ujungnya, kapan sampainya. Supaya tetap bersemangat dan tidak mudah menyerah ketika menghadapi segala kendala dan permasalahan selama prosesnya. Tanpa memiliki rasa suka dan bahagia, rasanya sangat sulit sebuah disertasi akan selesai. Itu pendapatku berdasarkan pengamatan dan pengalamanku. Kalau ada pendapat lain, dipersilahkan..😃
Maka, saya berusaha mencari tema yang saya suka, alhamdulillah ketemu yaitu syaria marketing ternyata tidak disetujui pembimbing karena topik yang saya angkat belum banyak artikel jurnal yang mendukungnya, dikuatirkan itu akan menghambat perjalanan penelitian disertasi. Pengertian sekali ya dosenku. Setelah melalui proses yang panjang dan lama maka saya temukan tema yang terkait dengan Green Marketing, tepatnya perlaku konsumen yang terikat secara emosional dengan produk hijau atau produk ramah lingkungan. Qodarallah tema yang saya ajukan didukung oleh artikel-artikel penelitian yang memenuhi syarat, seperti kesenjangan penelitian (Gap research), fenomena gap atau fenomena bisnis (gap phenomena) dan lain sebagainya.
Apa saja prinsip Green Behaviour (Supriatna, 2012)?:
- Respect for the Earth, (membuang sampah pada tempatnya, memilah sampah organik dan anorganik, menanam dan memelihara pohon di sekitar rumah, mematikan listrik pada ruang yang tidak dipakai).
- Care for Life (memilih makanan organic, memakai masker saat bepergian di jalan raya, menegur teman yang melakukan tindakan tidak ramah lingkungan, menghindari produk makanan yang mengandung pengawet )
- Adopt Patterns of Production, Consumption, and Reproduction ( menghindari penggunaan kantung plastik, mengkonsumsi produk yang ramah lingkungan, menggunakan tempat minum yang bisa diisi ulang dan mendaur ulang kertas).
Itu antara lain prinsip kunci perilaku ramah lingkungan yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Belum semua bisa dilakukan, namun ikhtiar kearah sana terus dilakukan.
Kembali ke tema disertasi, mengapa sih kok susah-susah amat milih tema yang begitu?, karena aku ingin out put penelitian itu bukan hanya sebatas disertasi, dan artikel saja. Hasil penelitian itu kuharapkan bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Alhamdulillah Allah berpihak kepadaku, singkat cerita berkat kuasa Allah SWT, studi bisa aku selesaikan. Dalam kehidupan sehari-hari perilaku ramah lingkungan sedikit demi sedikit bisa aku amalkan. Mulai dari hal yang sangat sederhana. Itulah upayaku untuk turut berperan menjaga bumi Allah.
Sejak itu aku juga suka berbagi tentang membuat sabun daur ulang dari minyak jelantah dengan Ibu PKK dan Ibu-ibu pembelajar lainnya. Membuat sabun daur ulang dari minyak jelantah adalah salah satu perilaku ramah lingkungan.
Aku sebut ini mengsinkronkan antara penelitian dan perilaku sehari-hari. Memang belum bisa total ''Green'', pelan-pelan aku belajar dan praktek perilaku ramah lingkungan. Seperti mengurangi penggunaan plastik, mengolah sampah organik dan lain sebagainya. Masih banyak hal lain ingin aku lakukan terkait dengan Green Behaviour, baik dalam penelitian dan penulisan artikel maupun dalam praktek kehidupan sehari-hari. Bismillah, semoga Allah meridhoi, aamiin.
Bagaimana perasaanku menekuni Green Behaviour? Suka dan bahagia, apalagi jika bisa berbagi dan bermanfaat bagi orang lain.
----
Hemm..kan, kan...panjaaang tulisannya 😃.. gak apa-apa ya, dimaklumi ya ..yang penting aku bahagia. Aku harus belajar cara menulis yang singkat. Baiklah demikian jurnal di kelas telur-telur buncek kali ini. Mohon maaf atas segala kekurangan. Terimakasih. Jangan lupa bahagia ya Mak...
===
Referensi:
Indikka, K. (2012). Tesis : Pengembangan Green Behaviour pada Siswa Melalui Penggunaan Media Audio Visual Dalam Metode Pembalajaran Example Non- Example Pada Mata Kuliah IPS di Sekolah dasar. UPI-Bandung.
Soemarno. 2011. Model Pengembangan Kawasan Agribisnis Tebu. Bahan Kajian MK. Metode Perencanaan Pengembangan Wilayah.Universitas Brawijaya, Malang.
Supriatna, (201). Ecopedagogy dan Green Curriculum dalam Pembelajaran Sejarah dalam Pendidikan Sejarah Untuk Manusia dan Kemanusiaan. Jakarta: Bee Media Indonesia
#janganlupabahagia
#jurnalminggu1
#materi1
#kelastelur
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#instituteibuprofesional
No comments:
Post a Comment