Alhamdulillah Adik Ay ikut puasa penuh tanpa tangis ingin mutus puasa. Hanya di hari pertama menangis karena haus dan lapar. Selebihnya sudah enjoy menjalani puasa.
***
Untuk mengisi waktu anak-anak saya ajak bebikinan didapur. Kali ini mencoba bikin bakso daging ayam. Penasaran seperti apa sebenarnya bikin bakso ayam, karena belum pernah membuatnya.
Daging giling saya pesan yang sudah dibumbui, tinggal mbentuk saja. Jadi saya tidak tahu bumbu dan seberapa tepung campurannya. Ingin membuat bumbu sendiri tetapi karena belum pengalaman, akhirnya memutuskan untuk pesan daging giling yang sudah ready. Pesan sama tetangga yang memiliki usaha ayam.
Saya pesan 1.5 kg daging giling. Pagi-pagi pesanan diantar. Kemudian saya ajak anak-anak membuatnya. Sengaja anak-anak saya libatkan. Mereka saya ajak membentuk bakso menjadi bulatan, dengan alat bantu sendok. Daging yang dibulatkan langsung dimasukan ke air panas. Setelah bakso mengapung diangkat dan dimasukan kedalam air es.
Setelah semua matang dan didinginkan di air es, bakso disaring dan ditiriskan. Bakso yang sudah tiris, dimasukan kedalam food container yang ada tutupnya. Alhamdulillah jadi banyak. Sebagian saya simpan di freezer, untuk stok. Sisanya saya simpan di kulkas, nanti sore mau dimasak untuk berbuka.
**
Saya sisakan sedikit daging ayam, ditambahkan tepung tapioka. Diuleni dengan air panas, kemudian dibentuk bulat-bulat jadilah cilok.
Rebus sampai mengapung tanda sudah matang. Cilok saya dinginkan kemudian saya masukan ke dalam wadah tertutup dan simpan di kulkas.
Nanti sore tinggal memanaskan dan dibuatkan sambal kacang. Sambal kacang terdiri dari kacang tanah, cabe, dua bawang, garam, gula merah, dan penyedap.
***
Tujuan dari kegiatan bersama anak ini adalah mengajarkan cara membuat bakso. Mulai dari proses membentuk sampai menjadi bakso. Anak akan belajar tentang proses. Selama ini anak-anak hanya tahu bakso yang ready to eat. Harapannya mereka jadi paham bahwa segala sesuatu butuh proses.
Kedua, mengisi waktu dan mengalihkan perhatian dari gadget. Tidak bisa dipungkiri di era digital ini anak-anak lebih suka menghabiskan waktu bermain gadget. Kegiatan ini diharapkan mampu sedikit mengalihkan mereka dari gadget dengan cara yang halus. Cara yang tidak kentara.
Ketiga, memberi bekal keterampilan membuat makanan. Pengalaman ini sangat berguna bagi mereka. Setidaknya untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarga mereka kelak. Bisa juga jadi lahan rezeki di masa depan.
Sambil membuat bakso saya ceritakan seorang juragan bakso yang sudah sangat sukses. Cabangnya sudah berada di banyak tempat. Kebetulan anak-anak suka dan tahu warung bakso yang saya ceritakan. Artinya keterampilan membuat bakso sangat berguna bagi anak sebagai bekal menempuh hidup di masa depan. Who knows?
***
Dari ketiga anak hanya satu anak yang bersemangat mengikuti proses membuat bakso dari awal sampai selesai.
Anak yang satu, ikut membuat hanya sebentar, itupun saya lihat dia merasa agak gimana melihat tangannya belepotan terkena daging. Dia tidak menikmati membuat bakso. Belum selesai saya ijinkan dia meninggalkan dapur. Ternyata dia memilih merapikan pakaian dilemarinya.
Anak satu lagi, ikut setelah pertengahan. Bahan bakso tinggal separuhnya dia baru ikut turun ke dapur. Dia tidak begitu bersemangat tapi tidak juga menolak dan ikut sampai selesai. Dia bercerita sudah pernah membuat bakso bersama teman di sekolahan waktu acara masak bareng.
Anak yang satu lagi (kan anaknya tiga..hehe). Kelihatan menikmati proses membuat bakso dari awal selesai. Tidak risih ketika jari tangan terkena daging. Bahkan sempat terkena percikan air panas ketika memasukan butiran bakso. Bahkan saya suruh berhenti dia tidak mau.
Kegiatan ini sekaligus melihat minat anak-anak dalam bidang kuliner. Anak nomor dua senang bebikinan makanan dan minuman kekinian. Seperti boba dan kopi dalgona. Anak pertama suka seblak. Anak nomor tiga suka bikin cake, kadang ikut apa yang dibuat kedua kakaknya atau emaknya.
***
Sayangnya tidak sempat foto bakso hasil seseruan kami tadi.
No comments:
Post a Comment