Kadang diri merasa bingung, galau, jangan-jangan salah jalan. Apakah sudah benar jalan yang dipilih? layakkah saya menjadi ....gek gek tidak pantes? gel gek bukan itu jalannya. Perasaan seperti ini kadang hadir tanpa permisi, membuyarkan konsentrasi. Mulai galau..minder, bingung, gelisah bin cemas..😁
Sumber: Google |
Ketika masuk ke kelas manajemen waktu sub bullet Journal, belum bisa menyimak dan mencerna materinya. Selain sudah ketinggalan jauh, jumlah anggota yang banyak, serta media yang digunakan adalah telegram, membuat saya semakin tidak bisa mengikutinya. Baru sadar kalau telegram kurang nyaman sebagai media belajar dan komunikasi bagi saya. Maka, ada grub telegram : dosen bisa menulis, grub hibah, grup riset manajemen hampir tidak pernah saya buka. Untung saja ada media lain yaitu whatshap dan facebook, jadi masih bisa mengikuti informasi-informasi.
Sejauh ini saya masih betah belajar dikelas WeBS (website, Blog dan SEO). Mungkin karena dari awal sudah gabung dikelas ini, jadi tidak merasa ketinggalan materi. Anggotanya juga tidak terlalu banyak, jadi bisa lebih akrab. Cara belajar dikelas ini juga tidak ada materi khusus, hanya diskusi, atau tanya -jawab, mengalir begitu saja, tanpa kehilangan fokus materi. Maksudnya meskipun tidak formal tetapi tidak keluar jalur. tetap konsisten belajar. Sebagai newbiew saya lebih banyak menyimak, kalau ada yang tidak paham kadang saya tanyakan, atau mlipir ke mbah Google. Materi yang didiskusikan sebagai stimulan untuk belajar lebih jauh, atau petunjuk, materi apa yang harus saya pelajari.
Mengingat dunia blog memang masih buta, tahunya hanya menulis dan posting, belum paham bagaimana meracik, mengolah supaya tampilan blog menarik. Belum paham aturan mainlah istilahnya. Boro-boro mau mengenal SEO, Monetisasi..hehe. Nge-blog masih sebagai sarana belajar menulis, belum tahu cara mendapatkan penghasilan dari blog.
Sumber: Google |
Kembali ke kelas Bunda Cekatan, yang outputnya adalah kupu-kupu cantik, cekatan dan terampil disatu bidang. Pertanyaannya, siapkah menjadi Blogger profesional? Sudah tahu konsekuensi menjadi blogger? atau nge-blog hanya sebatas penyaluran hobby menulis saja, tanpa peduli SEO dan aturan lainnya. Apakah siap menerima job yang berkaitan dengan blog?
Sementara saya juga membutuhkan ilmu menulis artikel ilmiah, menulis buku ajar, buku referensi. Hal yang selaras dengan pekerjaan sebagai pengajar. Ya karena dikelas bunda cekatan tidak terdapat kelas yang membhasa mengenai ilmu kepenulisan artikel dan buku yang saya perlukan, maka saya memilih fokus pada target artikel lain yaitu artikel Blog. Ini efektif rupanya, karena memang banyak ilmu nge-blog bertebaran dijagad maya, namun saya baru ''rodo'' paham setelah belajar bersama dikelas WeBS.
Biarlah ilmu tentang menulis artikel ilmiah bisa didapat dari sumber lain, lagipula sudah lima tahun ini belajar tentang artikel ilmiah dan sudah beberapa kali publikasi baik nasional maupun internasional. Artinya, millestone menulis artikel ilmiah ini sudah dimulai sejak lima tahun lalu. Sekarang kebutuhannya adalah praktek, praktek, praktek guna meningkatkan jam terbang.
Bagaimana dengan buku ajar dan referensi? Alhamdulillah banyak bahan, cara menulis buku ajar dan referensi dari website Dosen Bisa Menulis yang hampir setiap hari update materi maupun kisah para dosen yang sudah lebih dahulu sukses. Tinggal pelajari, cerna, dan praktekan pelan-pelan. Didukung pernah menulis buku mengenai pemasaran dan perilaku konsumen, dengan judul ''Membangun Loyalitas Merek dengan Metode TASK CK'', sudah diHakikan pula. Minimal itu bisa menjadi modal dasar untuk menulis buku lagi. Kalau dulu menulis buku karena kewajiban, tepatnya sebagai luaran hibah disertasi doktor. Sekarang menulis karena merasa butuh menulis, menulis karena kebutuhan, sebagai amalan ilmu yang telah diperoleh selama studi. Juga menebar manfaat kepada masyarakat yang membutuhkan.
Pengalaman menulis buku lainnya, adalah buku Antologi Binar Mata Perempuan. Kumpulan kisah para perempuan dan Ibu yang tergabung dalam Rumah Belajar Literasi, Ibu Profesional Solo Raya, tahun 2017. Itu bukti bahwa menulis buku bukanlah hal yang baru. Maka, tidak perlu takut dan minder, yang diperlukan adalah terus belajar dan berkarya, tanpa menunggu semua ideal dan sempurna. Karena terllau berharap berkarya sempurna, justru tidak akan berani berkarya apapun. Sepakat!! hehe..
Lalu bagaimana dengan kebutuhan ilmu lain, sementara tidak masuk mind map sebelumnya? Apa ilmu yang dibutuhkan diluar mind map itu? setelah berjalan sekian minggu, merasa perlu sekali ilmu manajemen emosi, parenting, public speaking. Tenang, tidak harus semua dimasukan ke mind map. Kalau merasa perlu ya sudah, cari materinya, baca, simak, cerna, praktekan. Karena ketiga ilmu tersebut akan sia-sia tanpa diaplikasikan.
Bongkar rak buku atau file di laptop. Berapa banyak ilmu mengenai parenting, public speaking, dan menajemen emosi yang belum dibaca, atau sudah dibaca namun belum dipraktekan. Atur seperti kata Bu Septi pada dongeng tadi (27 februari 2020) start to end. Dari sabtu ke sabtu, fokus pelajari satu ilmu sampai selesai. Bila perlu ilmu tersebut ditulis di blog dan diposting, kan sejalan dengan ilmu nge-blog. Apalagi punya lebih dari satu blog, yang satu blog gado-gado, blog personallah istilahnya, satu lagi diniatkan khusus untuk meningkatkan kepakaran dibidang ilmu menajamen pemasaran dan penelitian. Kereen kan, sekali merengkuh banyak pulau terlampaui, tanpa mengabaikan pulau utama.
Jadi utama ilmu nge-blog,kepenulisan artikel di blog, nah blog kan butuh konten, isi saja dengan materi-materi yang telah dipelajari. Bila perlu tulis juga kebersamaan sehari-hari dengan anak-anak, sebagain aplikasi ilmu parenting. Klop kan? Sinkron, harmoni, saling mengisi dan melengkapi, dan hati tenang karena tidak ada yang merasa diabaikan dan diselingkuhi...(hayaah...istilahnya itu lhoo). Gak apa-apa ya biar seru ajah😆
Iya,saya masih butuh ilmu parenting untuk anak usia 7 - 14 tahun. Satu anak sudah baligh, satu lagi jelang masa baligh, dan satu yang paling kecil masih usia 7 tahun. Kebutuhan ilmu pengasuhan yang berbeda harus saya persiapkan.
Begitu pula dengan manajemen emosi, ambil materi yang benar-benar diperlukan, pelajari, pahami dan praktekan. Pengalaman praktek, tulis dan posting di blog. Asyiik kan, jadi nambah kaya isi blognya, makin gado-gado 😃. Yah, daripada galau mau nulis apa, niche apa, mendingan tulis semua saja. Malah jadi artikel organik, begitu kan menurut para suhu Blogger.
Masalah akut yang sering saya hadapi adalah kepercayaan diri (pede). Rasa tidak pede itu kerap menjalari diri,dan perlahan memupus semangat berkarya. Sudah belajar formal ditingkat paling tinggi seperti sekarang, ketidakpedean itu masih menjadi momok utama.
Merasa tidak pinter, bisa berkompeten,tidak layak menulis, tidak pantas menjadi...bla...bla..
Ya Allah, padahal sadar "just be your self"
Setiap diri unik, limited edition,namun masih saja tidak pede.
Paksuami yang paham penyakit istrinya ini, memberi saran banyak-banyak baca buku pengembangan diri.
Ashiaap..😄. Bismillah,Ya Allah tolong aku.
Tentang manajemen waktu pilih yang simpel saja. Bullet Jorunal memang bagus, tetapi kalau tidak bisa mengkuti materi, malah pusing. Lebih baik lanjutkan cara sederhana, membuat kandang waktu. List dulu semua kegiatan, lalu bikin kandnag waktu, jalankan. Sudah deh..apalagi Paksuami memberi kebebasan asa;l kewajiban tidak diabaikan. Support system sudah oke, tinggal diri merespon dan menjalankan dengan baik. Ini bisa menjadi konten blog juga bukan?
Jadi tidak ada yang salah dengan pilihan kali ini. Semua saling berkaitan, Tinggal manage saja, waktu, pikiran dan tenaga. Jangan lupa jaga kesehatan, karena akhir-akhir ini banyak sekali keluhan kesehatan dirasakan, sampai tidak mampu berkarya.
Ada yang mengatakan bahwa blog sudah ketinggalan jaman, apalagi kalau baru mulai sekarang. Trend sekarang ini adalah youtube, kenapa konten-konten di blog kepakaran tidak dibuat video saja? Nah ini dia belum siap ilmu membuat video untuk youtube. Sekali pernah buat untuk tugas bunda cekatan, luar biasaa...hehe. Sekarang belum kepikiran mau bikin konten video lagi. Boleh juga sih sarannya, tinggal belajar ilmunya. Nah nambah banyak kan ilmu yang dibutuhkan?
Tidak apa-apa, tinggal atur saja, dan jalankan pelan-pelan. Apalagi anak-anak juga suka media audio visual itu, malah bisa kolaborasi sama mereka kan?.
Tinggalkan tambahkan dalam mind map pribadi ilmu pervideoan dan peryoutuban menjaid target berikutnya. Istilah di bunda cekatan, camilan. Tidak hanya sekedar camilan ding, karena mendukung kegiatan menulis artikel blog kepakaran. Seperti Bapak Sunu Wibirama, beliau juga menyajikan konten diyoutube dan facebook.
Tidak perlu minder hanya karena diri bukan lulusan luar negeri atau karyanya belum sebanyak orang lain. Ingat materi dari Bu Ning di UNS tadi, jadilah wanita yang selesai dengan dirinya. Yaitu wanita yang ikhlas menerima diri apa adanya, tidak minder dengan kelebihan orang lain, merasa cukup dengan dirinya, tanpa harus menajdi seperti diri orang lain agar sukses. Karena setiap diri adalah unik, limited edition. Be your self. Anda juga berhak untuk berkarya, melalui media apapun tanpa merasa minder dengan orang yang dianggap lebih baik, lebih keren, lebih hebat. Sejatinya diri juga hebat dengan keunikan masing-masing.
Ingatlah awal nge-blog itu kan sebagai sarana belajar menulis dan konsisten menulis. Cobalah bandingkan diri sebelum dan sesudah belajar blog. Apakah ada perbedaan? apakah ada peningkatan pengetahuan dan ilmu? Rasakan juga perasaan, apakah bahagia? Semakin ingin tahu lebih dalam? atau justru merasa pusing dan tidak bahagia? Alhamdulillah sejauh ini bahagia dan menikmatinya. kalau begitu lanjutkan...
Jadi tetap fokus pada satu ilmu, lanjutkan belajarnya. Jadilah kupu-kupu yang cantik, kupu-kupu lahir dan batin ya, bukan pura-pura jadi kupu-kupu, atau hanya memakai baju kupu-kupu padahal dalamnya bukan.
Sumber : Google |
Alhamdulillah lega ...terimakasih ya Allah. Menulis memang menjadi salah satu terapi, menjaga kewarasan diri, saluran emosi dan rasa. Sekian renungan dan aliran rasa malam ini...selamat rehat.
==
#renungan
#aliranrasa
#renungan
#aliranrasa