Ini cerita kebersamaan dengan si Bungsu Ehh, anak paling
kecil maksudnya, yang insyaallah menjadi anak bungsu kami. Mengapa hanya
berdua, karena Abi sedang kerja di Jogja, kakak main ketempat sahabatnya, dan Mas
Arsyad dipondok pesatren.
Pulang sekolah biasanya bertiga; saya, kak Alya dan Adik
Ayla, tetapi kak alya mau kerumah sahabatnya Aurel, jadi tidak ikut pulang kerumah.
Saya dan paksuami mengijinkan kak Alya main kerumah sahabatnya karena sudah
kenal kedua orang tuanya, dan orang tuanya pun sudah meminta ijin melalui
wahtshap kalau kak alya mau diajak main kerumah neneknya di Celep Sragen.
Ayla dan saya tidak langsung pulang kerumah, mampir di minimarket
yang tak jauh dari rumah ingin beli tas. Boleh membeli tas baru asal pakai uang
tabungannya sendiri, seperti kesepakatan yang sudah kami buat tadi malam.
Selain sumber dana, harga tas juga kami sepakati lebih dulu, mau beli yang
harganya maksimal sekian. Hal ini penting agar anak belajar menjaga komitmen
dan tidak mudah berubah pikiran ketika berbelanja. Mengingat ditempat belanja
pasti banyak pilihan tersedia, jika tidak dibatasi akan mudah bagi anak untuk
berubah. Menggunakan uang sendiri, juga membuat anak lebih mudah membatasi
barang dan harga barang yang akan dibeli. Mungkin akan timbul rasa ‘’eman-eman’’
atau sayang kalau terlalu banyak
belanja, atau terlalu mahal maka uangnya akan berkurang. Berbeda jika
menggunakan uang orang tua.
Sampai di minimarket tujuan, kami langsung naik ke lantai 2
karena tas anak-anak ada disana, tak lupa menitip tas pada sese-mas penjaga
penitipan. Tanpa dikomando ayla langusng melihat berbagai tas yang digantung
diatas, ada juga yang ditata dirak-rak khusus tas.
‘’ Aku nggak mau yang ada gambarnya’’ Kata ayla setelah
melihat koleksi tas dibagian kiri toko.
Saya mengajak bagian lain, siapa tau ada tas yang dicarinya.
Didekat kasir ada rak berisi tas-tas cantik berbagai motif
tapi lebih kalem. Ayla menunjuk tas berwana hijau, yang menurut saya warnanya
kusam. Saya menunjukan tas warna lain yang lebih cerah dan bagus versi
saya. Tetapi dia tetap memilih warna
hijau dan permisi kepada mbak penjaga untuk menurunkan tas hijau, agar bisa
dilihat dari dekat.
Mulai tidak suka, setelah melihat dari dekat, memegang dan
memeriksa bagian dalam tas.
Saya diskusi
lagi dengannya dan menunjukan tas dirak bagian atas itu, ada warna biru, pink,
ungu dan lain-lain. Dia ingin melihat warna dan motif lain, tiga tas diturunkan
oleh mbak penjaga yang sabar dan baik hati. Kembali dibuka, diperiksa, model,
isi dalam tas, covernya, kantongnya, wadah minumnya, jumlah risleting, dan
harganya. Ndilalah harganya dibawah
harga yang kami sepakati, sekarang tinggal menentukan pilihan pada warna, dan
motif saja. Adik tampak tidak mudah memutuskan pilihan, saya pun tidak berusaha
mempengaruhi pilihannya, saya tunggu sampai dia memutuskan sendiri.
Setelah menunggu agak lama, akhirnya adik memilih tas warna
pink, dan ungu dengan motif love. Sekali lagi saya yakinkan apakah pilihannya
sudah pas, dan tidak berubah lagi?. Dia mengangguk tanda sudah final
pilihannya. Saya sampaikan pilihan itu kepada si embak, dan segera diambilkan
tas yang masih dikemas bukan tas yang dipajang tadi.
Tas tersebut langusng diserahkan kekasir oleh mba penjaga
tadi, karena memang letak kasir bersebelahan. Tanpa antri kami segera
membayarnya. Lalu siap-siap pulang, karena hujan kami tidak jadi mampir membeli makanan.
Ada burger mini didepan minimarket sayangnya sudah habis ketika saya mau beli.
Ya sudah kami pulang meskipun hari masih hujan. Untung ada dua mantol di jok
motor, ayla kupakaikan satu mantol yang kebesaran ditubuhnya, satu lagi saya
pakai sendiri. Tak kuhirauakan flu batuk pilek yang kuderita, berdua menembus rinai hujan dengan hati mekar bahagia, bak bunga
dimusim hujan. Halah lebay …
Sampai dirumah ayla tidak sabar ingin memindahkan isi tas
lama dengan tas baru. Tapi saya sarankan untuk mandi dan ganti baju dulu , dia
nurut. Tak lupa saya menyiapkan makanannya. Setelah makan dia mulai memindahkan
semua isi ke tas baru. Bahagia sekali dia …
Waktu sholat maghrib tiba, adik meminta untuk jadi imam.
Memang dia suka sekali mengajukan diri menjadi imam sholat ketika Abinya tidak
sholat dirumah. Meskipun bacaanya belum bagus tetapi tidak apa-apa, anggap saja
latihan praktik ibadah, mengamalkan apa yang sudah dipelajari dirumah dan
disekolah.
Usai sholat maghriba kami berusaha mengisi waktu dengan
belajar dan mengaji. Kali ini saya bersamai adik membaca buku Iqro metode UMMI.
Metode UMMI sedikit berbeda cara membacanya, yakni dengan irama cepat. Bukunya
juga berbeda dengan buku iqro pada umumnya. Belum lama diterapkan di
sekolahnya, sehingga adik belum begitu paham, apalagi saya..hehe. Setelah dia
membaca satu halaman, gentian saya yang diminta membacanya. Dia berperan
sebagai guru atau Ustdzahnya, saya diminta menirukan bacaannya, dan
mengulang-ngulang sampai bisa, persis seorang guru yang sedang mengajari
muridnya. Sengaja saya salahkan membacanya, dan dia berlagak seperti guru yang
sedang marah. Akhirnya malah jadi tertawa kami berdua, mentertawakan polah
tingkah kami.
Setiap anak memang berbeda pola belajarnya, sebagai orang
tua harus bisa memahami hal itu, agar anak mau belajar dengan sukahati dan bahagia.
Setelah membaca iqro dan hafalan satu surah Al-quran, adik melanjutkan membuat
PR (pekerjaan rumah). Kalau benar-benar tidak paham, barulah adik minta bantuan
saya atau Abinya, namun selama dia bisa mengerjakan sendiri, jangan harap kami
boleh melihatnya.
‘’Dek, mana PR-nya?’’ Tanya saya suatu hari
‘’Aku sudah bisa sendiri kok’’ Jawabnya dengan santai
‘’Lihat sih de’’ Emaknya mulai kepo
‘’Gak boleh, kan aku udah bisa, kalau enggak bisa aku pasti tanya
ummi’’ ujar adik berkilah.
Yo weslah emaknya menyerah, melipat rasa kepo dan memasukan
kembali ke dalam kantong. Percaya saja sama adik, agar rasa percaya dirinya
tumbuh baik.
Hemm…semua kegiatan wajib sepulang sekolah sudah adik
lakukan, mandi, makan, sholat, belajar, mengaji, hafalan sampai sholat isya' sudah dilakukan. Saatnya gadget time…yeeayyy adik senang luar biasa. Peraturan
dirumah ini boleh main gadget setelah sholat isya, dengan syarat semua tugas
sudah selesai dikerjakan. Durasi main gadget hanya satu jam sehari, kadang
malah hanya sabtu dan minggu saja, mislanya pada saat ujian tengah atau akhir
semester.
Terdengar suara kendaraan diluar, saya berjalan ke ruang
tamu dan melihat dari jendela, ohh Abi sudah datang, Alhamdulillah. Segera saya
panggil adik, biasa kami suka bikin kejutan kepada Abi sepulang kerja. Kunci
pintu saya buka, kemudian bersama adik sembunyi dibalik pintu. Bebebrapa menit
kemudian terdengar langkah kaki abi memasuki rumah, adik berusaha menahan tawa
dengan menutup mulutnya dengan tangan Daaan..ciluk baaaa….tanpa komando adik
mengucapkannya dengan suara keras, Abi terkejut kemudian memeluk adik yang
tertawa penuh kemenangan. Merasa berhasil mengagetkan abi. Kami berpelukan …dan
ngruntel bertiga dikasur setelah abi berganti pakaian. Semoga Allah panjangkan
umur kami, menua bersama sampai akhir hayat, ijinkan kami membersamai keluarga
ini lebih lama, hingga anak-anak tumbuh dewasa dan mandiri. Meridhoi cinta kami
didunia akhirat..aamiin.
Surakarata, 18 Februari 2020.
No comments:
Post a Comment