Thursday, February 27, 2020

Bakmi Godog Jawa






Meskipun badan belum fit tetapi keinginan bertemu anak Mbarep yang sedang menempuh studi di Pondok tidak mampu saya tahan. Alhamdulillah Pak Suami juga menyetujuinya, jadilah kami bertiga meluncur ke Pondok Pesantren yang berlokasi di Bejen, Karang Anyar, Jawa Tengah. Hanya bertiga, karena anak nomor dua, sedang main kerumah temannya.


Perjalanan bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih 40 menit, lewat jalan dalam bukan jalan provinsi. Jalannya lebih berliku tetapi lebih dekat dibanding melalui jalan utama. Melewati Jalan Ring Road Utara,  Surakarta, kemudian belok ke Jalan Sragen-Solo, dan belok ke jalan desa di Kebak Kramat, melewati tempat -tempat wisata yang cukup dikenal, yaitu Taman Wisata Sondokoro, dan Kolam Renang Intan Pari yang ada restoran bekas pesawat terbang. Kemudian masuk ke desa Wonorejo, melewati jalan desa yang tidak terlalu luas juga tidak terlalu sempit. Kiri dan kanan jalan padat oleh rumah penduduk, yang bagus-bagus, menandakan penduduk desa ini makmur. Terbersit pikiran apakah mata pencaharian utama penduduk desa ini ya?

Sebelum berangkat ke Pondok kami sudah menghubungi anak kami, melalui telpon milik pondok, mengabarkan kalau kami mau datang, agar dia sudah siap  begitu kami sampai. Kami berencana mengajaknya keluar untuk makan, karena sedang dipondok sedang tidak ada acara maka diijinkan untuk keluar. Setelah bertemu dan berpamitan, kami keluar pondok sambil membicarakan tempat makan dan menu yang dipilih. Kebetulan sedang ingin makan yang segar-segar dan berkuah, bakmi godog jadi pilihan. Masalahnya kami belum paham bakmi godog yang enak didaerah sekitar sini, maka searching di google jadi solusi. Pak Suami sedang menyetir, maka saya yang mendapat tugas mencari referensi warung bakmi godog. 

Muncul tiga nama warung makan bakmi godog jawa di mesin pencari, setelah mempertimbangkan rating, dan jarak maka kami sepakat memilih Warung Bakmi Jawa Angklo Pak Aris. Tak berapa lama kami sampai tempat tujuan. Rupanya warung ini berada bukan di jalan utama, tetapi jalan pemukiman yang cukup padat namun bersih dan rapi. Warungnya berbentuk tenda dibangun di halaman rumah yang besar dan luas. Oh iya, warung ini buka mulai pukul 15.00 - 22.00 wib.


Tak lama kami duduk dikursi warung tenda ini, seorang perempuan paruh baya, sepertinya pemiliknya, menyapa kami dan bertanya mau memesan menu apa. Kebetulan kami sudah sempat melihat buku menu dimeja, maka langsung saja memesan tiga bakmi godog dan satu bakmi goreng beserta minuman. Pelayanannya cukup cepat, bakmi godog panas yang kemebul  hadir didepan kami. Rasanya segar dan enak, adik yang biasanya tidak habis satu porsi, kali ini habis, malah Paksuami dan Mas ingin menambah. Langsung pesan dua bakmi goreng, satu dibungkus bawa pulang, untuk anak nomor dua, dan satu lagi dimakan bareng ditempat. Alhamdulillah kami puas dengan makanan, minuman dan pelayanan di warung bakmi tersebut.

Selain kami berempat, ada juga keluarga lain yang menikmati bakmi di warung Pak Haris ini. Rata-rata datang rombongan semobil, mungkin satu keluarga seperti kami. Meskipun letaknya agak didalam namun warung ini sepertinya telah memiliki pelanggan yang loyal, terlihat dari awal kami datang, tetap ramai pembeli yang makan ditempat maupun dibawa pulang.

Usai makan kami meninggalkan warung bakmi. Sebelum kembali ke pondok, kami mampir ke SPBU, sholat maghrib.  Kemudian melanjutkan perjalanan menuju pondok. saat berpamitan, anak lelakiku itu matanya berkaca-kaca, duuh nak...kuatkan hati kami ya Allah. 

Kami paham tidak mudah baginya berpisah tempat tinggal dengan keluarga. Apalagi ditempat ini dia harus bisa menahan diri untuk tidak bermain gadget. Dia sangat suka nge-game, bahkan sering membuat video game, yang di upload di Youtube. Itu dilakukan sejak SD sebelum mondok. Saat libur mondok yang hanya sebulan sekali bisa pulang kerumah, tidak dia lewatkan main game. Tentu setelah tugas dan kewajiban seperti murajaah, sholat, membaca Al-Quran ditunaikan, baru kami ijinkan main game kesukaannya. 

Awalnya kami kira dia hanya suka main game karena ikut-ikutan temannya, namun sekarang kami menyadari bahwa dia lebih dari sekedar ingin bermain. Bahkan cita-citanya ingin jadi Game Youtuber. Kami mendukung cita-cita itu, yang penting sekarang dia fokus belajar Al-quran, dan ilmu lain dulu di Pondok. Game dan cita-cita jadi Youtuber dijadikan sebagai penyemangat. Setiap target hafalan tercapai, biasanya dia minta hadiah alat - alat yang dibutuhkan untuk memperlancar saat menjalankan hobinya tersebut. Selama masih wajar dan mampu, insyaallah kami penuhi.

Banyak pelajaran berharga menjalani proses belajar di Pondok ini. Belajar mandiri, disiplin, mengelola emosi, bekerjasama, tidak pilih-pilih menu makanan, kreatif dan lain-lain. 
  

No comments:

Post a Comment

Mendidik Anak Ala Keluarga Berbudi

Link