Monday, July 20, 2020

Makan Malam

Bismillah ..

Alhamdulillah sudah lima hari kami tinggal di Lampung. Setiap hari, setiap waktu, setiap saat beberes, bebenah rumah, maklumlah baru pindahan. Alhamdulillah patut disyukuri kondisi rumah sudah 90 persen rapi. Kalau melihat sebelumnya rasanya butuh waktu sebulan selesai beberes, lha satu truk penuh jew..barang yang dibawa dari Jawa. Setelah diturunkan, penuh satu rumah dari ruang depan sampai dapur. 

Malam ini kami diajak Paksuami keluar untuk makan malam. Setelah berunding kami memilih menu pindang ikan, dan menentukan rumah makan. Terbayang menu kepala ikan simba yang penuh bumbu rempah tersaji di meja makan. Hemm...

Sampai di rumah makan tujuan, dismabut oleh satu pelayan yang ramah, dan cekatan. Kami memesan menu ikan pindang kepala simba, patin, udang goreng dan ayam goreng untuk genduk ragil ini yang lidahnya njawani gak suka menu olahan ikan pindang khas Sumatera. Namun sungguh sayang, kepala simba sudah habis begitu pula ikan patin. Sebagai ganti tersedia kepala ikan Baung, jadilah daripada tidak ada. 


Kepala Ikan Baung
Pindang Kepala Ikan Baung


Satu persatu pesanan disajikan oleh pelayan laki-laki dan perempuan. Pindang Kepala Ikan Baung, lalapan, nasi putih, tempe tahu, air putih, teh tawar, udang goreng, ayam goreng, sambal, dan aneka minuman. Bismillah..kami segera menikmati hidangan didepan mata, kebetulan sedang lapar. 

Kuambil sesendok kuah untuk mencicipi rasa pindang baung, hemm..bumbunya terasa. Ada rasa asam, manis, pedas, hemm..segeer. Agak berbeda dengan ikan simba, bumbunya lebih banyak rempahnya. Lidahku lebih cocok ikan simba dengan bumbu rempahnya, sayangnya sedang tidak tersedia.Gelo? dikiit ..hehe. Sabar, belum rezeki..

Bulan november tahun lalu waktu kunjungan kerja ke Metro Lampung, saya, suami dan teman sempat makan malam di warung makan ini juga. waktu itu aku pesan menu kepala ikan simba, kebetulan pas ada. Rasanya masih kebayang lho, bahkan fotonya masih aku simpan, saking berkesan.  

Keluarga Budi

Kami berlima, Mas A, Kak Al, Abi, De Ay, dan aku, menikmati makan malam kali ini dengan bahagia. Melepas rindu akan kuliner khas Sumatera Selatan ini. Selama di Jawa kami sangat merindukan makanan jenis ini, tak heran ketika sampai di Lampung menu ini yang dicari.

Aneka Sambal 


Aneka sambal disediakan, untuk teman makan pindang ikan. Ada sambal terasi goreng dan mentah, sambal teri, dan sambal mangga. Aku cuma makan sambal terasi goreng saja, itupun masih sisa, gak kuat pedasnya, huhah..tapi nimat rasanya.



Es buah
Es Buah 

Anak-anak pesan es campur dan es buah, sedangkan aku dan Paksuami pesan minum teh tawar panas. Es buah dan es campur sangat menggoda dilihat dari tampilannya, ingin rasanya mencicipi segarnya. tetapi sayangnya lidah ini tidak bisa menerima minuman yang ada susunya. Cukup nyawang waelah.
Aku kira anak-anak tidak akan sanggup menghabiskan es buah dan es campur porsi jumbo begitu, ternyata aku keliru, mereka mampu menghabiskan minuman tersebut. Alhamdulillah...


Buku Menu 


Menu apa saja yang tersedia disana? ada pindang ikan patin/baung/simba
. Pindang tulang iga, pindang udang, pepes baung, patin, belida. Seluang goreng, ikan gabus bakar, ikan mas bakar, sayuran : cah kangkung, cah toge, cap cai kuah. Udang galah saos padang, cumi asam manis padang, kerang saus padang, ayam goreng, ayam bakar, ayam penyet, bebek goreng, tempe tahu, cumi udang goreng tepung, sambal nanas, mangga, tempoyak, seruwit lengkap. 

Untuk menu minuman tersedia aneka jus, es duren spesial, sop buah, lemon tea, cappucinno cincau. Tersi]edia juga aneka camilan pempek, dan lain-lain. Cukup lengkap bukan?


Lalapan terdiri dari terong mentah, kemangi, selada, dan timun iris. Semua aku makan, kecuali terong mentah. Lidahku bekum bisa menerima. Aku lebih suka terong bakar atau direbus untuk lalapan, rasanya nikmat, dicocol sambal terasi. 



Ada fasilitas live music juga lho..mungkin khusus untuk acara tertentu ya. Aku gak tanya kepada pelayan disana, cuma mengira-ngira saja.




Bonus tahu tempe, yang difoto itu sudah tinggal sisanya saja hehe. Kalau tidak salah ada 6 potong tahu dan tempe panas, melengkapi sajian menu makan malam.

Oh iya, rumah makan yang terletak di jalan raya Natar ini, terdiri dari dua lantai. tempat duduk tersedia kursi, sofa, atau lesehan. Monggo tinggal milih jenis temoat duduk yang disuka. Kami memilih tempat duduk kursi saja. Sebelum dan sesudah makan, tak lupa cuci tangan di wastafel. 

Alhamdulillah, usai sudah acara makan malam keluarga Budi. Semua menu yang dipesan habis. Kami makan begitu lahap, dan memang kami tidak boleh menyisakan makanan yang dipesan. Maka waktu pesan dipastikan cukup jumlah dan pilihan sesuai selera masing-masing. 

Keluar dari warung makan kami melanjutkan perjalanan keliling kota, melihat perkembangan kota Bandar Lampung. Masyaallah, banyak berubah. Semakin ramai dan modern, semoga membawa kebaikan dan berkah bagi warga Bandar Lampung dan siapa saja yang berkunjung ke kota ini.

Pendar bahagia memenuhi hati kami, segenggam harapan ada di kota yang pernah kami tinggalkan bertahun-tahun. Ya, harapan itu penting, agar kami merasa betah kembali tinggal di kota ini.


No comments:

Post a Comment

Mendidik Anak Ala Keluarga Berbudi

Link