Bismillahirrahmanirrohim,
Hallo Bunda, pernahkah teman, saudara atau orang yang tidak kita kenal lebih suka menyebut namanya sendiri dan tidak mau menggunakan kata ganti ''aku'', atau ''saya?''. Misalnya seseorang yang bernama Ibu Kiran, saat bicara dengan teman arisannya, ''Kiran tidak suka makan daging sapi lho''.
Ibu Kiran tidak mengatakan ''Saya tidak suka makan daging sapi lho.''.
Nah fenomena orang seperti Ibu Kiran itu disebut Illeism. Illeism adalah orang yang menyebut namanya sendiri dan tidak mau menggunakan
kata ganti. Dengan kata lain, pembicara menempatkan dirinya sebagai acuan dan sumber utama dari pembicaraan.
Perilaku illeism ini berkaitan dengan kondisi psikologis, sebagai proses yang produktif dan positif maupun sebaliknya. Dalam kondisi tertentu hal itu bisa membuat orang merasa lebih nyaman dan tenang, serta kondisi self esteem yang lebih tinggi. Jadi orang-orang dengan perilaku itu, merasa nyaman menyebutkan namanya dibanding menggunakan kata ganti ''Saya'' atau ''aku''.
Namun, ada juga yang berpandangan negatif terhadap perilaku tersebut. Masih banyak orang yang menganggap bahwa orang yang illeism mempunyai kepribadian yang narsistik, dan cenderung membanggakan dirinya sendiri. Ada juga yang mengkaitkan dengan personality disorder (gangguan kepribadian).
Personality disorder adalah kumpulan gangguan jiwa yang mempengaruhi bagaimana orang berpikir, merasa, dan berperilaku. Larsen (2005) mendefinisikan personality disorder sebagai suatu bentuk perilaku kebiasaan yang sangat jauh berbeda dengan kebiasaan seseorang pada umumnya. Illeism memang salah satu bentuk perilaku yang berbeda ''ora umum'', tetapi tidak serta merta layak disebut gangguan kejiawaan. Kalau alasan mengapa melakukannya?Tentu saja perlu ditanyakan kepada orang yang melakukannya.
Personality disorder adalah kumpulan gangguan jiwa yang mempengaruhi bagaimana orang berpikir, merasa, dan berperilaku. Larsen (2005) mendefinisikan personality disorder sebagai suatu bentuk perilaku kebiasaan yang sangat jauh berbeda dengan kebiasaan seseorang pada umumnya. Illeism memang salah satu bentuk perilaku yang berbeda ''ora umum'', tetapi tidak serta merta layak disebut gangguan kejiawaan. Kalau alasan mengapa melakukannya?Tentu saja perlu ditanyakan kepada orang yang melakukannya.
Dilihat dari segi etika dan kesopanan, ada yang berpendapat bahwa orang dewasa tidak pantas menyebut namanya sendiri, kurang sopan apalagi jika yang diajak bicara orang yang lebih tua,.
Illeism juga dianggap sebagai sikap kekanakan. Memang biasanya anak-anak yang melakukannya. Misal ''Bu, Sarah minta permen.'' Rengek Sarah anak usia 5 tahun itu.
Illeism juga dianggap sebagai sikap kekanakan. Memang biasanya anak-anak yang melakukannya. Misal ''Bu, Sarah minta permen.'' Rengek Sarah anak usia 5 tahun itu.
Ada juga yang mengatakan kalau itu lebih sopan daripada menggunakan kata ''aku'' ketika berbicara kepada orang yang lebih tua, atau orang yang belum begitu dikenal.
Dalam suasan formal dan bicara kepada orang yang lebih tua, tentu tidak sopan jika menyebut namanya sendiri. Seorang mahasiswa tentu kurang sopan apabila menyebut namanya ketika berdialog dengan dosennya, ''Mohon maaf Prof., Karina lupa tidak membawa buku materi.'' Lebih elok jika ''Mohon maaf Prof., saya tidak membawa buku materi.''
Dalam suasan formal dan bicara kepada orang yang lebih tua, tentu tidak sopan jika menyebut namanya sendiri. Seorang mahasiswa tentu kurang sopan apabila menyebut namanya ketika berdialog dengan dosennya, ''Mohon maaf Prof., Karina lupa tidak membawa buku materi.'' Lebih elok jika ''Mohon maaf Prof., saya tidak membawa buku materi.''
Tidak banyak literatur yang membahas mengenai Illeism ini, yang jelas ada pendapat yang mendukung dan ada yang tidak, bahkan lebih ekstrim lagi ada yang merasa jijik. Masa' sih?
Berbagai pendapat tersebut menunjukan bahwa illeim itu dilihat dari segi etika kesopanan adalah relatif. Kalau begitu dikembalikan kepada pribadi masing-masing ya Bund?. Mungkin ada baiknya disesuaikan dengan kondisi dan siapa lawan bicara. Bila berbicara dengan orang yang lebih tua, belum terlalu akrab, belum kenal, suasana formal sebaiknya gunakan kata ganti ''Saya''. Boleh gunakan kata ''aku''/ ''gue'' bila sudah akrab dan kenal baik. Lalu, kapan boleh nyebut nama sendiri?
Emmh....kapan ya?
Btw, saya pribadi merasa geli kalau ada orang dewasa yang seperti itu (illeism), entah mengapa, pokoknya geli saja. Tetapi, saya bisa memakluminya, tidak protes atau menegurnya. Itu hak dia, dan perasaan geli itu biarlah menjadi urusan saya sendiri, 😊. Oleh karenanya saya tidak pernah melakukannya, dan berharap anak-anak saya tidak melakukannya juga. Kalau orang lain, silahkan saja.
Bijak itu lebih baik.
===
catatan:
Btw, = by the way (ngomong-ngomong...)
catatan:
Btw, = by the way (ngomong-ngomong...)
#menulissetiaphari
#setiapharimenulis
#setiapharimenulis
Yang menarik kalau saya perhatikan di kultur Sunda yang saya kenal menggunakan nama lebih lazim dibanding menggunakan kata saya. Terutama di lingkungan keluarga. Malah lebih sopan dibanding aku. Justru sangat aneh kalo di keluarga menggunakan kata saya dan aku. Begitu jg dalam lingkungan pertemanan orang Sunda yang sudah sangat akrab juga lazimnya menggunakan nama sendiri. Tapi ini hanya saya temukan di kebiasaan orang Sunda. Imho
ReplyDelete