Monday, October 21, 2019

Wisuda Ke-3

Aku dan teman-teman satu prodi


Alhamdulillah
Alhamdulillah
Alhamdulillah

____
Kata itu yang bisa mewakili betapa bersyukur  kehadirat Allah SWT atas karunia ini. Betapa tidak, seluruh rangkaian tahapan study sudah bisa kulalui. Tidak terkira kisah dibalik acara hari itu.
Karena wisuda tidak sekedar seremonial atau perayaan atau selebrasi. Dibalik gegap gempita perayaan itu, ada rangkaian perjuangan yang tak mudah. Aaah..sayangnya aku tak pandai menulis kisah study doktoralku ini. Tapi jika disuruh bercerita pecaaaah cerita panjang kali lebar, dijamin sampai bosan yang mendengarkan ceritaku...๐Ÿ˜‚, kebiasaan buruk yang belum bisa kukelola.

Ya...kembali ke wisuda, hari Sabtu Tanggal 19 Oktober 2019, akhirnya aku diwisuda, Alhamdulillah.
Tentu tidak sendirian, aku bersama 18 orang program doktoral UNS dan 1.793 lulusan Diploma - S2 diwisuda hari itu.

Bersyukur berada dibarisan paling depan, sehingga mudah untuk mengingat dan bergerak. Mulai periode Oktober 2019 ini memang agak berbeda dengan periode sebelumnya. Jika sebelumnya yang disalami oleh Rektor itu yang Cumlaude, namun kali ini hanya lulusan program doktor dan mahasiwa berprestasi saja. Oleh karenanya kami mendapat tempat duduk paling depan sebelah barat.

Alasan mengapa bukan yang cumlaude yang disalami rektor? karena jumlah yang cumlaude itu total 900 mahasiswa, kebayang kan betapa lamanya ewaktu yang dibutuhkan untuk salaman?? hehe. Logis ya...walau kesannya jadi kurang prestige predikat cumlaude itu. Aaah gak juga..tetap kereen dan The Bestlah.




Aku memang tidak mendapatkan predikat apa-apa selain lulus doktor. Namun aku sangat bersyukur bisa menyelesaikan semuanya. Semua berkat Allah SWT yang memberikan bantuan melalui orang-orang yang selalu support terutama suami, juga kedua orang tua yang selalu mendoakanku.

Kemarin itu hanya suami yang ikut ke acara wisuda, anak-anak menunggu dirumah. Pertimbangannya tidak ada yang menjaga mereka, selain itu kasihan kalau diajak dan menunggu diluar gedung, cuaca panas cetar. Lebih baik dirumah dan setelah selesai acara kami langsung pulang, sore hari kami sekeluarga ke studio foto untuk foto keluarga.

Akupun tidak menyiapkan acara ini seserius acara ujian terbuka, aku lebih santai. Wisuda bagi mahasiswa S3 boleh dibilang tidak terlalu sakral, lebih sakral ujian terbuka promosi doktor. Setuju enggak Mak??? hehe.

Bagaimana dengan orang tua? karena jarak yang jauh, juga kesehatan mereka tidak memungkinkan untuk hadir. aaah..padahal saat-saat begini kedua orang tua harusnya hadir menemani,๐Ÿ˜ข, mbrebes saat ingat mereka. Ada rencana ngajak foto mereka di studio dekat tempat tinggal. Insyaallah.

Legaa..tentunya purna sudah seluruh tahapan studi ini, saatnya menyemangati diri agar terus berkarya. Karena wisuda bukan akhir tapi awal untuk mengamalkan apa yang sudah dipelajari sekian tahun. Menyelesaikan seluruh tahapan studi memang tidak mudah, namun menjaga semangat berkarya setelah luluspun tidak mudah. Semoga dijauhkan dari sikap malas berkarya, aamiin. Semoga ilmu bermanfaat dan barokah, aamiin.

Oiya Mak...ada yang beda di wisuda kali ini, yaitu Rektor UNS Bapak Jamal Wiwoho, menyanyi tepatnya mengajak nyanyi seluruh yang hadir di gedung Auditorium tempat acara berlangsung. Lagu dengan judul "Rumah Kita''. Tak terasa aku larut dalam euforia itu, ketika Bapak rektor mendekati barisan kami, refleks aku mendekat dan ngadep ke kamera beliau, makanya kalau lihat video tersebut, dibagian akhir lagu ada gambar aku, hehe. Maluuu? dikit..banyakan senengnya๐Ÿ˜ƒ. Meskipun badan kurang fit bahkan sempat ketiduran..halaah,    ketika sesi nyanyi  jadi seger lagi.

Demikian Mak-emak cerita tentang wisuda ke-3 ku, semoga bermanfaat. Terimakasih

Friday, October 4, 2019

Kata Ajaib ''Sak Bahagiamu''

Bismillah..

Hallo emak-emak bahagia apakabar hari ini?
Semoga cucian piring, baju sudah kelar semua ya Mak...saatnya menulis di Blog, hehe.
Kali ini saya mau menulis tentang menjaga kewarasan diri dengan kata ajaib. Apakah itu?


Begini ceritaya Mak...kadang eh sering ding, saya tuh merasa kesal, sebal bin jengkel dengan sikap atau kata orang yang menyakitkan hati. Baik dimasa lalu maupun yang baru terjadi. Biasanya ada perasaan kesal, marah pastinya. Lebih kesal lagi jika tidak bisa mengungkapkan perasaan kita itu ya Mak? Pasti rasanya tidak enak pakai bangets, nyesek deh. Nah kalau hal seperti ini dibiarkan pasti tidak sehat dong bagi jiwa raga, so mesti diapakan itu rasa?

Kalau ikuti nafsu sih pengen melampiaskan kemarahan ini dengan orang yang sudah menyakiti hati ini, namun agama kita, Rasul kita kan melarang kita untuk membalas orang yang sakiti hati kita. nah, bingung kan? . Jelas-jelas orang itu sakiti kita, eh tidak boleh kita balas, apa ndak nyesek?? Ya, kalau mau ikuti cara syaiton silahkan lampiaskan amarahmu kepada orang itu. iih gaklah kita kan pengikut Nabi Muhammad yang penuh kelembutan dan kasih sayang. Okelah kalau begitu , kita akan cari cara untuk membalas kejahatan orang itu dengan cara yang mulia. Apa saja sih caranya?. Ini dia ....

1. Banyak-banyak istighfar
2. Doakan yang baik-baik
3. Kirim parcel ke orang itu, What???
    ingat kan Mak, filosofinya pohon kurma, jika dilempar
    batu, malah dikasih buahnya, eh iya ding. sambil nyengiir 
    sakiit...hihi
4. Baca Dzikir, sholawat agar ingat Allah terus, mungkin orang
     itu dikirim Allah menguji kesabaran kita, keimanan 
     kita..dan lain sebagainya. Nah kalau sudah begitu mah...
     gak bakal berani kita balas kejahatan orang itu dengan 
     kejahatan.
5. DE EL.EL.

Pastinya sudah banyak tentang tips tentang bagaimana mengelola emosi dari Ustad, Motivator dan lainnya. Namun kali ini saya mau berbagi mengenai pengalaman meredam amarah, sakit hati, galau karena ulah orang yang menyakiti hati. 

"Sak Bahagiamu'', nah itu kata ajaib yang selalu aku ucapkan ketika disakiti orang, ketika ingat orang yang nyakiti hati saya dimasa lalu...dan belum sembuh. Kata itu sederhana namun khasiatnya luar biasa.

Kata itu saya kenal dari teman-teman satu komunitas di Solo Raya. Sudah cukup lama namun baru beberapa minggu ini jadi mantra ajaib dalam kehidupan saya. 

Hal itu tidak serta merta bermanfaat, namun didasari oleh kata Ustad Nasrullah, penggagas magnet rezeki. Dalam audio visual di telegram yang saya dengarkan, ada kalimat yang mengena dihati saya "keajaiban hidup hanya terjadi pada orang yang peduli kepada orang lain, lebih mementingkan orang lain diatas kepentingan dirinya''. Misalnya ''yang penting anak saya bahagia, suami saya bahagia..dan seterusnya''. 

Berdasarkan kata-kata dari Ustad itulah saya mulai merasakan bahwa kata "sak bahagiamu'' itu memiliki khasiat yang mewaraskan diri. Saat itu saya tersinggung dengan kata-kata seseorang (tidak perlu saya ceritakan detailnya ya), intinya mengusik keimanan saya. Sudah saya jelaskan namun  tetap saja dia menghina saya. Saya sedih dan menangis, saya ketakutan , karena saya merasa telah memyakiti hati orang dengan kata-kata saya tanpa sengaja.

Saya banyak-banyak istighfar, kemudian saya ucapkan ''sak bahagiamu'' sajalah. Maksudnya terserah yang penting kamu bahagia, begitu kira-kira maksudnya. daripada debat kusir ya udah saya mengalah saja, yang penting dia bahagia. Taukah Mak? Tak lama kemudian orang itu minta maaf kepada saya, terlepas apakah dia tulus atau tidak itu bukan urusan saya. 

Selanjutnya saat saya sedih, galau teringat masa lalu ada hal yang tidak menyenangkan dari sikap orang -orang yang pernah menyakiti. Kalau ingat kelakuannya rasanya ingin membalas sakit hati ini.

Saya menangis, sedih,  istighfar dan pasrahkan kepada Allah. saya ucapkan kata ''sak bahagiamulah....''. 

Mungkin itu hal yang membahagiakanmu. Terserah kau mau ngomong apa, berbuat apa terhadapku. Saya ucapkan berulang-ulang sambil masih terus menangis. Alhamdulillah hati lega...damai menyusup dihati, tidak ada lagi rasa galau dan sedih. Perasaan tenang karena yakin Allah tau pasti itu yang terbaik, menurut kita buruk tapi mungkin baik menurut Allah. Mungkin itulah kebahagiaan bagi orang itu. 


Begitulah Mak...cara saya mengusir galau, dengan melihat dari sisi orang sebagai pelaku. Mungkin dia bahagia dengan melakukan itu semua. Mungkin dia senang dengan perilakunya itu. Mungkin dia puas dengan perilakunya itu. Yo wes ...yang penting kamu bahagia "sak bahagiamu''. 
Sudah banyak rasa sakit yang saya rasakan, sembuh dengan kata itu. 

Kata sederhana namun mengandung makna melihat sesuatu dari sisi lain, ada rasa pasrah kepada Allah SWT, mengesampingkan ego diri dan lain-lain. Itu menurut pengalamanku lho mak..hehe.
Semoga bermanfaat, terimakasih. 
Jangan lupa bahagia ๐Ÿ˜ƒ


Thursday, October 3, 2019

Kemana Blog-ku?

Bismillah ..

Setelah berbilang purnama dan Idul Adha akhirnya aku tergugah untuk menulis di blog lagi.
Semoga konsisiten dan tidak lemah semangat nulis di blog lagi ya..aamiin.

Blog yang sebelumnya aku buka udah gak ada, tepatnya sudah lupa, apa. Aku coba  log in pakai email yang lama, muncul,blog yang berisi dua draf ..padahal udah banyak yang aku publish lho. Sekarang baru tahu kenapa blog-ku hilang. Karena email yang kugunakan untuk bikin akun dulu sudah aku hapus. AKu lupa kalau itu email untuk akun blog. Aku hapus karena aku susah mengingat namanya.

Yah dasar aku ini gak pandai tentang IT jadi ya males ngubek-ngebek ..coba-coba buka blog, makanya aku putuskan bikin blog baru. walau agak eman-eman sih , secara sudah cukup banyak yang aku tulis. Kapan-kapan aku lacak lagi. Sekarang mau fokus nge blog yang baru ini saja.

Sedang memikirkan mau bkin konten apa yang khusus?
Masakan?
Parenting?
Metode Penelitian?
atau apa ya?

nanti sajalah kupikirkan.

Udah begitu saja ya salam pembuka, semoga selalu bahagia.aamiin

Mendidik Anak Ala Keluarga Berbudi

Link