Jahe dan Tanaman lain
Beberapa waktu yang
lalu kami panen jahe yang ditanam dalam pot. Jahe itu sudah ditanam cukup lama
lebih dari satu tahun. Waktu itu saya bersama asisten sedang rajin bercocok
tanam, baik di pot maupun lahan tanah.
Jenis tanaman yang
kami tanam, ada sayuran; terong, cabe, tomat, sawi, bayam, jahe, dan bunga.
Seiring kesibukan dan musim kemarau aktifitas menanam tidak diteruskan setelah
panen. Hanya beberapa tanaman yang tahan lama tetap kami rawat. Pengertian
dirawat disini bukan seperti petani professional ya hehe. Kami sekedar menyiram
dan tidak ada pperawatan khusus, sama saja hanya dibiarkan hidup.
Kembali keinginan
bercocok tanam. Kali ini fokus saya bukan pada tanaman sayuran tetapi bunga
yang awet dan mudah perawatannya. Pilihan jatuh pada palem, lidah mertua,
tanaman gantung, krokot. Intinya yang mudah hidup dan mudah perawatannya.
Tujuannya waktu itu
untuk hiasan teras dan mencegah sampah daun masuk teras dan rumah. Musim
kemarau angin kencang, halaman dan teras jadi cepat kotor oleh sampah yang terbawa angin. Sedangkan tanaman
dibelakang rumah berfungsi untuk tirai,atau pembatas supaya tidak langusng
terlihat bagian dalam rumah ketika pintu dibuka. Maklum dibelakang rumah berbatasan
langusng dengan halaman rumah orang lain.
Tanaman jahe yang
ditanam beberapa waktu yang lalu, ikut saya pindah kebelakang. Daunnya rimbun,
apalagi ada tanaman lidah buaya juga dalam pot tersebut. Jadi tumpang sari
dengan jahe.
Masa pandemi corona
saya jadi punya banyak waktu dirumah dan mulai rajin merawat tanaman. Saya
lihat jahe ini ada umbi yang muncul kepermukaan. Setelah saya periuksa, ternyata banyak juga.
Tidak menyangka umbi yang dulu ditanam tumbuh baik dan berkembang. Mau
memanennya tapi masih belum punya waktu, maka saya bairkan dulu.
Panen Jahe
Tiba saat panen, saya
mengajak anak laki-laki saya untuk memanen jahe, mumpung dia tidak tidur pagi.
Tanaman dalam pot itu saya bongkar pelan-pelan, masyaallah umbi-umbi jahe
luamyan banyak, tidak saya bongkar semua saya sisakan separohnya. Lidah buaya
juga saya bo tapi semuanya. Maksunya biar kedepan pot ini tidak campur dengan
tanaman lain. Lidah buaya akan saya sediakan pot tersendiri.
Umbi jahe saya cuci
kemudian saya jemur, supaya airnya hilang, dan jahe tidak mudah busuk.
Sayangnya saya tidak telaten, jadi tidak saya timbang berapa berat jahe itu.
Beberapa umbi kembali
saya tanam dalam pot tersebut. Pengalaman
ini menjadikan saya bersemangat untuk menanam lebih banyak suatau saat akan
saya budidayakan menanam jahe dalam pot. Syukur-syukur bisa menanam dilahan
tanah.
Seingat saya dulu,
waktu ekcil kakak saya menanam jahe di kebun samping rumah tidak berbuah atau
tidak berkembang umbinya, hanya daunnya saja yang subur. Why? Entahlah, kini terbukti jahe bisa tumbuh
dan berkembang di pot maupun ditanah.
****
Manfaat Jahe
Setelah bercerita sejarah menanam jahe dalam pot, maka sekarang akan mengulik apa saja manfaat dari rimpang jahe.
Mengurangi mual
Mual atau morning sickness pada ibu hamil
dapat diatasi dengan mengkonsumsi jahe dalam bentuk minuman maupun permen. Hal
itu berdasarkan studi yang dilakukan oleh Royal College of Obtetricians and
Gynaecologist.
Konsumsi pada ibu hamil tetap harus
dikonsultasikan kepada dokter, karena jahe juga memiliki efek samping seprti
diare, dan nyeri ulu hati.
Meredakan sakit otot
Pegal-pegal dan sakit otot setelah berolahraga dapat diatasi dengan Jahe. Caranya jahe diparut dan dioleskan pada bagian yang sakit.
Memperbaiki pencernaan
Sudah sejak jaman dahulu kala, jahe digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan. Jahe mengandung phenolic yang mampu mencegah iritasi gastrointertinal, mencegah kontraksi dan stimulasi air liur, juga dapat membantu pergerakan makanan dan minuman dalam pencernaan serta mengeluarkan gas pada system pencernaan. Oleh karenanya masalah jahe dapat mencegah kolik, dan dispepsia.
Mencegah Penyakit Kulit dan Detoksasi
Jahe bermanfaat melindungi tubuh dari bakteri e coli,
staphyloccus aureus dan jamur yang menyebabkan penyakit kulit. Hal itu
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli, menemukan bahwa
dermicidin sejenis protein yang diproduksi oleh kelenjar keringat, dapat
melindungi tubuh dari penyakit kulit. Konsumsi jahe mampu memicu mengeluarkan
keringat. Masyaallah, ternyaat berkeringat itu penting dan banyak manfaatnya
ya..
Proses detoksasi tubuh dengan jahe karena jahe mampu
membantu tubuh mengeluarkan keringat. Keringat yang keluar dari tubuh sangat
membantu pada saat flu, atau demam. Keringat juga membantu proses detokfisasi yang melindungi diri dari mikroorganisme
penyebab infeksi kulit.
Mencegah kanker
Jahe dapat
melindungi diri dari kanker, apa sebabnya ya? Oh rupanya jahe memiliki
kandungan ngingeriol, phytonutrient yang dapat mencegah pertumbuhan sel kanker
usus.
Hal itu didsarkan pada studi yang dilakukan University of Minnesota dengan menguji coba pada tikus. Hasilnya kelompok tikus yang tidak diberi ngingeriol mengalami pertumbuhan kanker usus semakin parah. Penelitian tersebut membuktikan bahwa Gingerol bermanfaat mencegah penyebaran dan tingkat pertumbuhan sel tumor yang sudah tidak bisa diobati dengan cara dioperasi.
Menurunkan berat badan
Jahe memiliki efek
kenyang lebih lama, sehingga membuat
orang tidak ingin makan lebih banyak. Selain itu jahe juga mmapu meningkatkan metabolism
tubuh dan kalori yang dibakar, itu sebabnya jahe dapat menekan nafsu makan.
Hemm….sangat cocok ya untuk orang yang sedang diet.
Memperkuat sistem
kekebalan tubuh
Kandungan vitamin C
dan magnesium pada jahe dapat membantu meningkatkan system kekebalan tubuh.
Tidak hanya itu saja jahe juga dapat berfungsi sebagai antioksidan bagi tubuh. Hal
itu karena jahe juga mengandung gingerols, shogaols, dan zingerones. Konsumsi
secara rutin jahe agar tubuh mendapat manfaat tersebut.
***
Produk Jahe
Produk olahan dari jahe
yang beredar dipasaran umumnya adalah minuman, dan kue jahe. Jahe popular sebagai
bumbu masakan, baik minuman, lauk maupun sayur. Jahe juga banyak dijual dipassr
dalam kondisi masih segar, maupun dalam bentuk bubuk.
Menanam Jahe, Bubuk jahe
Untuk membuat bubuk
jahe caranya sangat sederhana, bisa dilakukan dirumah. Jahe cuci bersih, buang
kulit arinya, kemudian iris tipis. Jemur irisan jahe sampai benar-benar kering.
Haluskan jahe iris dengan blender, saring. Kemas bubuk jahe dalam plastic atau
wadah yang kering dan bersih, agar tidak mudah busuk. Jahe bubuk bisa dibuat
minuman, campuran kue, atau bumbu masakan. Bisa untuk konsumsi sendiri atau
dijual melalui online shop.
Indonesia kaya akan
rempah, tanahnya subur, cocok untuk budidaya jahe. Jahe juga bisa tumbuh dengan
baik didalam media tanam pot. Perawatannya sangat mudah, hanya disiram secara
teratur dan beri pupuk oragnik dari sisa sayuran, kulit telur, air cucian
beras. Bisa juga hanya disiram dengan air biasa. Media tanam untuk menanam jahe
dalam pot adalah tanah dicampur dengan pupuk kompos.
Jika ditanam dilahan
tanah. Tanah digempurkan lebih dahulu, diberi pupuk organic atau pupuk kandang.
Perawatannya hamper sama, hanya rajin disiram jika tidak musim hujan, dan
dibersihkan dari gulma dan hama. Kalau mau hasilnya maksimal beri pupuk organic
secara berkala.
**
Demikian coretan pagi
ini mengenai jahe, semoga bermanfaat.