Monday, May 18, 2020

Cerita tentang Jahe

Jahe dan Tanaman lain

Beberapa waktu yang lalu kami panen jahe yang ditanam dalam pot. Jahe itu sudah ditanam cukup lama lebih dari satu tahun. Waktu itu saya bersama asisten sedang rajin bercocok tanam, baik di pot maupun lahan tanah.



 Jahe

Jenis tanaman yang kami tanam, ada sayuran; terong, cabe, tomat, sawi, bayam, jahe, dan bunga. Seiring kesibukan dan musim kemarau aktifitas menanam tidak diteruskan setelah panen. Hanya beberapa tanaman yang tahan lama tetap kami rawat. Pengertian dirawat disini bukan seperti petani professional ya hehe. Kami sekedar menyiram dan tidak ada pperawatan khusus, sama saja hanya dibiarkan hidup.


Kembali keinginan bercocok tanam. Kali ini fokus saya bukan pada tanaman sayuran tetapi bunga yang awet dan mudah perawatannya. Pilihan jatuh pada palem, lidah mertua, tanaman gantung, krokot. Intinya yang mudah hidup dan mudah perawatannya.


Tujuannya waktu itu untuk hiasan teras dan mencegah sampah daun masuk teras dan rumah. Musim kemarau angin kencang, halaman dan teras jadi cepat kotor  oleh  sampah yang terbawa angin. Sedangkan tanaman dibelakang rumah berfungsi untuk tirai,atau pembatas supaya tidak langusng terlihat bagian dalam rumah ketika pintu dibuka. Maklum dibelakang rumah berbatasan langusng dengan halaman rumah orang lain.    


Tanaman jahe yang ditanam beberapa waktu  yang lalu,  ikut saya pindah kebelakang. Daunnya rimbun, apalagi ada tanaman lidah buaya juga dalam pot tersebut. Jadi tumpang sari dengan jahe.


Masa pandemi corona saya jadi punya banyak waktu dirumah dan mulai rajin merawat tanaman. Saya lihat jahe ini ada umbi yang muncul kepermukaan.  Setelah saya periuksa, ternyata banyak juga. Tidak menyangka umbi yang dulu ditanam tumbuh baik dan berkembang. Mau memanennya tapi masih belum punya waktu, maka saya bairkan dulu.

Panen Jahe

Tiba saat panen, saya mengajak anak laki-laki saya untuk memanen jahe, mumpung dia tidak tidur pagi. Tanaman dalam pot itu saya bongkar pelan-pelan, masyaallah umbi-umbi jahe luamyan banyak, tidak saya bongkar semua saya sisakan separohnya. Lidah buaya juga saya bo tapi semuanya. Maksunya biar kedepan pot ini tidak campur dengan tanaman lain. Lidah buaya akan saya sediakan pot tersendiri.


Umbi jahe saya cuci kemudian saya jemur, supaya airnya hilang, dan jahe tidak mudah busuk. Sayangnya saya tidak telaten, jadi tidak saya timbang berapa berat jahe itu.


Beberapa umbi kembali saya tanam  dalam pot tersebut. Pengalaman ini menjadikan saya bersemangat untuk menanam lebih banyak suatau saat akan saya budidayakan menanam jahe dalam pot. Syukur-syukur bisa menanam dilahan tanah.


Seingat saya dulu, waktu ekcil kakak saya menanam jahe di kebun samping rumah tidak berbuah atau tidak berkembang umbinya, hanya daunnya saja yang subur.  Why? Entahlah, kini terbukti jahe bisa tumbuh dan berkembang di pot maupun ditanah.  

 

****

Manfaat Jahe 

Setelah bercerita sejarah menanam jahe dalam pot, maka sekarang akan mengulik apa saja manfaat dari rimpang jahe.

 

Mengurangi mual 

Mual atau morning sickness pada ibu hamil dapat diatasi dengan mengkonsumsi jahe dalam bentuk minuman maupun permen. Hal itu berdasarkan studi yang dilakukan oleh Royal College of Obtetricians and Gynaecologist.

Konsumsi pada ibu hamil tetap harus dikonsultasikan kepada dokter, karena jahe juga memiliki efek samping seprti diare, dan nyeri ulu hati.


Meredakan sakit otot

Pegal-pegal dan sakit otot setelah berolahraga dapat diatasi dengan Jahe. Caranya jahe diparut dan dioleskan pada bagian yang sakit.


Memperbaiki pencernaan

Sudah sejak jaman dahulu kala, jahe digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan. Jahe mengandung phenolic yang mampu mencegah iritasi gastrointertinal, mencegah kontraksi dan stimulasi air liur, juga dapat membantu pergerakan makanan dan minuman dalam pencernaan serta mengeluarkan gas pada system pencernaan. Oleh karenanya masalah jahe dapat mencegah kolik, dan dispepsia. 

   

Mencegah Penyakit Kulit dan  Detoksasi

Jahe bermanfaat melindungi tubuh dari bakteri e coli, staphyloccus aureus dan jamur yang menyebabkan penyakit kulit. Hal itu berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli, menemukan bahwa dermicidin sejenis protein yang diproduksi oleh kelenjar keringat, dapat melindungi tubuh dari penyakit kulit. Konsumsi jahe mampu memicu mengeluarkan keringat. Masyaallah, ternyaat berkeringat itu penting dan banyak manfaatnya ya..

Proses detoksasi tubuh dengan jahe karena jahe mampu membantu tubuh mengeluarkan keringat. Keringat yang keluar dari tubuh sangat membantu pada saat flu, atau demam. Keringat juga membantu proses detokfisasi  yang melindungi diri dari mikroorganisme penyebab infeksi kulit.


Mencegah kanker

Jahe dapat melindungi diri dari kanker, apa sebabnya ya? Oh rupanya jahe memiliki kandungan ngingeriol, phytonutrient yang dapat mencegah pertumbuhan sel kanker usus.

Hal itu didsarkan pada studi yang dilakukan University of Minnesota dengan menguji coba pada tikus. Hasilnya kelompok tikus yang tidak diberi ngingeriol mengalami pertumbuhan kanker usus semakin parah. Penelitian tersebut membuktikan bahwa Gingerol bermanfaat mencegah penyebaran dan tingkat pertumbuhan sel tumor yang sudah tidak bisa diobati dengan cara dioperasi.

 

Menurunkan berat badan

Jahe memiliki efek kenyang lebih lama,  sehingga membuat orang tidak ingin makan lebih banyak. Selain itu jahe juga mmapu meningkatkan metabolism tubuh dan kalori yang dibakar, itu sebabnya jahe dapat menekan nafsu makan. Hemm….sangat cocok ya untuk orang yang sedang diet.


Memperkuat sistem kekebalan tubuh

Kandungan vitamin C dan magnesium pada jahe dapat membantu meningkatkan system kekebalan tubuh. Tidak hanya itu saja jahe juga dapat berfungsi sebagai antioksidan bagi tubuh. Hal itu karena jahe juga mengandung gingerols, shogaols, dan zingerones. Konsumsi secara rutin jahe agar tubuh mendapat manfaat tersebut.

***

Produk Jahe

Produk olahan dari jahe yang beredar dipasaran umumnya adalah minuman, dan kue jahe. Jahe popular sebagai bumbu masakan, baik minuman, lauk maupun sayur. Jahe juga banyak dijual dipassr dalam kondisi masih segar, maupun dalam bentuk bubuk.

Menanam Jahe, Bubuk jahe

Untuk membuat bubuk jahe caranya sangat sederhana, bisa dilakukan dirumah. Jahe cuci bersih, buang kulit arinya, kemudian iris tipis. Jemur irisan jahe sampai benar-benar kering. Haluskan jahe iris dengan blender, saring. Kemas bubuk jahe dalam plastic atau wadah yang kering dan bersih, agar tidak mudah busuk. Jahe bubuk bisa dibuat minuman, campuran kue, atau bumbu masakan. Bisa untuk konsumsi sendiri atau dijual melalui online shop.

Indonesia kaya akan rempah, tanahnya subur, cocok untuk budidaya jahe. Jahe juga bisa tumbuh dengan baik didalam media tanam pot. Perawatannya sangat mudah, hanya disiram secara teratur dan beri pupuk oragnik dari sisa sayuran, kulit telur, air cucian beras. Bisa juga hanya disiram dengan air biasa. Media tanam untuk menanam jahe dalam pot adalah tanah dicampur dengan pupuk kompos.


Jika ditanam dilahan tanah. Tanah digempurkan lebih dahulu, diberi pupuk organic atau pupuk kandang. Perawatannya hamper sama, hanya rajin disiram jika tidak musim hujan, dan dibersihkan dari gulma dan hama. Kalau mau hasilnya maksimal beri pupuk organic secara berkala.

**

Demikian coretan pagi ini mengenai jahe, semoga bermanfaat.  

 

 

 


Friday, May 15, 2020

Cerita Hari Ini

Bismillah...

Beberapa hari ini berbagai berita masuk ke beranda facebook, WAG, dan dari tetangga mengenai virus Corona, Bandara Penuh Sesak, tetangga yang nekad mudik dari Jakarta, Iuran BPJS dan lain-lain. Berita tersebut dianggap datang tiba-tiba. Maka sukses menarik perhatian banyak warga, dan melahirkan beberapa reaksi berupa opini yang disampaikan di media sosial. 

Wednesday, May 13, 2020

Jurnal Pekan Kedua Kelas Kupu-Kupu


Alhamdulillah memasuki  tahap kedua program mentorship. Tadi sore pukul 16.00 WIB Bunda Siti Rohma selaku mentor saya melakukan video call (VC) via messenger. Sebelumnya tentu sudah membuat janji  terlebih dahulu. Kemudian menentukan dan menyepakati waktu.

Apa yang dibahas waktu VC? Sesuai peraturan di pekan kedua adalah menyamakan tujuan. Tujuan mentorship tahap kedua ini adalah mentor sharing pengalaman, guna memantabkan saya yang sedang belajar HS (Home Schooling).

Friday, May 8, 2020

Pertama

Bismillah...

Melihat perkembangan putri keduaku rasanya tak lama lagi akan mendapat haid or menstruasi.

Ternyata benar, ketika bangunkan dia untuk sahur, kulihat ada noda ada bagian celana tidurnya. Aku minta dia untuk ke kamar mandi untuk cek pakaian dalamnya. 

Dia menunjukan kepadaku, iya...dia dapat haid pertama. Dia senang artinya boleh tidak puasa. Sebelumnyaa dia pernah iri waktu aku tidak puasa karena haid. 

Aku menyarankan begini dan begitu, cara pakai pembalut. Berapa kali haru ganti,cara mencuci pakaian dalam. Cara memperlakukan pembalut sebelum dibuang. 

Dia mengeluh sakit perut, tidak enak makan. Aku tersenyum, "begitulah nak, sesuatu yang kamu anggap enak belum tentu enak." Waktu itu dia bilang "enak Ummi gak puasa, karena halangan." Sekarang dia merasakan betapa tidak enaknya saat haid. 
***
Sebelum mendapat haid aku sudah sering ajak dia ngobrol bab haid. Rasa ingin tahunya juga sangat tinggi mengenai segala sesuatu tentang haid. Alhamdulillah aku bahagia karena menjadi tempat bertanya anakku. Berharap anak-anak mendapat informasi yang valid dari kedua orangtuanya. 

Oleh karenanya sebisa mungkin anak-anak harus dekat secara emosional dengan orangtua. Maka, usaha membangun bonding dengan anak terus dilakukan.

Kami bukan orangtua yang sempurna masih harus banyak belajar dan terus belajar. Belajar menjadi orang tua. Tidak sekolah menjadi orangtua. Bersama anak kami belajar menjadi orangtua. Tidak mudah ya menjadi orang tua yang bijak dan sabar.

Haid pertama kakak hanya salah satu peristiwa yang harus dilalui. Masih banyak ilmu lain yang harus dipersiapkan untuk mendidiknya.

Kakak sudah mulai tertarik merawat diri dan penampilan. Menyukai K-Pop Korea. Tertarik menggunakan beberapa alat kecantikan. Suka menari di aplikasi Tik Tok. Hemm...PR berat bagi orangtua untuk meluruskan pandangan terhadap idola K-Pop. Juga memberi pemahaman tentang produk yang aman bagi kesehatan dan kecantikan.

Bismillah semoga diberikan kekuatan dan kemampuan mendidik anak-anak sesuai ajaran agama yang kami anut.
Aamiin





 

Tuesday, May 5, 2020

Serunya Mencari Mentor dan Mentee

Bismillah kelas kupu-kupu Bunda Cekatan sudah di mulai.

Kebingungan, roaming, low bat (emang hp) iya..tidak hanya hp-nya saja yang low bat. Pemiliknya juga nih lowbat hehe.

Sempat terpikir...mundur...nyerah...gal lanjut. Agenda harian di rumah bersama keluarga sudah sangat menyita waktu. 

Hati berbisik...jangan menyerah pasti kamu bisa...

Selain kesibukan membersamai keluarga dirumah. Juga perasaan yang oleh Bu Septi disebut penyakit. Apa itu? Merasa tidak mampu dan tidak bisa apa-apa, tidak pantas menjadi mentor. 

Jujur bingung kalau ditanya apa keahlianmu? 🤔🤔mikir keras 

Suntikan semangat dari Bu Septi membuatku tumbuh keberanian mengajukan diri menjadi mentor. Mentor bidang kepenulisan artikel. Sudah melamar mentee tapi belum berhasil. 

Akhirnya edit profil, tambahkan cooking, food preparation. Terus melamar dua orang untuk jadi mentee. Belum dibalas. 

Sampai hari ini (06/04/2020) belum dapat mentee. Sudah mengajukan beberapa lamaran yang dua menjawab sudah punya mentor. Satunya tidak direspon.
***
Alhamdulillah untuk mencari mentor tidak ada kesulitan. Saya mendapat mentor praktisi HS. Karena memang ingin belajar banyak tentang HS. Masyaallah luar biasa, keempat anak beliau semua HS. 

Kami sudah mulai berkenalan via messenger. Alhamdullillah beliau sangat welcome dan ramah.

Untuk jam diskusi kami tidak menentukan jam yang sama. Tetapi sudah sepakat akan saling merespon disaat bisa. 

Home Schooling/HS ilmu itu sangat dibutuhkan saat ini. Meskipun ini tidak masuk dalam mind map.Hayoo...mulai lirik bidang lain..🙏🙏. Menyesuaikan kebutuhan saja...boleh kan? Hehe
***
Ada satu anak yang memilih HS, maka mau tidak mau saya harus belajar HS. Tentu dengan dukungan Pak Suami. 

Memulai HS di usia sekarang memang tidak mudah. Karena sudah pernah sekolah formal. Tetapi tidak ada kata terlambat untuk memulai apapun. Bismillah...

Semoga di kelas kupu-kupu ini saya bisa belajar HS dari mentor. 
Aamiin

Monday, May 4, 2020

Challenge Kekinian




Bismillah...

Hemm...niatnya mau nulis apa yang ditulis apa. Tengok draft di blog, rupanya banyak tulisan yang tertunda. Salah satunya adalah tentang sayur pepaya muda yang pakai santan.

Ceritanya diajak bikin video challenge oleh teman-teman pecinta boga. Agak ragu menerima challenge ini. Ikut atau tidak, mengingat berbagai kesibukan di rumah selama pandemi corona. 

Nyaris mau kirim pesan tidak jadi ikut, situasi dan kondisi sedang tidak mendukung. Video belum dibuat. Bahan masakan yang dipilih untuk challenge sudah dimasak, tapi tidak sempat direkam. Mau beli lagi, sedang membatasi keluar rumah. Hampit menyerah...(lagi).

Sudah terbayang betapa ribetnya rekaman video itu. Mesti dandan cantik, pakai baju yang pantas. Penampilan kudu okelah. Terbiasa ndomestik, pakai seragam daster or baju rumahan. Hal itu membuat saya males sengaja dandan, apalagi hanya untuk rekaman sebentar..hehe. Makanya sampai sekarang belum tergerak bikin konten Youtube. Walau kadang ingin...

Suatu hari mood lagi baik, saya sampaikan kepada Pak Suami dan anak-anak tentang challenge tersebut. Juga minta bantu untuk ambil gambar rekaman video. Take lebih dari 10 kali, luar biasa susahnya ternyata...😄
Hasilnya pun kaku, kelihatan sekali kurang pengalaman.

Menu masakan yang saya buat juga berubah. Awalnya sop manten, diganti pepaya muda santan. Menyesuaikan bahan yang ada saja. Kebetulan dapat pepaya muda dari mertua. 

Pilih-pilih gambar video yang sekiranya layak tayang. Diserahkan kepada editor yang kami tunjuk. Ada sedikit kekeliruan acting, tapi masih bisa disiasati. Syukurlah...rasanya gak sanggup kalau harus mengulang rekaman lagi..hiks.

Seseruan bikin challenge membuat bahagia. Hasilnya masih nunggu diedit ...
***
Resep Sayur Santan Pepaya Muda

Bahan 
1 buah pepaya muda, dikupas dan iris memanjang,
Santan

Bumbu
Dua bawang
Cabe merah besar
Cabe rawit
Kemiri
Garam
Kecap 

Bumbu pelengkap
Daun salam
Lengkuas

Cara masak
Remas dengan garam pepaya iris smapai lembut.

Cuci pepaya dan tiriskan

Tumis bumbu halus sampai harum

Masukan pepaya, daun salam,lengkuas.

Tuang air secukupnya

Masak sampai pepaya empuk

Masukan santan tunggu sampai mendidih.

Tambahkan penyedap bila suka.
Tambahkan kecap  sendok makan

Koreksi rasa
Angkat dan sajikan

***











Mendidik Anak Ala Keluarga Berbudi

Link