Friday, May 8, 2020

Pertama

Bismillah...

Melihat perkembangan putri keduaku rasanya tak lama lagi akan mendapat haid or menstruasi.

Ternyata benar, ketika bangunkan dia untuk sahur, kulihat ada noda ada bagian celana tidurnya. Aku minta dia untuk ke kamar mandi untuk cek pakaian dalamnya. 

Dia menunjukan kepadaku, iya...dia dapat haid pertama. Dia senang artinya boleh tidak puasa. Sebelumnyaa dia pernah iri waktu aku tidak puasa karena haid. 

Aku menyarankan begini dan begitu, cara pakai pembalut. Berapa kali haru ganti,cara mencuci pakaian dalam. Cara memperlakukan pembalut sebelum dibuang. 

Dia mengeluh sakit perut, tidak enak makan. Aku tersenyum, "begitulah nak, sesuatu yang kamu anggap enak belum tentu enak." Waktu itu dia bilang "enak Ummi gak puasa, karena halangan." Sekarang dia merasakan betapa tidak enaknya saat haid. 
***
Sebelum mendapat haid aku sudah sering ajak dia ngobrol bab haid. Rasa ingin tahunya juga sangat tinggi mengenai segala sesuatu tentang haid. Alhamdulillah aku bahagia karena menjadi tempat bertanya anakku. Berharap anak-anak mendapat informasi yang valid dari kedua orangtuanya. 

Oleh karenanya sebisa mungkin anak-anak harus dekat secara emosional dengan orangtua. Maka, usaha membangun bonding dengan anak terus dilakukan.

Kami bukan orangtua yang sempurna masih harus banyak belajar dan terus belajar. Belajar menjadi orang tua. Tidak sekolah menjadi orangtua. Bersama anak kami belajar menjadi orangtua. Tidak mudah ya menjadi orang tua yang bijak dan sabar.

Haid pertama kakak hanya salah satu peristiwa yang harus dilalui. Masih banyak ilmu lain yang harus dipersiapkan untuk mendidiknya.

Kakak sudah mulai tertarik merawat diri dan penampilan. Menyukai K-Pop Korea. Tertarik menggunakan beberapa alat kecantikan. Suka menari di aplikasi Tik Tok. Hemm...PR berat bagi orangtua untuk meluruskan pandangan terhadap idola K-Pop. Juga memberi pemahaman tentang produk yang aman bagi kesehatan dan kecantikan.

Bismillah semoga diberikan kekuatan dan kemampuan mendidik anak-anak sesuai ajaran agama yang kami anut.
Aamiin





 

Tuesday, May 5, 2020

Serunya Mencari Mentor dan Mentee

Bismillah kelas kupu-kupu Bunda Cekatan sudah di mulai.

Kebingungan, roaming, low bat (emang hp) iya..tidak hanya hp-nya saja yang low bat. Pemiliknya juga nih lowbat hehe.

Sempat terpikir...mundur...nyerah...gal lanjut. Agenda harian di rumah bersama keluarga sudah sangat menyita waktu. 

Hati berbisik...jangan menyerah pasti kamu bisa...

Selain kesibukan membersamai keluarga dirumah. Juga perasaan yang oleh Bu Septi disebut penyakit. Apa itu? Merasa tidak mampu dan tidak bisa apa-apa, tidak pantas menjadi mentor. 

Jujur bingung kalau ditanya apa keahlianmu? 🤔🤔mikir keras 

Suntikan semangat dari Bu Septi membuatku tumbuh keberanian mengajukan diri menjadi mentor. Mentor bidang kepenulisan artikel. Sudah melamar mentee tapi belum berhasil. 

Akhirnya edit profil, tambahkan cooking, food preparation. Terus melamar dua orang untuk jadi mentee. Belum dibalas. 

Sampai hari ini (06/04/2020) belum dapat mentee. Sudah mengajukan beberapa lamaran yang dua menjawab sudah punya mentor. Satunya tidak direspon.
***
Alhamdulillah untuk mencari mentor tidak ada kesulitan. Saya mendapat mentor praktisi HS. Karena memang ingin belajar banyak tentang HS. Masyaallah luar biasa, keempat anak beliau semua HS. 

Kami sudah mulai berkenalan via messenger. Alhamdullillah beliau sangat welcome dan ramah.

Untuk jam diskusi kami tidak menentukan jam yang sama. Tetapi sudah sepakat akan saling merespon disaat bisa. 

Home Schooling/HS ilmu itu sangat dibutuhkan saat ini. Meskipun ini tidak masuk dalam mind map.Hayoo...mulai lirik bidang lain..🙏🙏. Menyesuaikan kebutuhan saja...boleh kan? Hehe
***
Ada satu anak yang memilih HS, maka mau tidak mau saya harus belajar HS. Tentu dengan dukungan Pak Suami. 

Memulai HS di usia sekarang memang tidak mudah. Karena sudah pernah sekolah formal. Tetapi tidak ada kata terlambat untuk memulai apapun. Bismillah...

Semoga di kelas kupu-kupu ini saya bisa belajar HS dari mentor. 
Aamiin

Monday, May 4, 2020

Challenge Kekinian




Bismillah...

Hemm...niatnya mau nulis apa yang ditulis apa. Tengok draft di blog, rupanya banyak tulisan yang tertunda. Salah satunya adalah tentang sayur pepaya muda yang pakai santan.

Ceritanya diajak bikin video challenge oleh teman-teman pecinta boga. Agak ragu menerima challenge ini. Ikut atau tidak, mengingat berbagai kesibukan di rumah selama pandemi corona. 

Nyaris mau kirim pesan tidak jadi ikut, situasi dan kondisi sedang tidak mendukung. Video belum dibuat. Bahan masakan yang dipilih untuk challenge sudah dimasak, tapi tidak sempat direkam. Mau beli lagi, sedang membatasi keluar rumah. Hampit menyerah...(lagi).

Sudah terbayang betapa ribetnya rekaman video itu. Mesti dandan cantik, pakai baju yang pantas. Penampilan kudu okelah. Terbiasa ndomestik, pakai seragam daster or baju rumahan. Hal itu membuat saya males sengaja dandan, apalagi hanya untuk rekaman sebentar..hehe. Makanya sampai sekarang belum tergerak bikin konten Youtube. Walau kadang ingin...

Suatu hari mood lagi baik, saya sampaikan kepada Pak Suami dan anak-anak tentang challenge tersebut. Juga minta bantu untuk ambil gambar rekaman video. Take lebih dari 10 kali, luar biasa susahnya ternyata...😄
Hasilnya pun kaku, kelihatan sekali kurang pengalaman.

Menu masakan yang saya buat juga berubah. Awalnya sop manten, diganti pepaya muda santan. Menyesuaikan bahan yang ada saja. Kebetulan dapat pepaya muda dari mertua. 

Pilih-pilih gambar video yang sekiranya layak tayang. Diserahkan kepada editor yang kami tunjuk. Ada sedikit kekeliruan acting, tapi masih bisa disiasati. Syukurlah...rasanya gak sanggup kalau harus mengulang rekaman lagi..hiks.

Seseruan bikin challenge membuat bahagia. Hasilnya masih nunggu diedit ...
***
Resep Sayur Santan Pepaya Muda

Bahan 
1 buah pepaya muda, dikupas dan iris memanjang,
Santan

Bumbu
Dua bawang
Cabe merah besar
Cabe rawit
Kemiri
Garam
Kecap 

Bumbu pelengkap
Daun salam
Lengkuas

Cara masak
Remas dengan garam pepaya iris smapai lembut.

Cuci pepaya dan tiriskan

Tumis bumbu halus sampai harum

Masukan pepaya, daun salam,lengkuas.

Tuang air secukupnya

Masak sampai pepaya empuk

Masukan santan tunggu sampai mendidih.

Tambahkan penyedap bila suka.
Tambahkan kecap  sendok makan

Koreksi rasa
Angkat dan sajikan

***











Sunday, May 3, 2020

Bebikinan Bakso Ayam Bersama Anak-Anak

Hikmah Corona Virus ramadhan bulan ini semua bisa berkumpul di rumah. Berlima bisa ikut puasa semua.

Alhamdulillah Adik Ay ikut puasa penuh tanpa tangis ingin mutus puasa. Hanya di hari pertama menangis karena haus dan lapar. Selebihnya sudah enjoy menjalani puasa. 
***

Untuk mengisi waktu anak-anak saya ajak bebikinan didapur. Kali ini mencoba bikin bakso daging ayam. Penasaran seperti apa sebenarnya bikin bakso ayam, karena belum pernah membuatnya. 

Daging giling saya pesan yang sudah dibumbui, tinggal mbentuk saja. Jadi saya tidak tahu bumbu dan seberapa tepung campurannya. Ingin membuat bumbu sendiri tetapi karena belum pengalaman, akhirnya memutuskan untuk pesan daging giling yang sudah ready. Pesan sama tetangga yang memiliki usaha ayam. 

Saya pesan 1.5 kg daging giling. Pagi-pagi pesanan diantar. Kemudian saya ajak anak-anak membuatnya. Sengaja anak-anak saya libatkan. Mereka saya ajak membentuk bakso menjadi bulatan, dengan alat bantu sendok. Daging yang dibulatkan langsung dimasukan ke air panas. Setelah bakso mengapung diangkat dan dimasukan kedalam air es. 

Setelah semua matang dan didinginkan di air es, bakso disaring dan ditiriskan. Bakso yang sudah tiris, dimasukan kedalam food container yang ada tutupnya. Alhamdulillah jadi banyak. Sebagian saya simpan di freezer, untuk stok. Sisanya saya simpan di kulkas, nanti sore mau dimasak untuk berbuka.
**
Saya sisakan sedikit daging ayam, ditambahkan tepung tapioka. Diuleni dengan air panas, kemudian dibentuk bulat-bulat jadilah cilok.

Rebus sampai mengapung tanda sudah matang. Cilok saya dinginkan kemudian saya masukan ke dalam wadah tertutup dan simpan di kulkas.

Nanti sore tinggal memanaskan dan dibuatkan sambal kacang. Sambal kacang terdiri dari kacang tanah, cabe, dua bawang, garam, gula merah, dan penyedap.
***
Tujuan dari kegiatan bersama anak ini adalah mengajarkan cara membuat bakso. Mulai dari proses membentuk sampai menjadi bakso. Anak akan belajar tentang proses. Selama ini anak-anak hanya tahu bakso yang ready to eat. Harapannya mereka jadi paham bahwa segala sesuatu butuh proses. 

Kedua, mengisi waktu dan mengalihkan perhatian dari gadget. Tidak bisa dipungkiri di era digital ini anak-anak lebih suka menghabiskan waktu bermain gadget. Kegiatan ini diharapkan mampu sedikit mengalihkan mereka dari gadget dengan cara yang halus. Cara yang tidak kentara. 

Ketiga, memberi bekal keterampilan membuat makanan. Pengalaman ini sangat berguna bagi mereka. Setidaknya untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarga mereka kelak. Bisa juga jadi lahan rezeki di masa depan. 

Sambil membuat bakso saya ceritakan seorang juragan bakso yang sudah sangat sukses. Cabangnya sudah berada di banyak tempat. Kebetulan anak-anak suka dan tahu warung bakso yang saya ceritakan. Artinya keterampilan membuat bakso sangat berguna bagi anak sebagai bekal menempuh hidup di masa depan. Who knows?
***
Dari ketiga anak hanya satu anak yang bersemangat mengikuti proses membuat bakso dari awal sampai selesai. 

Anak yang satu, ikut membuat hanya sebentar, itupun saya lihat dia merasa agak gimana melihat tangannya belepotan terkena daging. Dia tidak menikmati membuat bakso. Belum selesai saya ijinkan dia meninggalkan dapur. Ternyata dia memilih merapikan pakaian dilemarinya.

Anak satu lagi, ikut setelah pertengahan. Bahan bakso tinggal separuhnya dia baru ikut turun ke dapur. Dia tidak begitu bersemangat tapi tidak juga menolak dan ikut sampai selesai. Dia bercerita sudah pernah membuat bakso bersama teman di sekolahan waktu acara masak bareng. 

Anak yang satu lagi (kan anaknya tiga..hehe). Kelihatan menikmati proses membuat bakso dari awal selesai. Tidak risih ketika jari tangan terkena daging. Bahkan sempat terkena percikan air panas ketika memasukan butiran bakso. Bahkan saya suruh berhenti dia tidak mau. 

Kegiatan ini sekaligus melihat minat anak-anak dalam bidang kuliner. Anak nomor dua senang bebikinan makanan dan minuman kekinian. Seperti boba dan kopi dalgona. Anak pertama suka seblak. Anak nomor tiga suka bikin cake, kadang ikut apa yang dibuat kedua kakaknya atau emaknya.
***
Sayangnya tidak sempat foto bakso hasil seseruan kami tadi. 


Saturday, May 2, 2020

Friday, May 1, 2020

10 Ciri Anak Kecanduan Game dan Cara Mengatasi



Kecanduan game online atau gaming disorder (GD) merupakan salah satu gangguan penyakit oleh WHO.

Mendidik Anak Ala Keluarga Berbudi

Link