Thursday, April 9, 2020

Ada Kemajuan; Sedih kalau Tidak Menulis dan Setor Tulisan


Kemarin saya tidak setor jurnal tantangan 30 (T30), ceritanya ketiduran. Jadi pas ingat belum sempat menulis, kemudian mengantar anak tidur dan bablas ikut tidur.

Saya jadi sedih, itu artinya bolong lagi satu hari, dan tidak setor KLIP satu kali. Padahal bulan ini bertekad todak bolong di KLIP. Bulan sebelumnya cuma setor 10 kali, itulah yang menyelamatkan saya tetap diijinkan ikut kelompok pecinta aksara itu. Sejak itu jadi terdasar bahwa mengikuti suatu komunitas itu tidak boleh asal ikut, tapi lupa tanggung jawab berkarya sesuai komunitas. Lha ikut komunitas menulis ya harus mau nulis tho, hehe.

Ada kemajuan nih, sedih bila tidak setor, biasanya santai saja. Baguslah kalau begitu, biar ada semangat untuk menulis dan rajin setor tulisan.

Ini Tantangan hari ke-17, sudah melewati separoh waktu menempa diri menjadi kepompong sebelum kupu-kupu. Begini ya rasanya  bertapa, dalam hal ini menulis.  Ditengah perjalanan saya melebarkan sayap menulis fiksi. Tak disangka saya menikmati dan mulai percaya diri menulis fiksi.

Sekarang sudah sampai episode 5 aksara yang sudah saya rangkai. Episodenya lumayan panjang isinya, semoga tidak bertele-tele ya alur ceritanya. Dalam sehari kadang bisa menulis sampai 10 ribu kata, dan itu tanpa disadari, pas lihat jumlah huruf di aplikasi itu, baru sadar, dan berusaha mengakhiri cerita. Takutnya pembaca bosan, dan lelah kalau terlalu panjang.

Artikel non-fiksi malah belum selesai, nih. Hayoo..mulai males nulis non fiksi ..hehe. Jujur iya sih. Ada hal yang sangat krusial antara menulis fiksi dan non-fiksi. Imajinasi! ya, kalau fiksi bisa bebas berimajinasi, mau cerita apa, mau jadi tokoh apa, bebas.

Awalnya saya kira tidak bisa berimajinasi lagi, ternyata keliru. Ya itulah bila sudah saatnya, bila Allah telah ijinkan, pasti bisa. Padahal sejak SD sudah kepengen menulis fiksi, tapi selalu mentok dan tidak pernah jadi karya. Imajinasi waktu itu sedang abgus-bagusnya lho, sayang tidak bisa menuangkan ide. Sampai sekarang pun masih belum pandai menulis fiksi sih, ini tak sengaja, dan kebetulan menikmatinya. Makanya lanjut terus saja.

Merasa nyaman saja digrup itu, semua saling support tidak ada hujatan, atau komen yang menjatuhkan.  Atmosfer menulis berasa bangets. Alhamdulillah, semoga makin betah berkarya. Tidak cuma karena masa lockdown saja. Aamiin.

Njajal genre lain boleh kan ya, supaya tidak buntu. Aku melonggarkan syarat bagi diriku untuk menulis jenis apa, yang penting berkarya, dan yang penting jangan lupa tugas utama, menulis apa. Apapun jenis genrenya manfaatnya sama, makin pede menulis dan semangat. Bukankah itu sejatinya tujuan dikelas bunda cekatan ini? Cekatan dibidang kepenulisan.

Baiklah, lanjutkan revisi menulis non-fiksi dulu ya...terimakasih.


#harike17
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan





Tirakat Pekan Ketiga Kelas Kepompong




Hallo Bunda, apakabar hari ini? Semoga tetap sehat lahir batin. Tak terasa sudah sampai pekan ke-3 puasa di kelas kepompong. Puasanya dimulai hari ini, Kamis, 09 April 2020. 

Masih tirakat atau puasa yang sama, yaitu manajemen emosi, indikatornya tidak marah, tidak ngegas, tidak ngomel. Sederhana ya tetapi percayalah itu luar biasa susaaaah bagi saya. Memang sudah takdir diciptkan sebagai makhluk yang porsi bapernya lebih banyak, mungkin ya. kadang sampai putus asa lho, karena usaha untuk mengelola emosi sering ambyaar.

Berbagai teori mudah dihafal dan dibaca, namun praktiknya tidak semudah membaca. Masih sering kecolongan, loss control dalam banyak kondisi. Terutama kalau hadapi anak sendiri. Sering menangis melihat diri sudah makin menua, tetapi kondisi psikis masih begini. Bisakah aku sembuh??

Tidak ada yang instan, termasuk melatih kesabaran ini. Aku bersyukur karena masih diberi semangat untuk berjuang memperbaiki diri. Semoga berhasil.

Artikel Lain : Gila Menulis
===
#puasapekanke3
#kelaskepompong
#Bundacekatan
#institutibuprofesional

Tuesday, April 7, 2020

Menulis Tanpa Tuntutan itu Tidak Mudah, Beraaat


Hari ini tepat 15 hari menjalani tantangan 30 hari atau T30, artinya sudah setengah perjalanan dapat dilalui. Apa yang dirasakan selama menjalani tantangan ini? Rasanya nano-nano, alias beraneka rasa, yang pasti tidak mudah mengelola semangat menulis. 

Kalau pada saat menempuh studi bisa menulis puluhan ribu kata dan ratusan halaman, mengapa saat ini setelah lulus tidak sama lagi? Jawabannya mudah, dulu ada rasa segan kepada dosen pembimbing, juga ingat masa studi yang dibatasi. Risikonya sangat besar, bagi pekerjaan maupun keluarga. 

Sedangkan saat ini menulis bukan lagi kewajiban, tetapi menjalankan komitmen dari diri sendiri. Inilah saatnya mengetahui sejauh apa komitmen untuk menjadi penulis. Karena pekerjaan seorang penulis ya menulis. Inilah tantangan yang sebenarnya. Ternyata benar kata dosen-dosen saya dulu, tantangan berkarya pada saat kuliah itu berat, namun lebih berat lagi setelah selesai kuliah. Disitulah ujian yang sebenarnya, apakah setelah lulus masih terus berkarya? 

Makjleb, sekarang saya sedang mengalaminya, hehe. Setelah tidak ada tuntutan berkarya, semangatnya melemah, kalau tidak hati-hati bisa terlena dan lupa. Alhamdulillah, berusaha menjaganya, dengan memilih lingkungan yang kondusif. 

Ehh kok malah cerita kemana-mana yak? hehe...maafken, kan masih relevan. Widih ngeyel!

Kembali ke T30, tidak mudah menjaga komitmen menulis 2 artikel dalam seminggu. Apalagi di masa social distancing ini. Naik turun semangat itu biasa yang penting tetap istiqomah. Justru seru rasanya kalau dapat menaklukan tantangan. 

Kabar baiknya alhamdulillah tulisan fiksi sudah lolos review, dan tulisan artikel ilmiah siap terbit di jurnal bereputasi. Sedangkan target artikel blog, sedang proses ditulis. mudah-mudahan segera selesai dan bisa diposting. Aamin.

Bersyukur alhamdulillah...


#harike15
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan

Monday, April 6, 2020

Manajemen Emosi, Agar Produktif Menulis




Puasa pekan kedua yaitu manajemen emosi. Hari pertama hasilnya masih need improvement, hari kedua sampai kelima lebih baik. Namun hari ke-6 merah lagi. Ya Allah betapa tidak mudahnya mengendalikan emosi.

Bismillah terus semangat, sampai berhasil sesuai harapan. 

Sekalianlah cerita mengenai tantangan menulis hari ini, hari ke-14. Artikel masih disimpan karena belum selesai dan masih acak-acakan. Mudah-mudahan besok bisa dilanjutkan sampai selesai dan di posting. Aamiin

Sudah berapa artikel berhasil ditulis? Kalau menurut target seharusnya 4 artikel. Setelah di cek alhamdulillah genap 4 artikel. Artikel tersebut adalah Green Marketing, Produk Hijau, 25 Kegiatan keluarga selama Lockdown, dan 15 cara mendidik anak laki-laki

Semoga bisa menulis yang lebih baik lagi. Semangaat...

#harike14
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#puasapekanke2

Sunday, April 5, 2020

15 Cara Mendidik Anak Laki-laki Usia Remaja


Untuk tantangan menulis hari ke-13 ini, terlintas ide menulis mengenai cara mendidik anak laki-laki. Mengapa hanya anak laki-laki? kenapa bukan anak perempuan juga? Hehe, supaya fokus maka saya pilih anak-laki-laki lebih dahulu, insyaallah lain waktu akan menulis tentang pendidikan anak perempuan. 
 

Saturday, April 4, 2020

Kumpulan Tugas Sekolah Anak


Bismillah ..hari ini mau nulis cerita menemani anak membuat  tugas belajar dan mengumpulkannya.



Tugas Anak Sekolah

 

Sejak ditetapkan status KLB virus Covid-19 anak-anak belajar di rumah. Setiap hari Ustadzah mengirimkan tugas ke WAG kelas. 

Tugasnya mengerjakan soal dari buku LKS. Kadang diminta praktik kemudian difoto dan dikirimkan ke Ustadzah.


Tugas rutin lainnya adalah hafalam surah Al-Quran. 

Tugas hafalan setiap anak berbeda sesuai pencapaiannya. Sedangkan tugas selain hafalan disamakan.

LKS

Mba Ay, kelas 1 Sekolah Dasar, memang suka menggambar. Kebetulan tugasnya ada yang harus digambar. Namun namanya anak-anak tidak selalu bersemangat mengerjakan PR dari gurunya.

Maka peran orang tua sangat diperlukan. Saatnya mendampingi anak belajar di rumah lebih intensif dari biasanya.



Baca Juga : Tantangan 11


Disela-sela mengerjakan tugas rumah tangga, Ibu harus bisa mendampingi anak belajar. Memotivasi anak agar mau belajar. Tidak boleh ada kata wegah meskipun capek. 


Kadang Mba Ay, tidak ceria mengerjakan tugas sekolahnya. Saya berusaha membujuk dan menenangkannya. Dia suka bete kalau diberi tahu PR-nya. Dengan memberikan pemahaman, alhamdulillah dia semangat dan senang mengerjakan PR.



Kalau tugas menjawab soal-soal di buku LKS dia lumayan rajin. Kadang belum diminta oleh guru sudah dikerjakan. Sehingga ketika tugas dikirim oleh gurunya, saya tinggal memoto saja, lalu mengirimkan ke gurunya.




Mba Ay agak kurang suka kalau harus praktik dan difoto. Susah diarahkan, dan cepat-cepat ingin selesai. Dia tidak suka difoto, malu katanya. 

Inilah tantangan bagi saya, harus bisa membujuk mba Ay, selama pengambilan foto. 


Tugas hafalan juga mba Ay semangatnya naik turun. Harus selalu diingatkan. Dia belum bisa membaca huruf arab yang disambung. Hal itu membuat dia merasa tidak percaya diri untuk memghafalkannya.


Kadang saya perdengarkan murottal dari handphone, tetapi mba ay bukan tipe belajar audia. Lebih nyaman bekajar dengan membaca atau melihat gambar.

Sejauh ini semua tugas bisa dikerjakan dengan baik dan tepat waktu. Tapi hafalannya kadang bolong sehari tidak setoran.


Itu cerita tentang mba ay. Kalau kakaknya tugasnya tidak terlalu banyak. Pernah diminta membuat rekaman pidato bahasa Jawa.


Mungkin keasyikan bermain, kakaknya tidak semangat mengerjakan tugas. Harus selalu diingatkan dan didampingi sampai selesai.


Demikin tantangan menulis hari ini



#harike12
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional

Mendidik Anak Ala Keluarga Berbudi

Link